BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beragam agama, suku bangsa, ras,
dan adat istiadat. Tentunya sulit untuk menjaga kerukunan antara berbagai pihak yang memiliki berbagai perbedaan tersebut. Perbedaan yang paling mudah dilihat adalah perbedaan agama. Di Indonesia secara resmi terdapat 6 agama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, dan Kong Hu Cu yang memiliki ajaran dan keyakinan yang berbeda-beda, selain itu juga terdapat beraneka ragam perbedaan yang ada di Indonesia. Dari beberapa media masa sering diberitakan mengenai konflik yang mengatasnamakan agama dan keyakinan yang berbeda. Selain konflik yang mengatasnamakan agama, di kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, belakangan ini sering kita melihat dan mendengar terjadi konflik horizontal yang melibatkan antar kelompok yang disebabkan oleh rendahnya rasa toleransi dan rasa persatuan. Melalui pemahaman dan implementasi Bhineka Tunggal Ika di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tercipta suatu identitas nasional yang mencirikan jati diri bangsa Indonesia seperti gotong royong dan toleransi. Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat Pancasila yang mengandung Bhinneka Tunggal Ika dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Diperlukan suatu konsep dasar yang mampu menyatukan berbagai individu yang berasal dari latar belakang keyakinan dan agama yang berbeda. Hal tersebut mutlak
1
diperlukan untuk menjaga keharmonisan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karena itu semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dipahami dan diimplementasikan kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat dalam kitab Sutasoma mengajarkan rakyat Indonesia agar mampu menciptakan kehidupan yang harmonis antara berbagai individu dengan latar belakang agama dan keyakinan yang berbeda. Dari pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat judul karya tulis yaitu “Bhineka Tunggal Ika sebagi Indentitas Nasional dalam Menciptakan Keharmonisan Kehidupan Bermasyarakat di Negara Indonesia”.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa makna Bhinneka Tunggal Ika? 1.2.2 Apa pengertian, parameter dan unsur-unsur pembentukan identitas nasional? 1.2.3 Bagimana peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa Indonesia? 1.2.4 Bagimana dampak dari kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peran Bhinneka Tunggal Ika dalam mewujudkan identitas nasional bangsa Indonesia? 1.2.5 Bagaimana peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas nasional dalam menciptakan keharmonisan masyarakat?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Mengetahui makna Bhineka Tunggal Ika. 1.3.2 Mengetahui pengertian, parameter dan unsur-unsur pembentukan identitas nasional. 1.3.3
Untuk memahami peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa Indonesia.
2
1.3.4
Untuk mengetahui dampak dari kurangnya kesadaran terhadap peran Bhinneka Tunggal Ika dalam mewujudkan identitas nasional bangsa Indonesia.
1.3.5 Untuk mengetahui peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas nasional dalam menciptakan keharmonisan masyarakat.
1.4
Metode Penulisan
1.4.1 Metode Deskritif Metode deskritif dalam pembahasan ini bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. 1.4.2
Metode Kepustakaan Metode kepustakaan yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Bhineka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika diartikan berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari
buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan
adat-istiadat
yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951. Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu kekuasaan pisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material yang berupa kekerasan, paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang 4
berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat materialis. Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik halhal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam Pancasila. Di dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn yang menyatakan bahwa “Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan “. Bangsa tumbuh dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang saling bertentangan namun perbedaan itu justru merupakan daya penarik kearah resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.
2.2
Identitas Nasional
2.2.1
Pengertian Identitas Nasional Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan. Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di
5
miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”. Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat. Dalam konsep berbangsa dan bernegara Indonesia, identitas nasional berarti hasil dari perjalanan sejarah suatu budaya, kebiasaan , serta beragam nilai nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia dari masa lampau yang seiring berjalannya waktu terhimpun menjadi kesatuan yang disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Identitas nasional bukan berarti hanya dalam konteks berbudayanya saja namun juga wujud fisik dari bangsa tersebut, misalnya identitas fisik bangsa Indonesia seperti ukuran tubuh, warna kulit, bentuk wajah, dsb. Identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang statis, dimana dalam pembentukannya identitas merupakan hasil dari penghimpunan seluruh nilai-nilai dan budaya yang dianut bangsa ini dari masa ke masa. Berarti identitas nasional bisa menjadi sesuatu yang 2.2.2
Parameter Identitas Nasional Dalam kehidupan di dunia , hampir segala sesuatu memiliki parameter,
begitu pula dengan identitas nasional. Parameter adalah sesuatu yang digunakan sebagai standar sesuatu atau suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu itu menjadi khas. Jadi, Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa. Adapun indikator dari identitas nasional itu sendiri adalah sebagai berikut: 1.
Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
6
2.
Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
3.
Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan: bangunan, peralatan manusia, dan teknologi.
4.
