2.5 HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) 2.5.1 SEJARAH HUKUM HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) Hukum Snellius adalah rumus matematika yang meberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan. Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias. Perumusan matematis hukum Snellius adalah
atau
atau
Lambang
merujuk pada sudut datang dan sudut bias,
cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang dilalui sinar datang, sedangkan
dan
pada kecepatan
merujuk pada indeks bias medium yang
adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan. Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan argumen heuristik kekekalan momentum dalam bentuk sinus dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta. Dalam bahasa Perancis, hukum Snellius disebut la loi de Descartes atau loi de Snell-Descartes. Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 Ptolemeus dari Thebaid menemukan hubungan empiris sudut bias yang hanya akurat pada sudut kecil.[1] Konsep hukum
Snellius pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh Ibn Sahl dari Baghdad dalam manuskripnya On Burning Mirrors and Lenses[2][3]. Dengan konsep tersebut Ibn Sahl mampu membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa aberasi geometri yang dikenal sebagai kanta asperik. Manuskrip Ibn Sahl ditemukan oleh Thomas Harriot pada tahun 1602, [4] tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan Johannes Keppler pada bidang ini. Pada tahun 1678, dalam Traité de la Lumiere, Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversibel.[5] Hukum Snellius dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan. Hukum Snellius I Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah : “Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”
Hukum Snellius II Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah : “Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n)
Apa itu pemantulan cahaya? Cahaya punya sifat khas salah satunya dipantulkan. Kapan cahaya itu dipantulkan? Jawabannya ketika cahaya tersebut melewati benda yang tidak bening. Jika ia menabrak benda bening maka ia akan dibiaskan. Cahaya yang sering sobat lihat seberanarnya terdiri dari bagian-bagian yang disebut berkas cahaya. Selama ini dikenal ada 3 jenis berkas cahaya:
Berkas Cahaya Sejajar (arahnya sejajar satu sama lain) Contohnya berkas cahanya pada lampu senter yang sering kita pakai. Berkas cahaya dari lampu senter disejajarkan oleh cermin cekung yang ada di bagian kepala lampu senter.
Berkas Cahaya Divergen (menyebar), berkas dari satu titik kemudian melebar ke arah tertentu. Contohnya sering sobat lihat pada lampu jalan atau lampu belajar di rumah.
Berkas Cahaya Konverge (mengumpul), beberapa berkas cahaya mengumpul di satu titik. Contohnya saat sobat iseng membakar daun kering menggunakan lup atau kaca pembesar.
Jenis Pemantulan Cahaya Sebelum mempelajari hukum pemantulan cahaya ada baiknya sobat mengetahui macam-macam pemantulan cahaya itu sendiri.
Pemantulan Cahaya Teratur Pemantulan yang terjadi ketika berkas jatuh pada benda dengan permukaan rata, licin, dan mengkilap. Sinar datang akan dipantulkan secara teratur (sudut datang sama dengan sudut pantul). Contohnya ketika sobat bercermin. Cermin yang sobat pakai adalah benda licin, rata, dan mengkilap. Karena pemantulan sempurna maka apa yang dipantulkan oleh cermin tidak ada yang dirubah (baur). Kalau sobat cantik akan kelihatan cantik, kalau jelek tetep cantik, heheh bercanda. Lebih lengkapanya nanti kita bahas di bagian hukum pemantulan cahaya.
Pemantulan Cahaya Difus (Baur) Terjadi saat berkas cahaya jatuh pada benda yang tidak rata sehingga arah pantulan cahaya random (tidak beraturan). Misalnya pematulan pada kristal, pada batu, dinding, aspal, dan masih banyak lagi.
