.
BAB I KONSEP DASAR STATISTIK DI FASYANKES PENDAHULUAN Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas Konsep Dasar
Statistik di Fasilititas Pelayanan
Kesehatan sebagai dasar mempelajari Sistem Informasi Kesehatan yang relevan dengan bidang medik dan informasi kesehatan. Setelah mengikuti mata kuliah SIK II yang terdiri dari pengajaran kelas dan penugasan kelompok, perorangan, mahasiswa Semester 3 STIKES Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai Tujuan Instruksional Umum (TIU) mahasiswa akan mampu memahami Konsep dasar SIK II sedangkan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) adalah antara lain mampu menjelaskan Konsep Dasar Statistik di Fasyankes, meliputi: Ruang Lingkup Statistik di Fasyankes, Konsep Dasar dan Informasi di Fasyankes, Sumber Data di Fasyankes, Alur dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian dan Interpretasi data, Kegunaan Statistik di Fasyankes, serta Peran Profesional MIK dalam statistik di Fasyankes. PENYAJIAN 1. Ruang Lingkup Statistik di Fasyankes Pengertian (Hastono, Sutanto Priyo dan Sabri, Luknis, 2006) Statistik adalah sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data tentang bidang kegiatan tertentu dan mengambil kesimpulan dalam situasi di mana ada ketidakpastian dan variasi. Menurut sejarah, kata statistik diambil dari Bahasa Latin status yang berarti Negara. Untuk beberapa decade, statistik semata-mata hanya dikaitkan dengan penyajian fakta-fakta dan angka-angka tentang situasi perekonomian, kependudukan, dan politik yang terjadi disuatu Negara. Statistika menurut Rustiyanto, Ery, 2010 adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan,
menganalisis,
menginterpretasikan,
dan
mempresentasikan data. Singkatnya statistik adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Ini dinamakan statistika deskriptif. 1
Sebagian masyarakat masih mempunyai pengertian yang salah bahwa statistic itu hanya semata-mata berkaitan dengan susunan angka yang membosankan dan kadangkadang diselingi dengan grafik . (Hastono,Sutanto P. & Sabri, Luknis) Sebagai disiplin ilmu, saat ini statistic meliputi berbagai metode dan konsep yang sangat penting dalam semua penyelidikan dan melibatkan pengumpulan data dengan cara eksperimentasi dan observasi, dan pengambilan kesimpulan dengan menganalisis data. Contoh: a. Pusdakes menaksir proporsi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan K4 di Kabupaten Y. b. Prodi D3 RMIK STIKES ingin mempelajari hubungan indeks prestasi pada semester I dengan nilai yang didapat pada waktu masuk di STIKES tersebut. Tahapan Kegiatan Statistik Ada beberapa tahap kegiatan di dalam Statistik:
a. Pengumpulan Data Dikenal bermacam-macam cara pengumpulan data, mulai dari pengumpulan data secara rutin dari Rumah Sakit atau Puskesmas. Contoh: Puskesmas mengumpulkan data dari Posyandu, Polindes, Puskesmas Pembantu, sedangkan Rumah sakit mengumpulkan data dari Unit Rawat Jalan dan Unit Gawat Darurat. Selain itu dikenal juga pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian, baik dengan observasi langsung terhadap penelitiannya dengan cara melakukan tanya jawab menggunakan kuesioner dengan obyek penelitian. Dalam pengumpulan data dikenal juga beberapa istilah sebagai berikut. 1) Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi antara satu obyek ke obyek lainnya. Misalnya, kita akan mengamati bayi baru lahir, variable yang akan diamati atau yang akan diukur adalah berat badan, panjang badan yang tentu saja nilai ini bervariasi antara satu bayi dengan bayi yang lainnya. 2) Agregate adalah keseluruhan kumpulan nilai observasi yang merupakan suatu kesatuan dan setiap nilai observasi hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan tersebut. Sumber Data ( Rustiyanto, Ery, 2010) 2
Data Primer: data yang diperoleh peneliti secara langsung tanpa perantara Data sekunder: data yang diperoleh secara tidak langsung, adanya perantara dengan pihak lain; Data tersier: data yang diperoleh dari para ahli, para penulis atau penelitian Manfaat Statistik secara umum:
1. Deskripsi Yaitu menerangkan atau menggambarkan suatu data. Misal: angka kematian, angka kelahiran 2. Komperasi Yaitu untuk membandingkanndata dua kelompok atau lebih 3. Korelasi Yaitu untuk mengetahui ada hubungan antara data yang satu dengan yang lain 4. Regresi Yaitu untuk meramalkan pengaruh data yang satu dengan yang lainatau perkiraan yang akan datang 5. Komunikasi Yaitu sebagai alat komunikasi dan informasi dengan pihak lain yang membutuhkan 6. Pengambilan Keputusan Yaitu dengan melihat data seperti yang disajikan kita dapat mengambil keputusan. Dalam mengumpulkan nilai dari variable perlu juga diketahui skala pengukuran dari variable tersebut. Skala ada empat macam yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan ratio.
Skala Nominal Pengukuran yang paling lemah tingkatannya, terjadi apabila bilangan atau lambang-lambang lain digunakan untuk mengklasifikasikan obyek pengamatan. Setiap obyek akan masuk dalam salah satu lambang atau kelompok. Contoh: agama dapat dikelompokkan menjadi Islam, Kristen, Katholik, Hindu , Budha. Setiap orang akan masuk ke dalam salah satu kelompok tersebut.Tidak mungkin ada tumpang tindih (overlapping).
3
Kelompok ini juga biasa disebut sebagai “kategori”; kalau hanya ada dua kategori seperti laki-laki dan perempuan disebut dikotomi. Contoh lain: jenis kelamin, pekerjaan. Skala Ordinal Pengukuran ini tidak hanya membagi obyek menjadi kelompok-kelompok yang tidak tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (ranking). Hubungan antara kelompok ini dapat ditulis sebagai lebih kecil (<) atau lebih besar ( >) . Jadi dari kelompok yang sudah ditentukan dapat diurutkan menurut besar kecilnya. Contoh, seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menjadi kelompok Mayor, Kelompok Kapten, Kelompok Letnan, dsb. Dalam kelompok ini dapat dikatakan Kelompok Mayor lebih tinggi daripada Kapten dan Kapten lebih tinggi dari Letnan. Contoh lain status ekonomi, tingkat pendidikan, dsb.
