Luka Bakar Yang Diakibatkan Oleh Rokok Elektrik : klasifikasi terbaru berdasarkan mekanismenya
Abstrak Pendahuluan :Lebih dari 10 juta pengguna setiap harinya, rokok elektrik dinilai sangat sukses. Namun beberapa tahun terakhir, dilaporkan bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan yang timbul dari rokok elektrik meningkat. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan dan mereview literature guna mengklasifikasikan berdasarkan mekanisme kecelakaan yang disebabkan oleh rokok elektrik, sehingga dapat diketahui perlunya terapi khusus atau tidak. Metode : Jurnal ini menggunakan retrospektif rewiew dari data luka bakar Juni 2016- Juli 2018 untuk kecelakaan yang diakibatkan atau berhubungan dengan penggunaan rokok elektrik. Yang dijelaskan berupa demografi (usia, jenis kelamin),
mekanisme
luka
bakar,
kedalaman,
lokasi,
permukaan
dan
penanganannya. Hasil : 10 pasien menderita luka bakar berhubungan dengan penggunaan rokok elektrik .Lokasi luka bakar berada di paha ( 80%), dan tangan (50%) dengan rata rata permukaan 3 % dari seluruh permukaan tubuh. Ditemukan 4 mekanisme yang berbeda : tipe A : luka bakar termal dengan api yang diakibatkan oleh phenomena “thermal runaway”, tipe B : Lesi ledakan sekunder akirbat ledakan, tipe C : luka bakar kimia alkali yang disebabkan oleh penyebaran elektrolit, tipe D : luka bakar termal tanpa api yang diakibatkan karena terlalu panas. Mekanisme yang berbeda ini menyebabkan penanganan bedah spesifik maupun non-bedah.
4
Kesimpulan : terapi dari luka yang diakibatkan oleh ledakan rokok elektrik harus didasari dari mekanismenya. Mekanisme berbeda dapat diterapkan dan dipertimbangkan untuk penanganan spesifik.
5
1. Pendahuluan Rokok elektrik pertama kali diciptakan pada tahun 2003 di cina dan penggunaannya menyebar luas ke amerika sejak tahun 2007, menyebabkan rokok elektrik menjadi popular lebih dari 2,5 juta pengguna di amerika dan 7,5 juta rakyat eropa menggunakannya. Rokok elektrik diproduksi lebih dari 450 perusahan di pasaran, dan terjual di toko maupun internet. Rokok elektrik dibentuk menyerupai rokok tradisional baik dari design dan cara penggunaan, tetapi di perkirakan lebih sehat karena pembakaran dan rasa candu lebih sedikti. Rokok elektrik tersedia berbagai macam , baik dari segi design dan saat ini sangat berkembang pesat . Alat ini menggunakan batrai yang bersumber dari filamin pemanas hingga komponen foratil aerosol, seperti propilen glikol, gliserin, nikotin , dan perasa. Modifikasi secara konstan di bentuk untuk membuat batrai litium lebih kecil dan lebih kuat. Bahkan dalam beberapa kasus, pengguna dapat memodofokasi alat perangkkatnya untuk meningkatkan penguapan. Modifikasi secara manual ini disebut sebagai personal vaporizers
atau MODS dan itu
berbahaya. Tidak ada panduan khusus yang tersedia untuk desain, pabrik maupun tes keamanan untuk rokok elektrik. US Fire istration melaporkan 25 insiden dari ledakan dan percikan api yang berhubungan dengan rokok elektrik (2009-2014). 88% terjadi saat menggunakan, dan 4% terjadi saat disimpan atau dalam perjalanan. Sejak tahun 2016, terdapat peningkatan angka kejadian yang diakibatkan oleh penggunaan rokok elektrik. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan seris kasus dan me review beberapa sumber dengan tujuan mengklasifikasikan kejadian
6
berdasarkan mekanisme injuri yang disebabkan oleh rokok elektrik. Klasifikasi baru ini dapat digunakan untuk menentukan apakah pasien memerlukan penanganan khusus atau tidak.