Hukum Pemantulan Cahaya Ada yang kenal Willebrord Snellius? Ia adalah salah satu tokoh penting dalam dunia fisika modern. Imuwan kelahiran leiden, Belanda inilah yang menemukan hukum pemantulan cahaya. Snellius adalah seorang profesor matematika di Universitas Leiden Belanda. Dalah hukum temuannya snellius mengatakan:
Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
Besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul
Apa yang dimaksud sinar datang, sinar pantul, garis normal, bidang datar? Berikut jawabaannya Sinar datang : sinar yang mengarah pada benda Sinar pantul : sinar yang dihasilkan dari pemantulan sinar datang oleh bidang datar Titik Pantul : titik berkas sinar datang dipantulkan, sering disebut titik datang atau titik sinar jatuh Garis noral : garis khayal yang dibuat melalui titik pantul dan tegak lurus dengan permukaan benda Sudut datang : sudut yang dibentuk oleh berkasa sinar datang dengan garis normal Sudut Pantul : sudut yang dibentuk oleh berkas sinar pantul dengan garis normal Rumus hukum pemantulan cahaya sebagai berikut θi = θr
Manfaat Pematulan Cahaya Tahukah sobat apa manfaat pemantulan cahaya? Mungkin dari sobat aga kesulitan menyebutkannya. Asal sobat tahu, memantulnya cahaya mungkin sebuah anugrah luar biasa dari Allah SWT. Sebuah benda dapat kita lihat karena benda tersebut
memantulkan cahaya yang ditangkap oleh mata kita. Tahukah sobat kalau sebagaian besar benda di alam semesta adalah benda gelap (tidak bisa memancarkan cahaya), ia hanya memantulkan cahaya yang ia terima sehingga kita bisa melihatnya. Dengan adanya pemantulan ini sobat bisa bercermin dan melihat betapa lucu dan manisnya sobat. Hehehehe. Sekian sobat hukum pemantulan cahaya dari rumushitung.com. Selamat belajar. Jika kita amati, pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan sejajar dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar jatuh pada permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut akan dipantulkan ke segala arah dengan berkas sinar pantul yang menyebar. Hikmahnya adalah manusia dapat melihat benda di sekitar benda yang terkena cahaya. Begitulah alam mengajari kita, yang jika kita gali ilmunya akan memberi manfaat yang luar biasa.
Hukum Snellius Pada Pembiasan Seperti pada peristiwa pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga dijumpai hukum Snellius. Misalkan cahaya merambat dari medium 1 dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2 kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r seperti diperlihatkan pada Gambar 1 di bawah.
Gambar 1. Sinar yang berasal dari udara dibiaskan menjauhi garis normal saat masuk ke dalam air. Berdasarkan teori muka gelombang, rambatan cahaya dapat digambarkan sebagai muka gelombang yang tegak lurus arah rambatan dan muka gelombang itu membelok saat menembus bidang batas medium 1 dan medium 2 Cahaya datang dengan sudut i dan dibiaskan dengan sudut r. Cepat rambat cahaya di medium 1 adalah v1 dan di medium 2 adalah v2. Waktu yang diperlukan cahaya untuk merambat dari B ke D sama dengan waktu yang dibutuhkan dari A ke E sehingga DE menjadi muka gelombang pada medium 2. Oleh karenanya BD = v1 t AE = v2 t
Hukum Pembiasan Cahaya
1.
Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias cahaya yang memasuki
2.
bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai tetap (konstan).
Indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium saat berkas cahaya dari ruang hampa melewati medium tersebut. Indek bias mutlak suatu medium dituliskan nmedium. Indeks bias mutlak kaca dituliskan nkaca, indeks bias mutlak air dituliskan nair dan seterusnya. Tabel 2 di bawah memperlihatkan indeks bias mutlak beberapa zat.
Tabel 2. Indeks bias mutlak beberapa zat. Medium
Indeks bias mutlak
Udara (1 atm, 0° C) 1,00029 Udara (1 atm, 0° C) 1,00028 Udara (1 atm, 0° C) 1,00026 Air
1,33
Alkohol
1,36
Gliserin
1,47
Kaca kuarsa
1,46
Kaca kerona
1,52
Kaca flinta
1,65
Intan
2,42
Pada tabel terlihat bahwa tekanan dan suhu mempengaruhi indeks bias zat khususnya udara. Perbedaan itu tampak kecil saja. Dalam modul ini, bias udara sama dengan satu. Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias dua medium yang berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama didefinisikan sebagai perbandingan indeks bias medium kedua terhadap medium pertama.
. Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Hukum Fisika Gelombang Seismik Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain: 1. Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk bola. 2. Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan menimbulkangelombang refraksi dan refleksi (Hutabarat, 2009).
Gambar 1 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang
Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S (Hutabarat, 2009). Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu: 1. Metode seismik bias (refraksi) Metoda seismik bias Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan
waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan. Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas. Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombanggelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
2. Metode seismik pantul (refleksi)
Seismik pantul Seismik Refleksi Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada media air menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan di bawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut), (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi banyak
dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang daribatas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love Seismik refleksi ini, dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium. Seismik refleksi umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat. Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: 1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail. 2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi. 3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan. 4.
Keunggulan & Kelemahan Metoda Seismik Keunggulan
Kelemahan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral
Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
maupun kedalaman dalam parameter fisis
sebuah survei akan sangat besar
yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
jikadiinginkan data yang baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi
struktur di bawah permukaan
dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
Dapat dipergunakan untuk membatasi
Reduksi dan prosesing membutuhkan
kenampakan stratigrafi dan beberapa
banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan.
mahal danahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismic Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi bergantung dari densitas batuan dan
umumnya lebih mahal dari metode
konstanta elastisitas lainnya.
geofisika lainnya.