Skala Interval Kalau di dalam skala ordinal kita hanya dapat menentukan urutan dari kelompok, di dalam skala ini selain membagi obyek menjadi kelompok tertentu dan dapat diurutkan juga dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut. Contoh: kita lihat kejadian-kejadian dalam sejarah perjuangan Indonesia, seperti tahun 1928 Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Tahun 1945, Orde Baru tahun 1966. Dari sini dapat kita ketahui bahwa Sumpah Pemuda lebih dahulu kejadiannya daripada Kemerdekaan dan lebih dahulunya Sumpah Pemuda adalah 17 tahun. Contoh lain adalah pengukuran panas dengan thermometer, katakanlah Celcius, temperature 40 derajat lebih panas 15 derajat dari temperature 25 derajat. Contoh lain tingkat kecerdasan. Skala Ratio
4
Dengan skala ratio kita dapat mengelompokkan data. Kelompok itupun dapat diurutkan dan jarak antara urutanpun dapat ditentukan. Selain itu, sifat lain untuk data dengan skala ratio kelompok tersebut dapat diperbandingkan (ratio). Hal ini disebabkan skala ratio mempunyai titik nol mutlak. Contoh: ada kelompok barang dengan berat 60 kg dan kelompok 30 kg. Di sini kita katakan skala dari data ini adalah ratio karena kita dapat menyatakan bahwa kelompok barang 60 kg lebih berat dari barang 30 kg. Atau dinyatakan barang yang beratnya 60 kg adalah 2 kali dari barang yang beratnya 30 kg. Contoh lain: tinggi badan, berat badan.
Berikut ini disajikan sifat keempat skala yang diringkas dalam bagan. Tabel 1.1 N o 1
Struktur Tingkatan Skala
Sifat Skala
Nomina
Ordinal
Interval
Ratio
Persamaan pengamatan
l ya
ya
ya
ya
tidak
ya
ya
ya
tidak
tidak
ya
ya
tidak
tidak
tidak
ya
(pengelompokan), klasifikasi 2 3 4
pengamatan dapat dilakukan. Urutan tertentu, urutan pengamatan dapat dilakukan Jarak antara kelompok dapat ditentukan Perbandingan antara kelompok (adanya titik nol mutlak)
b. Pengolahan Data (Rustiyanto, Ery, 2010) Pengolahan data yaitu suatu kegiatan untuk menyusun data yang diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan yang dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan. Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan tangan (manual) maupun menggunakan alat elektronik, sehingga akan menghasilkan keluaran (out put) yang dapat berbentuk tabel, grafik atau ringkasan seperti jumlah angka rata-rata, persentase dan sebagainya. 5
Tujuan dari pengolahan data:
1. Menyiapkan data agar mudah ditangani pada saat dianalisa 2. Data bebas dari kesalahan saat pengumpulan dan entry data. Bentuk pengolahan data: Pengolahan data sederhana (univariat) : distribusi frekuensi, menghitung nilai tengah, menghitung sebaran , proporsi, rate, ratio. Pengolahan data komplek (hubungan): hubungan dua variable (bivariat) hubungan lebih dua variable (multivariate).
c. Penyajian Data Penyajian data adalah pemaparan data dari hasil perhitungan yang telah disusun secara teratur, sehingga hasil pengamatan tersebut bisa dipahami dengan baik, atau pemaparan hasil kegiatan atau penelitian secara sistematik supaya dapat ditarik kesimpulan. Bentuk penyajian: 1) Penyajian secara narasi (informasi yang penting): a) Penyajian hasil pengolahan data dengan menggunakan kata atau kalimat b) Hanya digunakan untuk data yang jumlahnya kecil serta memerlukan kesimpulan yang sederhana Misal: Pada Bulan Januari di Poli Mata 30% pasien. Contoh narasi jumlah kunjungan Poliklinik Mata Instalasi Rawat Jalan Bulan Januari sebesar 30% dari semua kunjungan di Instalasi Rawat Jalan di RS X. 2) Penyajian Secara Tabel a) Penyajian data dalam format kolom dan baris, untuk memaparkan hasil observasi, survey, atau penelitian sehingga mudah dibaca/dimengerti; b) Penyajian hasil pengolahan data dengan menggunakan tabel dari sederhana sampai komplek; c) Tabel harus mudah dipahami; d) Dibuat sederhana mungkin e) Kelengkapan tabel: nomor tabel, judul (menjawab 3W apa yang disajikan; di mana kejadiannya; dan kapan terjadi) , badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, catatan kaki (foot note) yaitu keterangan yang diperlukan untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang tidak bisa dituliskan di dalam badan tabel; sumber data yaitu dari mana tabel itu dikutip. 6
3) Penyajian dengan Grafik Macam-macam penyajian dengan grafik No
Jenis
Variabel/skala
Fungsi
Data
1 2 3
Grafik Histogram Poligon Ogive
Numerik Numerik Numerik/frekuensi
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Data Kumulatif
Kontinu/desimal Kontinu Kontinu
4 5
Line/garis Scater Plot
kumulatif Numerik/nominal Numerik
Trend/kecenderungan Menghubungkan2
Diskrit/bulat Variable
variabel
dependen
Ketahui jumlahnya
independen Mis. Batang &
6
Stem
7 8
Leaf Ishikawa Bar
Kategorikal Kategorikal/nominal
Identifikasi masalah Perbandingan
Diskrit
9
Diagram Pie Chart
/ordinal Kategorikal/nominal
frekuensi distribusi Proporsi data
Diskrit
Pareto
& ordinal Kategorikal
Menonjolkan
Susunan
10
& Kategorikal
&
daun
nilai
persentase tinggi
tinggi
rendah
shg
mudah 11
12
Pictogram
Curtogram (peta)
Kategorikal
Kategorikal
Menyatakan frekuensi
diinterpretasikan Mis. Jumlah
distribusi
pendd, 1 kepala
Perbandingan
orang 10 Juta Prevalensi
frekuensi data
Gondok
Syarat grafik: a) Terdiri: judul grafik, badan/isi grafik, cacatan kaki/keterangan; b) Juduk grafik: singkat, relevan, menjelaskan apa yang disajikan, di aman , kapan; 7
c) Badan grafik: tampilkan variable dengan warna menarik, batasi jumlah variable yang ditampilkan, melengkapi dengan legenda yang menjelaskan artinya; d) Catatan kaki: penjelasan label, sumber informasi dari isi grafik. d. Analisis/interpretasi Data/Simpulan Numerik (Hastono, Sutanto P. dan Sabri, Luknis, 2011) Data yang sudah terkumpul dari lapangan selain disajikan juga harus diolah dan dianalisis serta dilakukan interpretasi.
1) Distribusi Frekuensi Untuk dapat menganalisis data angka, data itu terlebih dulu perlu disusun secara sistematik. a) Contoh Penyusunan Data Kuantitatif Berikut umur akseptor KB di Klinik RS X, dari data d bawah akan sukar didapatkan informasi, kita coba membuat distribusi frekuensinya. 21 34 43 20 35 31 35 34 37 40 33 37 38 24 27 32 26 28 38 25 33 35 27 32 26 25 27 25 22 38 25 23 30 25 25 26 26 26 35 22 29 35 28 37 23 30 39 28 42 35 32 30 40 33 40 44 30 40 35 32 30 40 33 24 22 25 19 33 25 21 21 30 22 27 25 33 30 31 30 28 28 40 24 30 33 33 29 30 29 29 30 30 28 28 22 34 27 39 31
28 27 22 26 36 23 23 22 40 37 36
23 36 31 31
35 31 30 30
26 20 25 43
30 20 27 24
21 37 32 24
37 36 20 23
26 31 25 35
25 30 32 23
30 43 32 32
31 25 39 28
Langkah-langkah: -
8
Cari harga minimum(15) dan maksimum( 44), tentukan selisih harga maksimum dan minimum (Range = R, yaitu 29) Tentukan jumlah kelas dan interval kelas (sebaiknya sama) Jumlah kelas menurut rumus Sturgess: M = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 Log 150 = 1 + 3,3 x 2,18 = 8 M = Jumlah kelas N = jumlah data/observasi Interval kelas : R
-
M = 3,62 dibulatkan 4 Hitung banyak observasi yang termasuk ke dalam setiap kelas yang disebut frekuensi.
