PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Jl. Dr. Soetomo Telp. 738118 ( Hunting System ) Fax. 741793
S A M A R I N D A
KEBIJAKAN / KETENTUAN / PERATURAN RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TENTANG PELAYANAN PENGENDALIAN INFEKSI NASOKOMIAL A. Tujuan Sterilisasi 1. Mengawasi Proses sterilisasi 2. Mencegah terjadinya inkesi silang baik bagi pasien maupun petugas RS 3. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan peralatan, sehingga mampu menghemat biaya investasi, operasional serta pemeliharaan 4. Efisiensi tenaga paramedis, artinya tenaga paramedis yang berada dimasing-masing unit kerja tidak perlu lagi menangani kegiatan sterilisasi 5. Adanya standarisasi prosedur kerja dan adanya jaminan mutu hasil sterilisasi B. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Sterilisasi 1. Perencanaan a. Didalam meningkatkan mutu pelayanan perlu terfasilitasi peralatan yang berpedoman pada standar perencanaan pengadaaan peralatan b. Pejabat/ petugas dalam perencanaan pengadaaan peralatan dilakukan oleh kepala instalasi c. Pejabat/petugas dalam perencanaan pengadaan peralatan diketahui oleh Kabid Keperawatan d. Koordinasi dengan bidang Perencanaan terkait dengan pengadaaan peralatan keperawatan dan kebidanan 2. Pengadaan a. Didalam meningkatkan mutu pelayanan perlu terfasilitasi peralatan yang berpedoman pada standar perencanaan pengadaaan peralatan
b. Pejabat/ petugas dalam pengadaaan peralatan dilakukan oleh sub koordinator sterilisasi c. Pejabat/petugas dalam pengadaan peralatan diketahui oleh kepala instalasi d. Koordinasi dengan bidang Perencanaan terkait dengan pengadaaan peralatan keperawatan dan kebidanan 3. Pencucian a. Petugas memakai APD lengkap sesuai ketentuan (topi,masker,kaca mata,apron plastik,sarung tangan pendek,sarung tangan karet.) b. Secara manual :
Siapkan : larutan chlorin 0,5%, larutanhibiset 1% deterjen, kumpilkan alkes dari plastik kiriman dari unit yang telah direndam hibiset 3%.
Cuci / bersihkan dengan air mengalir dingin, sampai kontaminan fisik yang terlihat lepas, berikan deterjen bila perlu,
Bilas dengan air panas sampai bersih.
Rendam dalam larutan chlorin 5% / hibiset 1% yang telah disiapkan selama lima menit.
Catat jumlah barang kotor dan sisi barang bersih.
Bilas dengan air mengalir sampai bersih, keringkan dengan udara panas.
4. Pengemasan a. Instrumen bersih kemudian dikeringkan. b. Diolesi dengan paraffin. c. Diikat sesuai dengan jenis dan jumlahnya dengan benang atau dengan pencepit instrumen. d. Instrumen diteliti sesuai dengan chek list. e. Setelah cocok, instrumen dibungkus dengan kain pembungkus dengan cara tertentu dan berlapis 3, chek list dimasukkan di celah lipatan.
f. Diluar bungkus diberi letter dengan lakban dan ditulis
nama dan
tanggal pengesetan instrumen. g. Setelah diset semua kemudian disterilkan. 5. Pemberian Tanda a. Bahan pengemasan linen yang digunakan 1) Linen : kain muslin atau sejenisnya, yang mudah menembus uap 2) Kertas : kertas tidak rusak oleh pemanasan, tidak mudah sobek dan kedap air 3) Kantong khusus : terdiri dari kertas tahan air dan plastik, tidak tembus debu, mudah ditembus uap 4) Bak stailesstill berfilter atau tromol b. Metode kemasan : 1) Linen : minimal harus rangkap dua, non disposible 2) Kertas minimal rangkap dua, sekali pakai 3) Kantong khusus sekali pakai 4) Bak Stainlesstill, tromol non disposible c. Penggunaan pembungkus ; Sterilisasi steam : linen, kertas, kantong, bak d. pemberian tanda : semua barang yang akan disterilkan harus diberi : 1) Kertas identitas berisi : nama set, nama unit, tanggal, paraf petugas 2) Indikator tape 6. Proses sterilisasi a. Disinfeksi Dan Decontaminasi Instrumen 1) Alat – alat instrumen kotor diterima diruang serah terima dengan petugas IBS 2) Dicocokkan dengan check list yang ada dibungkusan. 3) Selanjutnya alat-alat direndam dalam Savlon selama lebih kurang 30 menit. 4) Setelah direndam kemudian dibilas denga air bersih dan dikeringkan.