Sehingga,setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik. Memungkinkan untuk deteksi langsung
Deteksi langsung terhadap kontaminan,
terhadap keberadaan hidrokarbon
misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.
Perbandingan Seismik Refraksi dan Refleksi Metode Seismik Bias (Refraksi)
Metode Seismik Pantul (Refleksi)
Keunggulan
Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi
Karena lokasi sumber dan penerima yang
sumber dan penerima yang kecil, sehingga cukup lebar untuk memberikan citra bawah relatif murah dalam pengambilan datanya
permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi lebih mahal.
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan Prosesing seismik refleksi memerluakn kecuali proses filtering untuk memperkuat komputer yang lebih mahal, dan sistem
sinyal first berak yang dibaca.
data base yang jauh lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi yang
Karena banyaknya data yang direkam,
cukup kecil, maka pengembangan model
pengetahuan terhadap database harus kuat,
untuk interpretasi tidak terlalu sulit
diperlukan juga beberapa asumsi tentang
dilakukan seperti metode geofisika lainnya. model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli. Kelemahan
Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Seismik Pengukuran seismik pantul menggunakan refraksi membutuhkan offset yang lebih
offset yang lebih kecil
lebar. Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan Seismik pantul dapat bekerja gelombang meningkat sebagai fungsi
bagaimanapun perubahan kecepatan
kedalaman.
sebagai fungsi kedalaman
Seismik bias biasanya diinterpretasikan
pantul lebih mampu melihat struktur yang
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-
lebih kompleks
masing lapisan memiliki dip dan topografi. Seismik bias hanya menggunakan waktu
Seismik pantul merekan dan menggunakan
tiba sebagai fungsi jarak (offset)
semua medan gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk
Bawah permukaan dapat tergambar secara
menghasilkan waktu jalar teramati.
langsung dari data terukur
2.5.2
APLIKASI HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Salah satu contoh hukum Snellius dalam kehidupan sehari-hari adalah terdapat pada peristiwa terjadinya pelangi. Ketika sinar matahari mengenai cermin siku-siku atau tepi prisma gelas, atau permukaan buih sabun, kita melihat berbagai warna dalam cahaya. Apa yang terjadi adalah cahaya putih dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut "spektrum". Di dalam spektrum, garis
merah selalu berada pada salah satu ujung dan biri serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang. Ketika kita melihat pelangi, sama saja dengan ketika kita melihat spektrum. Bahkan, pelangi adalah spketrum melengkung besar yang disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari. Ketika cahaya matahari melewati tetesan air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi didalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air kearah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Dan ketika kita melihat warna-warna ini pada pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi. Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi kita harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang kita. Matahari, mata kita dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
2.5.3
APLIKASI HUKUM HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) DALAM BIDANG FISIKA
2.5.4
APLIKASI HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) DALAM BIDANG GEOLOGI
Dalam mempelajari ilmu kebumian atau geologi, sangat erat kaitannya dengan ilmufisika karena fisika merupakan bagian dari geologi. Geologi mempelajari tentang planet bumi,terutama mengenai materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut,sejarah planet itu dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk (Bates dan Jakcson,1990, 272). Sedangkan fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Dengan demikian jika ingin mempelajari geologi pasti juga membutuhkan ilmu fisika dimana ilmu fisika sering diterapkan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam yang ada di dalam bumi. Sebagai contoh ; seorang geologis ingin mengeksploitasi sumber daya alam dan mineral di bawah permukaan bumi. Tanpa ilmu fisika tentu geologis itutidak tahu sumber daya alam itu ada pada kedalaman berapa dan terletak dimana. Dengan gelombang seismik
kita dapat mengetahui kedalaman dan jenis lapisan tanah yang diteliti.Istilah yang digunakan untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineralyang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik disebut eksplorasi seismik. Pengambilan data mencakup semua kegiatan mulai dari bagaimana pita magnetikdibaca, diatur kembali pada aturan yang sesuai, dilakukan berbagai koreksi, diolah sehingga memunculkan sinyal yang dikehendaki hingga diplot pada kertas yang akan memberikan gambaran keadaan bawah permukaan berupa berbagai bidang pantul atau yang sering disebuthorison.Gelombang seismik juga dapat mendeteksi terjadinya aktivitas tektonik berupa gempabumi. Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Saat pergeseran terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismic. Gelombang ini menjalar menjauhi titik gempa bumi ke segala arah dalam bumi. Ketika gelombang seismik mencapai permukaan bumi, getaran ini bias merusak bangunan-bangunan yang berdiri. Gempa dapat terjadi kapan saja. Tetapi, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja,
2.5.5
APLIKASI HUKUM SNELI’S (SEISMOLOGY) DALAM BIDANG PERTAMBANGAN