Tabel 1.2
Jumlah Relatif dan Jumlah Kumulatif Umur Akseptor KB di
Klinik ……RS X Tahun ……. Umur Akseptor
Jumlah
Jumlah Relatif (%)
Kumulatif Relatif
15-19
1
0,67
0,67
20-24
29
19,33
20,00
25-29
43
28,67
48,67
30-34
41
27,33
76,00
35-39
24
16,00
92,00
40-44
12
8,00
100,00
Jumlah
150
100
b) Contoh Penyusunan Data Kualitatif atau Data Kategori 9
Tabel 1.3 No
Data dari 100 Pasien Poli Penyakit Dalam RS X Tahun ……..
Jenis
Merokok
Stress
Kadar Cholesterol
Kelamin
Kadar Trigliserida
1
Laki-laki
Tidak
Tidak
200
46
2
Perempuan
Merokok
Tidak
219
47
3
Perempuan
Tidak
Tidak
195
21
4
Perempuan
Merokok
Tidak
200
48
5
Perempuan
Tidak
Stress
290
64
6 dst
Maka distribusi frekuensi dari data jenis kelamin, status merokok, dan stress adalah sebagai berikut. Contoh: Tabel 1.4 Jumlah Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RS “X” Menurut Jenis Kelamin Bulan November Tahun ----Jenis Kelamin
Frekuensi
Persen
Perempuan
77
77,0
Laki-laki
23
23.0
Jumlah
100
100.0
Tabel 1.5 Jumlah Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RS “X” Menurut Jtatus Merokok Bulan November Tahun -----
10
Status Merokok
Frekuensi
Persen
Tidak
73
73,0
Merokok
27
27.0
Jumlah
100
100.0
Tabel 1.6 Jumlah Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RS “X” Menurut Status Stress Bulan November Tahun ----Status Stress
Frekuensi
Persen
Tidak
58
58,0
Stress
42
42.0
Jumlah
100
100.0
2) Nilai Tengah Dari sekumpulan data (distribusi), ada beberapa harga/nilai yang dapat kita anggap sebagai wakil dari kelompok data tersebut. Nilai-nilai yang biasa digunakan untuk mewakili data tersebut adalah mean, median, modus. Nilai-nilai tersebut disebut nilai tengah (central tendency). a) Rata-rata Hitung Rata-rata hitung atau disebut arithmetic mean atau lebih dikenal dengan mean saja, adalah nilai yang mewakili suatu data. Mean paling sering dipakai untuk menyimpulkan sekelompok data. Sifat dari mean : Merupakan wakil dari keseluruhan nilai Mean sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim kecil maupun ekstrim besar Nilai mean berasal dari semua nilai pengamatan. Misalnya kalau kita mempunyai n pengamatan yang terdiri dari x1, x2, x3 ……… xn, maka rata-rata adalah : Contoh : Data Berat Badan 5 orang dewasa 56, 62, 52, 48, 68 kg, rata-rata berat badan 5 orang adalah 56+ 62+52+ 48+68 dibagi 5 = 57 kg. b) Median Median adalah nilai yang terletak pada observasi yang di tengah, kalau data tersebut telah disusun (array). Disebut nilai letak. Posisi median adalah n+1 dibagi 2 . Nilai median adalah nilai pada posisi tersebut. Contoh: kalau Berat badan 5 orang dewasa di atas disusun menurut besar kecilnya nilai maka, didapatkan susunan: 48, 52, 56, 62, 67, 70 kg. Posisi median adalah 11
pengamatan ke 3 dan 4. Maka nilai median adalah jumlah pengamatan ke3 dan ke 4 dibagi 2 = 56 kg + 62 kg dibagi 2 = 59 kg. Sifat media tidak terpengaruh oleh data ekstrim c) Modus (Mode) Modus adalah nilai yang paling banyak ditemui di dalam suatu pengamatan. Dari sifatnya ini maka untuk sekelompok data pengamatan ada beberapa kemungkinan: Tidak ada yang lebih banyak diobservasi, jadi tidak ada modus Ditemui satu modus (unimodal) Ada dua modus (bimodal) Lebih dari tiga modus (multimodal) Contoh: dari pengamatan berat badan 10 orang dewasa didapatkan data sebagai berikut. 52, 53, 55, 55, 55, 56, 57, 60, 62, 62 kg Dari pengamatan di atas ditemui nilai 55kg sebanyak 3 kali , dengan demikian nilai modus adalah 55 kg. d) Nilai Variasi Dengan mengetahui nilai rata-rata saja, informasi yang didapat kadang-kadang bisa salah interpretasi. Misalnya, dari dua kelompok data diketahui rata-ratanya sama. Kalau hanya dari informasi ini kita sudah menyatakan bahwa dua kelompok ini sama, mungkin saja kita bisa salah kalau tidak diketahui bagaimana bervariasinya data di dalam kelompok masing-masing. Nilai variasi atau deviasi adalah nilai yang menunjukkan bagaimana bervarianya data dalam kelompok itu terhadap nilai rata-ratanya. Jadi semakin besar nilai variasi maka, semakin bervariasi pula data tersebut. Ada bermacam-macam nilai variasi, yaitu sebagai berikut. Range Range adalh nilai yang menunjukkan perbedaan nilai pengamatan yang paling besar dengan nilai yang paling kecil. Contoh: 48, 52, 56, 62, 67 kg adalah berat badan dari pengamatan lima orang dewasa. Range adalah 67 kg – 48 kg = 17 kg Rata-rata Deviasi Rata-rata deviasi adalah rata-rata dari seluruh perbedaan pengamatan dibagi banyaknya pengamatan. Untuk ini diambil nilai mutlak. Rumus : Md = 12
∑ (X −X 1) N
Tabel 1.7 Contoh X (kg)
X-X1
(X-X1) ²
48
9
81
52
5
25
56
1
1
62
5
25
67
10
100
285
Mean =
48+52+56+62+67 5
Mean Deviasi =
9+5+!+5+10 5
= 57 kg = 6 kg
Varian Varian adalah rata-rata perbedaan antara mean dengan nilai masing-masing observasi Rumus: V (S²) = ∑ (x-X) Contoh: dari data di atas dapat dihitung variannya sebagai berikut. V=
81+ 25+1+ 25+100 =58 4
Standar Deviasi Standar Deviasi adalah akar dari varian, disebut pula simpangan baku karena merupakan patokan luas area di bawah kurva normal. Contoh dari data di atas : S = 2.