5) Dipindahkan keruang seting dan disterilkan. b. Sterilisasi Uap Panas Kering 1) Instrumen dikemas dan diberi lebel sesuai prosedur. Baik yang dibungkus dengan linen maupun dengan tromol. 2) Linen dilipat dan kemudian dibungkus dengan pembungkus tromol. 3) Barang-barang
tersebut dimasukkan ke Auto Clave ditata
sedemikian rupa. 4) Isi chamber tidak boleh terlalu penuh. 5) Alat-alat permukaan cembung diletakkan dengan cara miring agar tidak ada cairan menggenang. 6) Setelah proses steril selesai dan suhu sudah dingin alat/barang dikeluarkan dan dipindahkan ke dalam raktertutup dan steril. 7) Apabila indukator steril tidak tercapai atau mesin mengalami eror, barang sterilan diulang dengan mesin yang lain. 7. Penyimpanan a. Ruang penyimpanan harus memenuhi syarat : 1) Kelembapan 35-80 % 2) Suhu
± 20ºC
3) Penerangan cukup 4) Kandungan mikroba :
Lantai
Dinding : 0-5 koloni/ cm²
Udara
: 0-5 koloni/ cm²
: 350 koloni/ m³ udara.
b. Semua barang steril keperluan di rumah sakit dapat dititipkan untuk disimpan di CSSD 1) Penyimpanan berdasar nama unit pengguna jasa 2) Penyimpanan berdasar nama set barang c. Penyimpanan di unit dapat dilakukan bila ruang / almari penyimpanan memenuhi syarat.
8. Penyaluran / distribusi a. Alat angkut barang bersih dan barang steril harus berbeda 1) Pengiriman : Barang bersih dari luar IBS
Troli dengan kantong warna biru
Troli bertanda bersih
Keranjang/ kantong plastik tertutup bersih dari unit
Barang bersih dari IBS
Troli dengan kantong warna biru
Troli bertanda bersih
Keranjang/ kantong plastik tertutup bersih dari unit
2) Distrbusi : Barang steril ke unit diluar IBS
Dengan kantong warna hijau
Troli Kaca tertutup
Keranjang / kantong plastik tertutup yang bersih dari CSSD
b. Jalur distribusi barang steril harus berbada dengan jalur pengiriman barang bersih maupun kotor 1) Pengiriman
Barang bersih / kotor dari IRD, IRNA A – B, Poliklinik, ICU, ICCU, HD, lewat pintu B CSSD
2)
Barang kotor dari IBS lewat pintu B penerimaan Distribusi :
Barang steril keluar dariCSSD ke, IRD, IRNA A – B, Poliklinik, ICU, ICCU, HD lewat pintu A.
Barang steril ke Instalasi Bedah, lewat pintu A.
PENGAMBILAN BARANG /ALAT KE INSTALASI STERILISASI DAN LAUNDRY a. Petugas membawa buku penitipan / sterilisasi ke Sterilisasi dan Laundry. b. Menerima kembali barang / alat dan mencocokkan dengan buku penitipan / sterillisasi, meliputi macam, jumlah, kondisi bungkus setelah sesuai tanda tangan dan nama pada buku penitipan sterilisasi. c. Bawa barang / alat dengan kantong plastik tertutup atau dengan kereta tertutup bertanda hijau.
Samarinda, 05 Maret 2009 Direktur,
Dr. H. Ajie Syirafuddin, MMR Nip. 19550218 198509 1 001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Jl. Dr. Soetomo Telp. 738118 ( Hunting System ) Fax. 741793
S A M A R I N D A
KEBIJAKAN / KETENTUAN / PERATURAN RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TENTANG PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BARANG YANG DISTERILKAN A. Penanganan barang atau bahan kotor Peralatan dan alat-alat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi, harus ditangani, dikumpulkan dan dibawa ke Ruang Dekontaminasi sedemikian rupa sehingga menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya. B. Pra Sterilisasi 1. Pencucian a. Petugas memakai APD lengkap sesuai ketentuan (topi,masker,kaca mata,apron plastik,sarung tangan pendek,sarung tangan karet.) b. Secara manual :
Siapkan : larutan chlorin 0,5%, larutanhibiset 1% deterjen, kumpilkan alkes dari plastik kiriman dari unit yang telah direndam hibiset 3%.
Cuci / bersihkan dengan air mengalir dingin, sampai kontaminan fisik yang terlihat lepas, berikan deterjen bila perlu,
Bilas dengan air panas sampai bersih.
Rendam dalam larutan chlorin 5% / hibiset 1% yang telah disiapkan selama lima menit.
Catat jumlah barang kotor dan sisi barang bersih.
Bilas dengan air mengalir sampai bersih, keringkan dengan udara panas.