2.2.3
Tujuan yang dicapai suatu bangsa: budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia Unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu. Bagian terkecil inilah yang
kemudian bersatu untuk membentuk sesuatu. Begitu pula dengan Indonesia, dimana Indonesia memiliki berbagai materi maupun inmateri yang kemudian terbentuk menjadi suatu identitas. Identitas inilah yang nantinya akan membuat Indonesia memiliki ciri tersendiri yang tidak dimiliki semua territorial atau Negara. Adapun unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Sejarah Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang. Terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sri wijaya di bawah wangsa syailendra di palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa timur serta karajaan-kerajaan lainnya.
2.
Kebudayaan Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakt.” Kebudayaan biasanya digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak di dalam suatu lingkungan masyarakat. Kemudian dari kebudayaan mampu menghasilkan: a.
Akal budi
b.
Peradaban
7
c. 3.
Pengetahuan
Suku Bangsa Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriftif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa, kuran lebih 360 suku.
4.
Agama Seperti yang di atur dalam UUD 1945, bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan beragama di dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing-masing warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan menjalankan peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing warga negara Indonesia. Hak dalam hidup beragama di Indonesia dilindungi oleh negara. Penduduk di Indonesia secara garis besar merupakan penganut dari lima agama di antara lain islam, budha, hindu, katolik dan protestan serta penganut kepercayaan lainnya seperti kong fu tsu. Mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam dan selebihnya adalah penganut agama budha, hindu, katolik dan protestan serta aliran kepercayaan. Dalam berideologi, masyarakat Indonesia berhak untuk memiliki ideologi dan pandangan hidup. Akan tetapi, ideolgi bangsa Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia.
5.
Bahasa Sistem perlambangan yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bahasa nasional merupakan salah satu wujud rill persatuan dari berbagai suku yang ada di suatu negara. Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, kelima unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan kembali menjadi 3 bagian: a) Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara. b) Indetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu Kebangsaan.
8
c) Indetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan kepercaraan (agama). Adapun jenis identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut : a. Indonesia bersifat pluralistik baik menyangkut sosiokultural atau reliogiositas. b. Identitas fundamental/ ideal : Pancasila c. Identitas instrumental : alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan, berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan d. Identitas religiusitas : Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan. e. Identitas sosiokultural : Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya f. Identitas alamiah : Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
2.3
Peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa Indonesia. Jati
diri bangsa Indonesia atau identitas bangsa Indonesia merupakan suatu
yang pelik, ada yang beranggapan bahwa sebagai bangsa Indonesia harus melepaskan identitasnya yang berifat kesukuan atau keanggotaannya dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat. Jati diri bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang telah disepakati bersama seperti cita-cita masa depan yang sama berdasarkan pengalaman sejarah baik pengalaman yang menggembirakan maupun yang pahit. Semuanya itu telah membentuk rasa solidaritas yang tinggi sebagai satu bangsa dan oleh sebab itu bertekad untuk memperbaiki masa depan yang lebih baik. Bangsa Indonesia terdiri dari lebih dari 700 suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Itu sebabnya juga mengapa bhinneka Tunggal Ika merupakan lambang negara kita sebagaimana dicantumkan dalam pasal 36A UUD. Dari kebhinnekaan itulah ingin diwujudkan identitas Bangsa Indonesia. Dengan kata lain Bhinneka Tunggal Ika merupakan gambaran nyata dari keadaan masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk dan ini pun dijadikan sebagai dasar perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk identitas nasional.Masalah yang dihadapi oleh bangsa masyarakat-negara yang sedang berkembang tidak hanya struktur masyarakat yang sangant majemuk secara cultural sehingga sukar menciptakan suatu
9
identitas yang disepakati bersama, tetapi juga masyarakat-negara yang bagaimana yang hendak mereka ciptakan. Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad 14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu. Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut diharapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme Oleh karena itu, masyarakat majemuk menjadikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, nasionalisme, kekeluargaan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai ideologi nasional, sedangkan nilai-nilai lain seperti individualisme, komunisme, fasisme, dan teokrasi tidak mereka jadikan sebagai ideologi nasional karena dipandang tidak tepat dan tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat. Selain itu, masyarakat yang majemuk juga dipandang sebagai masyarakat yang rentan dengan konflik yang bisa menyebabkan disintegrasi bangsa, maka dari itu nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, nasionalisme, kekeluargaan yang diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar perjuangan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
2.4
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peran Bhinneka Tunggal Ika dalam mewujudkan identitas nasional bangsa Indonesia. Telah dibahas sebelumnya bahwa pentingnya Bhinneka Tunggal Ika sebagai