13
√ 58=7,8 kg
Konsep Dasar dan Informasi di Fasyankes a. Sistem Informasi Rumah Sakit (Rustiyanto, Ery, 2009)
Sistem adalah sekumpulan unsur yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau sutau tatanan di mana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkungan tertentu. Ciri-ciri system: 1) Pencapaian tujuan 2) Kesatuan usaha 3) Adanya unsur fungsional (input, proses, output, feed back) 4) Saling berhubungan 5) Berstruktur 6) Berjenjang Pendekatan system merupakan salah satu cara yang dapat dipakai untuk memecahkan suatu masalah.
Komponen-komponen Sistem
1) Input Komponen penggerak Pemberi tenaga Tergantung pada sasaran sistem 2) Proses Aktivitas untuk mentransformasi input menjadi out put Proses transformasi antar komponen 3) Output Hasil operasi Menjadi tujuan dari sistem 4) Feed back (umpan balik) Output yang dikirim kembali sebagai input yang selanjutnya dimasukkan dalam proses. Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM adalah suatu system yang menggunakan komputer sebagai dasar untuk menghasilkan informasi yang diperlukan manajer.Sistem informasi merupakan suatu metode formal untuk menyediakan informasi bagi para manajer secara akurat dan tepat waktu, yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi-fungsi operasional secara efektif. Konsep SIM 14
Sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi juga member dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambil keputusan. Manajemen Informasi Kesehatan Manajemen rekam medis telah berkembang menjadi manajemen informasi kesehatan dengan dukungan perkembangan teknologi. Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari laboratorium dan farmasi, xray, fotografi, video, film, dan rekaman suara/audio juga merupakan bagian dari data klinis seorang pasien. Semua informasi yang dihasilkan tentang seorang pasien dalam fasilitas kesehatan harus digolongkan sebagai bagian dari rekam medis. Manajemen informasi kesehatan tidak hanya mengumpulkan data pasien di fasilitas tersebut (misalnya RS), tetapi juga melindungi dan menjaga kerahasiaannya, melakukan interpretasi dan menganalisanya untuk membuat keputusan. Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit (SIK RS) SIK RS yaitu suatu rangkaian kegiatan yang mencakup semua pelayanan kesehatan (rumah sakit) disemua tingkatan istrasi yang dapat memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen (berhubungan dengan pengumpulan data, penyajian informasi, dan analisa)pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan SIK RS Yaitu dapat memberikan informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat istrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian (evaluasi) di rumah sakit. Komponen SIK RS SIK RS terdiri dari 3 komponen yaitu Input Proses dan Output Kegiatan Pencatatan, Pengumpulan dan pengolahan Data di RS
15
INPUT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Peraturan Per UU Program Pusat Program RS Pedoman Pelaksanaan Sarana-prasarana Dana Tenaga pelayanan POA ICD 10 Pedoman Penilaian Kinerja RS Standar Pelayanan RS Pedoman Yan Rekam Medis Pedoman Pencatatan & Pelaporan RS Hukum Kesehatan
PROSES 1.
Pencatatan Data Kegiatan RS Morbiditas Mortalitas Imunisasi Tenaga Sarana Kesling Infeksi Nosokomial 2. Penamaam &indeks 3. Penomoran 4. Penyimpanan 5. Pemusnahan 6. Pengumpulan Data 7. Analisa Data 8. Pengolahan Data 9. Pelaporan 10. Pengorganisasian 11. Desain formulir 12. Kode Klasifikasi
OUTPUT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14.
Data Kegiatan RS Data Morbiditas Px RI Data Morbiditas Px RJ Data Penyakit Khusus Px RI Data Penyakit Khusus Px-RI Data Penyakit Khusus Px-RJ Data Status Imunisasi DataIndividual Morbiditas Px-RI Umum DataIndividual Morbiditas Px-RI obstetri DataIndividual Morbiditas Px-RI Bayi Baru lahir/lahir mati Data Dasar RS Data Ketenagaan RS Data Peralatan Medik RS dan Data Kegiatan Kes Ling Data Infeksi Nosokomial RS
Pengambilan Keputusan Pengambilan Kebijakan Pedoman/ Juklak Petunjuk Teknis Program Kesehatan
Analisa Informasi Gambar 1.1 Komponen SIK RS Informasi dan keputusan Informasi adalah sesuatu yang dapat memberikan makna dan manfaat sebagai bahan pengambilan keputusan bagi para manajer.
16
JA Willan dalam buku Hospital Management (1990) mengemukakan bahwa informasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan melalui 7 tahapan, yaitu:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mendefinisikan masalah secara jelas Mengumpulkan informasi yang relevan Mencari informasi dengan konsultasi pihak lain Evaluasi informasi Mengembangkan alternative keputusan Menentukan pilihan keputusan terbaik berdasarkan informasi Mengimplementasikan keputusan.
Contoh:
1. L.Curran (1996) di King’s College Hospital’s London dalam tulisannya yang berjudul “Better record better care” menyebutkan bahwa upaya memperbaiki rekam medis ternyata berdampak positif terhadap efisiensi dan hubungan baik antara rumah sakit dengan pelanggan. 2. Prof. F.Penner melaporkan penggunaan system infoemasi computer dengan active memory card yang ternyata amat membantu dalam penggunaan pasien kronik dan juga dalam pelaksanaan proses asuransi di RS di Hongaria. 3. J.M Maisel (1995) melaporkan bahwa di AS telah berkembang komputerisasi pada pelayanan medis di RS , bangsal-bangsal. Dengan demikian diharapkan semua unit pelayanan kesehatan khususnya di RS di Indonesia sudah menggunakan teknologi
komputer dan untuk
memberikan informasi yang bersifat eksternal pihak RS sudah menggunakan fasilits internet untuk mengakses secara on line. Dengan teknologi internet calon pasien yang akan berkunjung ke RS dapat mengetahui dan atau mengakses semua informasi secara laus tentang profil RS, juga bisa memesan atau membuat perjanjian tanpa harus datang ke RS dan tanpa harus menelpon ke RS. Selain itu teknologi internet juga bisa digunakan oleh Bagian Rekam Medis khususnya untuk yang membuat laporan RS untuk pihak eksternal. Dengan internet pihak RS tidak perlu bersusah payah mengirimkan laporan lewat surat atau pos, untuk dikirim ke Dinkes Tk.II, Dinkes Tk.I, maupun di Dirjen. Sistem informasi RS telah dikembangkan dengan tujuan agar mampu memberikan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan untuk proses pengambilan keputusan diberbagai tingkatan
17
istrasi, selain itu dapat juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang ada di RS. Sistemyang sekarang ini baru dikembangkan
antara lain integrated
information system, di mana antara provider/pelayanan kesehatan (rumah sakit) dengan RS lain dapat mengakses data pasien. Hal ini dinilai sangat membantu proses penanganan pasien dengan baik. Komputer di RS dinilai sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Selain untuk mempermudah pelayanan, system komputerisasi di RS tidak hanya digunakan dibagian istrasi khususnya di personalia, tetapi komputerisasi bisa digunakan diberbagai unit pelayanan di RS.