2. Pengemasan a. Instrumen bersih kemudian dikeringkan. b. Diolesi dengan paraffin. c. Diikat sesuai dengan jenis dan jumlahnya dengan benang atau dengan pencepit instrumen. d. Instrumen diteliti sesuai dengan chek list. e. Setelah cocok, instrumen dibungkus dengan kain pembungkus dengan cara tertentu dan berlapis 3, chek list dimasukkan di celah lipatan. f. Diluar bungkus diberi letter dengan lakban dan ditulis
nama dan
tanggal pengesetan instrumen. g. Setelah diset semua kemudian disterilkan. 3. Pemberian Tanda a. Bahan pengemasan linen yang digunakan 1) Linen : kain muslin atau sejenisnya, yang mudah menembus uap 2) Kertas : kertas tidak rusak oleh pemanasan, tidak mudah sobek dan kedap air 3) Kantong khusus : terdiri dari kertas tahan air dan plastik, tidak tembus debu, mudah ditembus uap 4) Bak stailesstill berfilter atau tromol b. Metode kemasan : 1) Linen : minimal harus rangkap dua, non disposible 2) Kertas minimal rangkap dua, sekali pakai 3) Kantong khusus sekali pakai 4) Bak Stainlesstill, tromol non disposible c. Penggunaan pembungkus ; Sterilisasi steam : linen, kertas, kantong, bak d. pemberian tanda : semua barang yang akan disterilkan harus diberi : 1) Kertas identitas berisi : nama set, nama unit, tanggal, paraf petugas 2) Indikator tape
C. Proses sterilisasi a. Disinfeksi Dan Decontaminasi Instrumen 1) Alat – alat instrumen kotor diterima diruang serah terima dengan petugas IBS 2) Dicocokkan dengan check list yang ada dibungkusan. 3) Selanjutnya alat-alat direndam dalam Savlon selama lebih kurang 30 menit. 4) Setelah direndam kemudian dibilas denga air bersih dan dikeringkan. 5) Dipindahkan keruang seting dan disterilkan. b. Sterilisasi Uap Panas Kering 1) Instrumen dikemas dan diberi lebel sesuai prosedur. Baik yang dibungkus dengan linen maupun dengan tromol. 2) Linen dilipat dan kemudian dibungkus dengan pembungkus tromol. 3) Barang-barang
tersebut dimasukkan ke Auto Clave ditata
sedemikian rupa. 4) Isi chamber tidak boleh terlalu penuh. 5) Alat-alat permukaan cembung diletakkan dengan cara miring agar tidak ada cairan menggenang. 6) Setelah proses steril selesai dan suhu sudah dingin alat/barang dikeluarkan dan dipindahkan ke dalam raktertutup dan steril. 7) Apabila indukator steril tidak tercapai atau mesin mengalami eror, barang sterilan diulang dengan mesin yang lain. D. Pasca Sterilisasi 1. Penyimpanan a. Ruang penyimpanan harus memenuhi syarat : 1) Kelembapan 35-80 %
2) Suhu
± 20ºC
3) Penerangan cukup 4) Kandungan mikroba : a) Lantai
: 0-5 koloni/ cm²
b) Dinding : 0-5 koloni/ cm² c) Udara
: 350 koloni/ m³ udara.
b. Semua barang steril keperluan di rumah sakit dapat dititipkan untuk disimpan di CSSD 2) Penyimpanan berdasar nama unit pengguna jasa 3) Penyimpanan berdasar nama set barang c. Penyimpanan di unit dapat dilakukan bila ruang / almari penyimpanan memenuhi syarat. 2. Penyaluran / distribusi 2) Alat angkut barang bersih dan barang steril harus berbeda
Pengiriman :
Barang bersih dari luar IBS 4)
Troli dengan kantong warna biru
5)
Troli bertanda bersih
6)
Keranjang/ kantong plastik tertutup bersih dari unit Barang bersih dari IBS
Troli dengan kantong warna biru
Troli bertanda bersih
Keranjang/ kantong plastik tertutup bersih dari unit
Distrbusi :
Barang steril ke unit diluar IBS 7) Dengan kantong warna hijau 8) Troli Kaca tertutup 9) Keranjang / kantong plastik tertutup yang bersih dari CSSD
Jalur distribusi barang steril harus berbada dengan jalur pengiriman barang bersih maupun kotor
Pengiriman
Barang bersih / kotor dari IRD, IRNA A – B, Poliklinik, ICU, ICCU, HD, lewat pintu B CSSD
Barang kotor dari IBS lewat pintu B penerimaan
Distribusi :
Barang steril keluar dariCSSD ke, IRD, IRNA A – B, Poliklinik, ICU, ICCU, HD lewat pintu A.
Barang steril ke Instalasi Bedah, lewat pintu A.
Samarinda, 05 Maret 2009 Direktur,
Dr. H. Ajie Syirafuddin, MMR Nip. 19550218 198509 1 001