faktor pembentuk identitas nasional. Kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap Bhinneka Tunggal Ika menyebabkan rendahnya rasa persatuan, nasionalisme, serta tidak adanya toleransi antar individu atau kelompok, sehingga mudah terjadi konflik yang
10
disebabkan oleh hal kecil. Dimulai dari perselisihan kecil yang melibatkan satu-dua orang yang kemudian menyebar dan menjadi konflik antar suku ataupun antar agama. Konflik-konflik yang tak kunjung reda melahirkan kerusuhan-kerusuhan di beberapa wilayah di Indonesia yang melibatkan suku-suku yang berbeda di wilayah tersebut dan mengganggu stabilisasi negara. Contohnya adalah konflik antar dua ormas di Bali yang disebabkan hal kecil seperti saling senggol yang berujung pada konflik antar kelompok dan menyebabkan korban jiwa. Ironisnya lagi pihak-pihak yang berkonflik tersebut adalah berasal dari daerah yang sama, yang di Bali kerap disebut dengan istilah “Nyama Bali”. Selain dari masyarakat, contoh pemahaman serta penerapan yang buruk dari Bhinneka Tunggal Ika ini adalah teladan yang buruk dari para pejabat publik yang buruk. Tindakan tidak terpuji yang ditunjukan oleh pejabat publik itu terlihat dari maraknya kasus korupsi yang menimpa para pejabat public. Sementara itu di dalam birokrasi, seperti rapat anggota DPR dalam membuat suatu rancangan undang-undang ataupun peraturan lainnya seringkali disertai dengan titipan kepentingan dari beberapa golongan. Apabila pengambilan keputusan tersebut tidak didasari oleh Bhinneka Tunggal ika, maka keputusan tersebut bisa memihak salah satu golongan tanpa memperhatikan kepentingan publik. Dari kejadian ini, dapat kita ketahui bahwa kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap Bhineka Tunggal Ika menyebabkan begitu banyak kerugian yang diderita oleh masyarakat, baik kerugian secara material berupa harta benda dan kerugian non-material seperti jatuhnya korban jiwa.
2.5
Peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas nasional dalam menciptakan keharmonisan kehidupan bermasyarakat di negara Indonesia Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia
terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. 11
Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan
adat-istiadat
yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam yang justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia. Dengan memahami peran Bhinneka Tunggal Ika serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, maka akan terbentuk rasa nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Di dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn yang menyatakan bahwa :“Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan”. Dalam hal ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana setiap orang hanya akan mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri tanpa peduli kepentingan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya tidak akan terwujud rasa persatuan dan nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia, dimana hal tersebut merupakan identitas nasional bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita haruslah dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai serta saling menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, ras, bahasa, adat istiadat, dan antargolongan. Maka dari itu, hal tersebut akan mampu menekan terjadinya konflik dan masyarakat akan menuju kearah penyatuan, sehingga akan terciptalah keharmonisan kehidupan bermasyarakat di negara Indonesia.
12
BAB III PENUTUP 3.1
Simpulan Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beragam agama, suku bangsa, ras,
dan adat istiadat. Tentunya sulit untuk menjaga kerukunan antara berbagai pihak yang memiliki berbagai perbedaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu konsep dasar yang mampu menyatukan berbagai individu yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat dalam Kitab Sutosoma karya Mpu Tantular memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Melalui pemahaman dan implementasi Bhineka Tunggal Ika di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tercipta suatu identitas nasional yang mencirikan jati diri bangsa Indonesia. Identitas Nasional merupakan pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat Pancasila yang mengandung Bhinneka Tunggal Ika dan juga sebagai Ideologi Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Dimana kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai serta saling menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, ras, bahasa, adat istiadat, dan antargolongan. Maka dari itu, hal tersebut akan mampu menekan terjadinya konflik dan masyarakat akan menuju kearah penyatuan, sehingga akan terciptalah keharmonisan kehidupan bermasyarakat di negara Indonesia.
3.2
Saran Indonesia adalah negara yang kaya akan kenanekaragaman suku, ras, agama,
dan adat. Untuk menciptakan kerukunan diantara berbagai keberagaman tersebut, maka diperlukan peran berbagai pihak untuk ikut serta dalam menjunjung tinggi rasa persatuan dan nasionalisme. Melalui Bhinneka Tunggal Ika kita diajarkan untuk menghargai setiap perbedaan yang ada karena kita merupakan satu bangsa yang memiliki cita-cita yang sama yaitu mewujudkan rasa persatuan dan nasionalisme yang tinggi. Oleh karena itu penting bagi setiap rakyat Indonesia untuk memahami serta
13
mengimplementasikan makna yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA
Heri H. & Jumanta H. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara: Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga Andreas. 2103. Bhineka Tunggal Ika. https://coretanandrea.wordpress.com/2013/11 / 03/323/ Diakses pada tanggal 20 Februari 2016 Vgansyah, Ikwan. 2015. Bhineka Tunggal Ika. http://ikhwansjt.blogspot.co.id / 2015/02/bhineka-tunggal-ika.html Diakses pada tanggal 20 Februari 2016 Ali. 2015. Pengertian Identitas Nasional dan Unsur-unsur Identitas Nasional. http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-unsur-identitas-nasi onal.html#_ Diakses pada tanggal 21 Februari 2016 Herowati, Septi. 2016. Karakteristik Identitas Nasional. https://www.academia.edu / 7011989/Kewarganegaraan_Identitas_Nasional_ Diakses pada tanggal 21 Februari 2016
14
LAMPIRAN
15