Poliklinik
UGD
Kasir
Rawat Inap Laborat Gizi
Server di Unit Rekam Medis
Personalia
Radiologi Alkes
Apotek Kesling
18
Direktur
Gambar 1.2
Sistem Informasi RS
Untuk meningkatkan mutu pelayanan RS , seorang pimpinan RS harus memperhatikan system informasi RS, salah satunya dengan menempatkan tenaga rekam medis di poliklinik rawat jalan, unit rawat inap. Permasalahannya : 1. Saat ini tenaga rekam medis masih kurang itupun ditempatkan di unit pendaftaran, bukan di setiap unit RS; 2. Belum semua unit yang ada di RS sudah komputerisasi, sebagaian masih manual; 3. Operator komputer masih dipegang oleh perawat atau bidan sehingga system informasi yang dihasilkan tidak akurat dan informative, karena beban ganda; 4. Sistem informasi yang dihasilkan oleh pihak RS belum berkesinambungan. 3. Sumber Data di Fasyankes Statistik Rumah Sakit (Rustiyanto, Ery, 2009) Pengertian: Menurut UU RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang RS, Rumah Sakit adalah intansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Statistik RS yaitu statistik yang bersumber pada data rekam medis, sebagai informasi kesehatan yang digunakan untuk memperoleh kapasitas bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusan. Sistem Informasi RS (SIRS) SIRS adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data RS se Indonesia. Sistem informasi ini mencakup semua RS umum maupun khusus, baik yang dikelola secara public maupun privat sebagaimana diatur dalam UU RI Nomor 44 Tahun 2009. SIRS saat ini yang diberlakukan adalah SIRS Revisi VI yang merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V Tahun 2003. SIRS Revisi VI diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang SIRS. Ketentuan yang perlu diketahui dalam Permenkes tersebut adalah: 19
1. Setiap RS wajib melaksanakan SIRS; 2. SIRS merupakan aplikasi system pelaporan RS kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi: a. Data Identitas RS; b. Data ketenagaan yang bekerja di RS; c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan; d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. 3. Untuk dapat menggunakan aplikasi sebagaimana tersebut pada butir 2, setiap RS wajib melakukan registrasi pada Kementerian Kesehatan; 4. Registrasi tersebut merupakan pencatatan data dasar RS pada Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan nomor identitas yang berlaku secara nasional; 5. Registrasi tersebut dilakukan secara online pada situs resmi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan; 6. Pelaporan SIRS terdiri dari pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat ( update) dan pelaporan yang bersifat periodik; 7. Pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat ( update) ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan; 8. Pelaporan SIRS yang bersifat periodik dilakukan 1(satu) dalam 1(satu) bulan dan 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun. Tujuan Penyelenggaraan SIRS: a. Merumuskan kebijakan dibidang perumahsakitan; b. Menyajikan informasi RS secara nasional; c. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan RS secara nasional. Pembinaan dan Pengawasan 1. Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan SIRS di RS dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota; 2. Pembinaan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dilakukan melalui bimbingan teknis pelaksanaan SIRS kepada RS dan Dinas Kesehatan Provinsi;IRS dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan bersama-sama seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
20
Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5(lima) Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya: 1. RL 1 berisikan Data Dasar RS yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari RS, sehingga data ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan setiap saat (updated); 2. RL 2 berisikan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodic setiap tahun; 3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan RS yang dilaporkan periodik setiap tahun; 4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun; 5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan, berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit. Unsur-unsur dalam Statistik RS sama dengan tahap-tahap dalam statistik secara umum, yaitu: a. Pengumpulan Data Rekam Medis Pengumpulan data rekam medis dapat dilakukan dengan mengumpulkan lembaran sensus harian baik rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Pada saat mengecek jumlah pasien masuk dan keluar sesuai dengan contoh card yang diterima dan sesuai dengan jumlah medical record yang dikirim dari bangsal. Hal-hal yang perlu diteliti antara lain: 1) Bahwa jumlah sisa penderita yang masih tinggal di bangsal pada hari sebelumnya harus sesuai dengan jumlah penderita sisa dalam sensus hari berikutnya; 2) Benarnya perhitungan yang dibuat oleh setiap bangsal; 3) Semua lembaran sensus harian disusun menurut bangsal-bangsal; 4) Satukan angka tersebut kesatu lembaran sensus harian untuk seluruh RS Sumber Data Statistik RS Sumber data yang dihasilkan dari Unit Rekam Medis antara lain: Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan/TPPRJ 1. pendaftaran Rawat jalan 2. KIUP ( Kartu Indeks Utama Pasien) Unit Rawat Jalan (URJ) 21
1. Pasien Rawat Jalan 2. Sensus Harian Rawat Jalan 3. /cacatan tindakan pelayanan 4. Rekapitulasi bulanan rawat jalan Unit Gawat Darurat (UGD) 1. Pasien GD 2. Sensus Harian GD 3. /catatan tindakan GD Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap (TPPRI) 1. Buku pendaftaran Rawat Inap 2. Catatan penggunaan tempat tidur Unit Rawat Inap 1. 2. 3. 4. 5.
Sensus Harian rawat Inap Buku Pasien Rawat Inap Buku Persalinan dan Abortus Buku Tindakan Medis Rekapitulasi Bulanan Sensus Rawat Inap
Instalasi pemeriksaan Penunjang
1. Penerimaan Spesimen 2. Pemeriksaan penunjang 3. Sensus Harian Pemeriksaan Penunjang
Assembling
1. Catatan Penggunaan Formulir RM 2. Kartu Kendali Filling
1. Buku Catatan Peminjaman dokumen RM 2. Tracer Koding/Indeksing
1. 2. 3. 4. 5. 22
Indeks Penyakit Indeks Kematian Indeks Operasi Indeks Dokter Indeks Bayi
6. Indeks Kebidanan b. Pengolahan Data Pengolahan data yaitu suatu kegiatan untuk menyusun data yang diperoleh menjadi susunan yang dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan. Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan tangan (manual) maupun menggunakan elektronik, sehingga akan menghasilkan keluaran (output) yang dapat berbentuk tabel, grafik, atau ringkasan seperti jumlah angka rata-rata, persentase dan sebagainya.
c. Penyajian Data Data statistic seharusnya disajikan dengan cara yang mudah dicermati, menarik dan membuat data mudah untuk dipahami dan digunakan. Penyajian data terdiri dari tabel yang sederhana, grafik . d. Analisa dan interpretasi data Dari pengolahan dan penyajian kita dapat menganalisadan menginterpreatsikan hasil sebagaimana contoh berikut.
Tabel 1.8 Analisis Indikator Unit Rawat Jalan di RS X Tahun 2013 No 1
2
Indikator Rata-rata kunjungan per
Hasil 404 pasien
Analisis Dalam satu tahun
hari
kunjungan rata-rata per
Ratio pasien dengan
harinya 404 pasien Setiap satu perawat
perawat
14 : 1
melayani 14 pasien
Kebutuhan Informasi RS Informasi yang terkandung dalam laporan RS diperlukan untuk berbagai pihak antara lain: 1. Internal: Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Instansi, Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi, Kepala Urusan, dll 2. Eksternal: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabu/Kota, Puskesmaspemilik RS, pemasok obat dan alat kesehatan. 23
Informasi yang dihasilkan dapat digunakan berbagai keperluan, yaitu:
1. Menilai mutu pelayanan dengan cara mencocokkan dengan standar, mengevaluasi kepuasan pelanggan dan proses pelayanan yang berkesinambungan; 2. Mengevaluasi kinerja RS meliputi produktivitas, proses pelayanan, kepuasan customer internal dan eksternal. Sesuai indicator-indikator yang ada.
4. Alur dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian dan Interpretasi data Pengumpulan data ada dua macam (Kepmenkes no.1202/Menkes/SK/VIII/2003): Kedua cara di bawah ini seyogyanya dilakukan dan dirancang untuk saling mengisi, karena ada perbedaan sifat dan kegunaan dari data yang diperoleh dengan masingmasing metode. a. Metode Rutin Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari unit kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar cacatan atau rekam medik pasien/klien baik yang berkunjung ke unit kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung unit pelayanan. Umumnya dilakukan oleh petugas unit kesehatan maupun oleh masyarakat (kader kesehatan). Umumnya untuk mendapatkan data yang berasal dari pelayanan kesehatan dan data tentang masyarakat (pasien/klien) yang menggunakan pelayanan kesehatan tersebut. Data dari RS dilaporkan melalui Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS), data dari Puskesmas (dulu disebut SP2TP, atau Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas, atau Sistem Informasi Manajemen Puskesmas-SIMPUS). Data tentang SDM kesehatan dikelola dalam Sistem informasi SDM Kesehatan. Sistem ini mencakup berbagai elemen, yaitu Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan (SIMKA), Sistem Informasi Diklat Kesehatan (SI-Diklat), Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan (SIPTK), dan Sistem Informasi Tenaga Kesehatan (SINAKES). Sedangkan data tentang sumberdaya financial (pembiayaan kesehatan) dikelola melalui National Health atau Sistem Akuntansi Kesehatan Nasional (SAKNAS) yang berjenjang sampai tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. b. Metode non Rutin (sewaktu-waktu)
24
Pengumpulan data sewaktu-waktu umumnya dilakukan melalui survey, survey cepat (kuantitatif dan kualitatif) dan studi-studi khusus. Metode non rutin umumnya untuk mendapatkan data yang berasal dari masyarakat. Terutama untuk mendapatkan pemahamanyang lebih mendalam tentang masalah kesehatan yang dihadapi (bukan hanya masalah kesehatan dari mereka yang datang ke pelayanan kesehatan, melainkan juga mereka yang tidak datang ke pelayanan kesehatan). Secara nasional kita memiliki Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Sensus Penduduk (SP), Survei Peenduduk Antar Sensus (SUPAS), dan lain-lain. Survei-survei ini banyak memberikan data yang umumnya tidak dapat diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari unit-unit kesehatan. Untuk meningkatkan kemampuan analisis dan penyediaan lebih banyak informasi, mulai tahun 2001, SKRT yang diselenggarakan oleh Departemen , bahkan telah diintegrasikan penyelenggarannya dengan Susenas dan SDKI yang diselenggarakan oleh BPS, menjadi Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas). Sementara ini, baru Surkesnas yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan BPS, dengan melibatkan para pelaksana di daerah. Namun demikian kemampuan daerah secara bertahap akan ditingkatkan, sehingga kelak dapat melaksanakan Surkesda. Pada hakekatnya, data yang dikumpulkan dan dilaporkan adalah untuk digunakan setempat. Contoh ( Pencapaian Indikator Indonesia Sehat)
Data yang berasal dari Puskesmas dan RS, pertama-tama harus dikirim ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, untuk kepentingan memantau atau mengevaluasi pencapaian Kab/Kota sehat. Kab/Kota selanjutnya membuat laporan yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan. Berdasarkan pasokan data /laporan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayahnya, Dinas Kesehatan Provinsi dapat memantau atau mengevaluasi pencapaian Provinsi Sehat. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi membuat/mengirim laporannya ke Departemen Kesehatan. Di Departemen Kesehatan dilakukan verifikasi antara data yang didapat dari laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan data yang berasal dari Laopran Dinas Kesehatan 25
Provinsi. Apabila data telah diverifikasi, maka Departemen Kesehatan dapat menyajikan hasil pementauan atau evaluasi terhadap pencapaian Indonesia Sehat 2010.
Pimpinan Pengambilan Keputusan medis & istrasi
SistemSiste S m Informasi RS Data Statistik
Gambar 1.3
Pelaksanaan Kebijakan, supervise, koordinasi, keputusan & perintah
Kegiatan untuk RS Pengambilan Keputusan Alur Data Statistik
Dalam proses data statistik untuk pengambilan keputusan pertama-tama kita harus mengumpulkan sumber data statistik RS/Puskesmas dari Unit Rekam Medis dan dilakukan pengolahan data sebagaimana tahap-tahap di atas yang nantinya data statistik dapat menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan oleh pimpinan RS untuk pengambilan keputusan baik medis maupun istrasi, yang pada akhirnya seorang Pimpinan RS dapat melaksanakan kebijakan dan keputusan berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan di RS maupun Puskesmas. 5. Kegunaan Statistik di Fasyankes Pengertian Rekam Medis (Pedoman Pelayanan Rekam Medis RSUD Dr.Soetomo) Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Falsafah Rekam Medis 26
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien. Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri maupun perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tundakan medis lainnya yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut.Jadi falsafah rekam edis mencantumkan nilai istrasi, Legal, Financial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan dapat dipertanggungjawabkan. (ALFREDAIR) Tujuan Rekam Medis Tujuan Rekam Medis adalah menunjang tercapainya tertib istrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Kegunaan Rekam Medis Kegunaan Rekam Medis yaitu dokumentasi segala riwayat dan perjalanan penyakit pasien dan pengobatannya pada suatu kejadian atau sesudahnya, baik sebagai pasien rawat jalan maupun rawat inap. Kegunaan sering disingkat CIALFREDS, yaitu Communication, Information, istration, Legal, Finance, Research, Education, Documentation dan Service. Organisasi Rekam Medis Setiap instansi yang ada memerlukan suatu wadah/organisasi. Contoh di RS Dr.Soetomo sesuai Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur Jawa Timur N0m0r 112 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bidang, Bagian, Seksi dan Sub Bagian di Lingkungan RSUD Dr.Soetomo. Bidang Pemasaran dan Rekam Medik terdiri atas Seksi Pemasaran dan Seksi Rekam Medik yang masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah Kepala Bidang. Kedudukan dan Tugas Pokok Seksi Rekam Medis Seksi Rekam Medik mempunyai tugas: 1. Menyusun perencanaan program dan kegiatan Sekssi Rekam Medik;
27
2. Menghimpun, mengolah, menganalisis dan menyusun usulan kebutuhan pelayanan rekam medik; 3. Menyiapkan bahan koordinasi pengembangan rekam medik; 4. Menyiapkan bahan koordinasi penyusunan standard an pedoman teknis rekam medik; 5. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pemanfaatan dan pelayanan rekam medic; 6. Menyelenggarakan pengukuran kinerja Seksi Rekam Medik; 7. Menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan; 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Tim Rekam Medis Berdasarkan
Surat
Keputusan
Direktur
RSUD
Dr.Soetomo
Nomor
188.4/7999/304/2007 Tentang Sub Komite Rekam Medis dan telah diperbaharui dengan Keputusan Direktur Nomor 188.4.3121/301/2013 Tentang Tim Rekam Medik yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu rekam medik. Tim Rekam Medik adalah kelompok kerja rekam medic yang terdiri dari tenaga kesehatan yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan, dalam rangka membantu Komite Medik agar penyelenggaraan rekam medik bermutu. Tugas Tim Rekam Medik adalah: 1. Memberikan saran dan pertimbangan dalam hal penyimpanan rekam medik dan menjamin bahwa semua informasi dicatat sebaik-baiknya dan menjamin 2.
tersedianya rekam medis dari semua pasien; Menjamin telah dilaksanakannya dengan baik filling, record, pembuatan indeks,
penyimpanan rekam medis dan tersedianya rekam medis dari semua pasien; 3. Mengajukan usul kepada Direktur tentang perubahan dalam isi-ukuran rekam medis; 4. Membina kerjasama dengan penasehat hokum dalam hal hubungan keluar dan pengeluaran data/keterangan untuk badan-badan di luar RS. Keanggotaan Tim Rekam Medik terdiri dari Staf SMF, Kepala Seksi Rekam Medik, tenaga medis, tenaga paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam pengisian lembaran rekam medis. Ketua Tim sebaiknya adalah Dokter senior dan Sekretaris adalah Kepala Seksi Rekam Medis.
Nilai Rekam Medis (Rustiyanto, Ery, 2009) 1. Bagi Pasien 28
a. Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima oleh pasien; b. Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua kali dan seterusnya; c. Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hokum pasien dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal praktek; 2. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan a. Memilki data yang dipakai untuk pekerja profesional kesehatan; b. Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien; c. Mengevaluasi penggunaan sumberdaya. 3. Bagi Pemberi Pelayanan a. Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga professional dalam merawat pasien; b. Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan; c. Menyediakan data untuk penelitian dan pendidikan. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Menurut Departemen Kesehatan RI, 1996 (Pedoman SIMPUS Buku I): GBHN Tahun 1993 telah mengamanatkan antara lain tentang perlunya dibangun suatu system informasi yang terpadu dalam rangka meningkatkan daya guna manajemen
pembangunan.
Dengan
demikian
system
informasi
perlu
dikembangkan dalam rangka mendukung kelancaran proses manajemen institusi kesehatan pemerintah diberbagai jenjang istrasi, termasuk di tingkat Puskesmas. Latar Belakang penyederhanaan SP2TP : 1. SP2TP diberlakukan sejak tahun 1981 dan dapat berperan banyak dalam menunjang proses manajemen Puskesmas, namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh karena berbagai hal yang berkaitan dengan system tersebut, kapasitas sumberdaya terbatas di Puskesmas: a. Variabel yang dilaporkan terlalu banyak lebih berorientasi pada kebutuhan di tingkat pusat, sehingga lebih sebagai bebankerja tambahan dari pada memperbaiki kinerja Puskesmas; 29
b. Banyak variable yang sulit dimengerti c. Umpan balik dari pengelola SP2TP diberbagai jenjang asministrasi kesehatan kepada unit organisasi di bawahnya selalu terlambat, sehingga menyebabkan apatisme dari pembuat laporan; d. Para pengelola program baik pusat maupun provinsi sering meminta laporan khusus kepada Puskesmas, sehingga masih ada lagi beban tambahan; e. Pola pemanfaatan SP2TP yang terpadu dan menyeluruh untuk menunjang manajemen Puskesmas belum ada; f. Banyaknya informasi yang diperoleh dengan cara lain di luar system ini yang dirasakan lebih sesuai untuk menunjang system kesehatan. 2. Tujuan SIMPUS a. Tujuan Umum Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secaralebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. b. Tujuan Khusus 1) Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas; 2) Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas (Lokakarya Mini); 3) Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelksanaan kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan Staritifikasi Puskesmas); 4) Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas. 3. Sumber Informasi Pencatatan yang utama, antara lain: a. Kartu Individu, seperti Kartu Rawat jalan, Kartu Ibu, Kartu TB, Kartu Rumah dsb; b. , seperti Kunjungan, KIA, Filariasis, Posyandu, dsb; c. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Laporan Bulanan Sentinel; d. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK atau Family Folder), yang diberikan khusus untuk keluarga berisiko antara lain: 1) Salah seorang anggota keluarganya menderita TB Paru; 2) Salah seorang anggota keluarganya mempunyai risiko tinggi seperti Ibu Hamil, neonates risiko tinggi (BBLR) dan Balita Kurang Energi Kronis (KEK); 30
3) Salah satu anggota keluarganya menderita gangguan jiwa. e. Disamping SP2TPjuga diperlukan informasi dari instansi di luar sector kesehatan atau sumber-sumber lainnya, seperti informasi kependudukan, hasil kegiatan sector lain yang terkait, seperti BKKBN, Pertanian, Bangdes, Depdikbud, PU, dsb. f. Hasil pengolahan data SP2TP dan informasi lainnya dimanfaatkan untuk meningkatkan manajemen Puskesmas. 4. Mekanisme a. Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan dinterpretasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP; b. Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-masing kegiatan di Puskesmas dan pengelola program disemua jenjang istrasi; c. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP dan sumber lainnya, dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, persentase dsb. 5. Pemanfaatan SIMPUS Informasi yang diperoleh dari SP2TP dan informasi lainnya, dimanfaatkan untuk: a. Menunjang proses manajemen Puskesmas, sebagai bahan penyusunan rencana tahunan Puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional Puskesmas, bahan pemantauan, evaluasi dan pembinaan; b. Membantu Dinas Kesehatan Tingkat II dalam penyusunan perancanaan tahunan, penilaian kinerja Puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas, bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di wilayahnya, untuk menentukan prioritas masalah dan upaya pemecahan dan tindak lanjutnya; c. Membantu kelancaran Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2), Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) program-program, sebagai masukan untuk diskusi UDKP. 6. Peranan Dati II dalam Pembinaan SIMPUS Dinas Kesehatan Tingkat II bertugas membinan Puskesmas, sehingga SIMPUS dapat terselenggara disetiap Puskesmas. Kepala Dinas Kesehatan 31
Tingkat II membentuk Tim yang terdiri dari para pengelola Program serta menyediakan sarana termasuk peningkatan kemampuan dan penyediaan Sumberdaya manusia. Dalam pemanfaatan SIMPUS Dati II perlu menyadari bahwa system informasi manajemen Puskesmas pada hakekatnya merupakan sub system informasi dalam system informasi manajemen kesehatan Dati II. Sehingga masukan yang diperoleh dari sub system ini perlu dikonfirmasi atau dipadukan dengan sub system lainnya, sebagai dasar pemikiran untuk pengambilan keputusan di Dati II. Tugas Tim Dati II dalam pembinaan SIMPUS, adalah: a. Melakukan pembinaan SIMPUS. Dalam pembinaan ini yang diperhatikan pada ketepatan waktu pelaporan, kualitas data, pengolahan dan pemanfaatan data oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Tingkat II; b. Melaksanakan pengawasa dan pengendalian pelaksanaan SIMPU; c. Mengorganisisr pertemuan berkala sesuai jadual yang disepakati di dati II untuk membahas SIMPUS di wilayahnya; d. Memberikan umpan balik hasil pengawasan dan pengendalian pelaksanaan SIMPUS kepada Puskesmas; e. Mengorganisir supervisi berkala ke Puskesmas dalam rangka pembinaan pelaksanaan SIMPUS.
32
BAGAN SIMPUS DATI II
UDKP
RENCANA USULAN KEGIATAN
TINDAKAN KOREKTIF SEGERA
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
MANAJEMEN PUSKESMAS Monitoring Harian/Bula nan
Stratifik asi Puskesm
Perencanaan Tingkat Puskesmas
LINTAS SEKTORAL
Mini Lokakarya
INFORMASI MANAJEMEN DISEMINA SI INFORMA
ANALISIS & INTERPRETA SI PENGOLAHA N SP2TP PELAPORAN PENCATATAN
INFORMASI LAIN DEMOGRAFI SEKTOR LAIN
Gambar 1.4 Bagan SIMPUS 6. Peran Profesional MIK dalam Statistik di Fasyankes 33
Peran dan Kedudukan RM di Pelayanan Kesehatan (Rustiyanto, Ery, 2009) Pelayanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ditinjau dari tingkat pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan.Pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai sub system pelayanan. Salah satunya adalah sistem pelayan rekam medis yang mengelola dan menghasilkan data dan informasi hasil dari pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan Dasar meliputi: 1. Balai Pengobatan (BP) 2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) 3. Pondok Bersalin Desa (Polindes) 4. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 5. Puskesmas Pembantu 6. Puskesmas Rawat Inap 7. Rumah Bersalin (RB) Pelayanan Kesehatan Rujukan, antara lain:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
RS Bersalin RSIA RSU RS Khusus RS Tipe A RS Tipe B RS Tipe C
Hubungan Statistik RS dengan Rekam Medis Hubungan statistik RS dengan rekam medis sangat erat, karena di dalam unit pelayanan RS haruslah ada yang namanya Unit Rekam Medis, karena salah satu syarat Akreditasi RS harus ada Bagian /Unit Rekam Medis. Unit Rekam Medis selain memberikan pelayanan secara langsung kepada pasien, juga berperan penting dalam menyediakan data atau informasi tentang kegiatan pelayanan di RS. Data yang dihasilkan dari Unit Rekam Medis tersebut dapat digunakan untuk mengolah data yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun pelaporan RS.
Rumah Sakit
Unit Rekam Medis 34
Pengambilan Keputusan oleh Pimpinan RS
Dokumen Rekam
Statistik RS: 1.Pengumpulan Data 2. Pengolahan Data 3. Penyajian Data
Evaluasi Gambar 1.5 Hubungan Statistik RS dengan Rekam Medis
Arti dan Manfaat Data Statistik Bagi Pimpinan Rumah Sakit Pimpinan RS adalah orang yang memimpin pada organisasi di RS. Tugas pokok seorang pimpinan RS adalah mengatur atau mengelola suatu input secara efisien dan efektif
untuk mencapai keluaran (output) yang terbaik. Pimpinan RS harus
mengetahui data keluaran sebagai dasar evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan oleh atasan secara langsung atau oleh anggota staf RS. Seorang Pimpinan RS harus mengetahui dan menelusuri permasalahan yang ada di lapangan. Seorang pimpinan RS harus mengetahui pengetahuan tentang manajemen sehingga mampu mengubah masukan yang serba terbatas menjadi keluaran yang optimum.
Pemanfaatan Data Rekam Medis untuk Statistik RumahPihak Sakit Intern:
35
1. TPPRJ/TPPRI 2. UGD data/sumber 3.Input Poliklinik 4.dataBangsal Rawat Inap 5. Apotek 6. Keuangan 7. Instalasi Gizi 8. Laboratorium 9. Rontgent 10. Bagian Alkes 11. Bagian Kesling 12. Kepegawaian 13. dll
Proses Pengolahan Data Statistik RS
1. Direktur 2. Wadir put 3.OutKabag/Kabid Pemanfaatan 4. Ka Instalasi 5.Data Ka Sub Bagian 6. Kaur Pihak Ekstern:
Unit Rekam Medis: 1. 2. 3.
4.
1. Mengumpulkan Data 2. Mengolah data 3. Menyajikan Data 4. Menganalisa Data
1. Kepmenkes 2. Dinkes Prov 3. Dinkes Kab/Kota 4. Pemilik RS 5. Pemasok Obat & alkes
Gambar 1.6 Pemanfaatan Data Rekam Medis untuk Statistik Rumah Sakit
36
C. PENUTUP 1. Test/Umpan balik Test ditujukan kepada mahasiswa untuk menjelaskan dari pokok bahasan yang telah dijelaskan oleh dosen, 2-3 mahasiswa secara bergantian yang ada dalam kelompok , bila jawaban kurang sempurna disempurnakan oleh kelompok lain. 2. Tindak Lanjut a. Minggu selanjutnya, bagi mahasiswa yang belum mengerti dijelaskan lagi dan diberikan pemahaman konsep yang diajarkan. b. Mahasiswa dibagi 10 -11 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 - 5 mahasiswa berdasarkan urutan Index Prestasi Kumulatif semester 1-3, sehingga masing-masing kelompok heterogen. DAFTAR PUSTAKA
RSUD Dr.Soetomo . Bidang Pemasaran dan Rekam Medik. Pedoman Pelayanan Rekam Medis RSUD Dr.Soetomo. Surabaya, 2013 Departemen Kesehatan R.I. Juknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Jakarta, 1997 Departemen Kesehatan R.I. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta: Ditjen Yanmed, 2001 Departemen Kesehatan R.I..Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Keputusan Menteri Kesehatan No.1202/Menkes/VIII/2003. Jakarta: Pusat data dan Informasi Depkes, 2003 Departemen Kesehatan R.I. Pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit-Revisi VI. Jakarta, 2011 Departemen Kesehatan R.I. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian data Rumah sakit. Jakarta, 2005 Departemen Kesehatan R.I.Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Buku I). Jakarta, 1997 Departemen Kesehatan R.I. Batasan Operasional SP2TP (Buku II Seri A) Departemen Kesehatan R.I. Petunjuk Pengisian Formulir Pencatatan SP2TP (Buku II Seri B) Departemen Kesehatan R.I. Petunjuk Pengisian Formulir Pelaporan SP2TP (Buku II Seri C) 37
Departemen Kesehatan R.I. Petunjuk Pengolahan Dan Pemanfaatan Data SP2TP (Buku III). Jakarta, 1997 Hastono, Sutanto. Statistik Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011 Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
38