2. Bahan dan Metode Kami menggunakan metode retrospektif dari data luka bakar institusi kami dengan kata kunci: rokok elektrik”, “ledakan”, “litium”, dan “baterai”. Kriteria inklusi terdiri dari pasien yang di rujuk ke rumah sakit St. Louis Burn Center di Paris, Perancis, selama 1 tahun, sejak Juni 2016 sampai Juli 2017 untuk luka yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik. Serta dijabarkan demografi pasien (usia, jenis kelamin), mekanisme luka bakar, kedalaman, lokasi, permukaan, dan terapi yang diberikan. Dalam mengevaluasi klasifikasi untuk cakupan yang lebih luas, sebuah review sistematik dari PubMed diambil untuk sumber termasuk diskusinya. Strategi penelitian yang diterapkan termasuk kombinasi dari kata kunci yang sama. Untuk tambahan referensi artikel ditemukan dari bibliografi artikel yang lain. Laporan penelitian non medis seperti berita atau laporan institusi tidak diambil untuk berfokus pada sitasi medis. Data epidemiologis manifestasi klinis, dan karakteristik injury, terapi di bahas. 3. Hasil Selama periode satu tahun ini, sepuluh pasien dirawat di pusat luka bakar akibat luka-dari rokok elektrik. Empat dari mereka dirawat di rumah sakit dan enam pasien lainnnya dirawat jalan. Semua pasien adalah laki-laki, dengan usia
7
rata-rata 39 tahun. Rata –rata permukaan luka bakar adalah 3% dari total luas permukaan tubuh. Semua pasien menderita luka bakar minimal pada satu anggota tubuh. Topografi luka bakar berada di paha (80%) dan tangan (50%). Lima pasien terdapat luka bakar pada anggota tubuh bagian bawah. Dua pasien mengalami luka bakar pada ekstremitas atas. Untuk tiga pasien lainnya, mengalami luka bakar pada ekstremitas atas dan bawah. Pada penelitian ini tidak ada seorang pun menderita menderita luka bakar pada daerah wajah, yang merupakan tipe ketiga dari
lokasi luka bakar akibat rokok elektrik.Kedalaman luka bakar dapat di
klasifikasikan sebagai berikut: lima pasien dengan kedalamn parsial, dua pasien dengan kedalaman campuran parsial dan total dan tiga pasien dengan luka bakar sangat dalam. Dalam 80% kasus, rokok elektrikmeledak saat berada di Saku. Untuk 20% sisanya, alat tersebut terbakar saat dipegang. Tidak ada pasien kami yang mengalami luka akibat ledakan saat merokok. Melalui artikel ini, kami bertujuan untuk mengklasifikasikan berdasarkan dari empat mekanisme luka yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik.
8
Mekanisme utama adalah luka bakar termal dengan api (Tipe A). Delapan pasien dilaporkan cedera disebabkan oleh
baterai yang meledak di saku
mereka. Tiga pasien di antaranya menggunakan tangan untuk memadamkan api dan sebagai akibatnya terdapat luka bakar pada ekstremitas atas dan bawah. Dua pasien lainnya sedang memegang rokok elektrik di tangan mereka. Dalam satu kasus, mekanisme dari luka bakar termal adalah terbakar tanpa adanya api . rokok elektronik terlalu panas saat di dalam saku karena tombol terkunci pada posisi pemanas (Tipe D). Dalam kasus lainnya, larutan elektrolit yang terkandung dalam baterai menyebar dan menyebabkan luka bakar (Tipe C) ( Gambar. 2 ). Dalam penelitian ini tidak ada pasien yang menderita luka akibat ledakan (Tipe B). Tujuh pasien berhasil diobati dengan tindakan non-operatif menggunakan dressing silver sulfadiazine. tujuh kasus dari sembuh
spontan
dalam
jangka
luka bakar termal dengan api
waktu
21
hari. Tiga
pasien
membutuhkanpembedahan. Dalam kasus ini, mekanisme yang tidak melibatkan api (thermal oleh resistensi terlalu panas dan dasar kimia luka bakar). Karena adanya luka bakar dengan kedalaman penuh pada paha, pasien pertama diobati
9
dengan eksisi dan jahitan dengan local Anestesi . Pasien kedua dan ketiga membutuhkan pembedahan debridemen nekrosis yang menyebar di bawah kulit. satu dan dua prosedur bedah diperlukan untuk menghancurkan jaringan yang telah hancur.
4. Diskusi Artikel ini adalah yang pertama mengusulkan klasifikasi berdasarkan mekanisme cedera yang terkait dengan rokok elektrik. Kami mencoba mengklasifikasikan 4
mekanisme berbeda dari cedera yang diakibatkan
penggunaan rokok elektrik. Patterson dkk mengklasifikasikan berdasarkan topografi luka bakar. Kami mempertimbankan klasifikasi berdasarkan pada mekanisme luka bakar yang berdampak langsung pada terapi pasien yang dapat membantu spesialis dan non- spesialis untuk menangani cedera ini. Empat mekanisme yang bisa bertanggung jawab untuk cedera ini dapat unik atau berhubungan: luka bakar termal dengan api (Tipe A), luka ledakan sekunder akibat ledakan (Tipe B), luka bakar kimia alkali (Tipe C) dan luka bakar termal tanpa api (panas berlebih) (Tipe D). 10
Untuk membahas klasifikasi baru ini, kami melakukan tinjauan literatur berdasarkan laporan medis. Patterson dkk mengusulkan review berdasarkan TV, internet dan surat kabar: dari “pencarian“ PubMed ”tidak ditemukan satupun artikel tentang insiden ini (literatur medis terkait dengan luka yang disebabkan oleh rokok elektrik)”. Tetapi selama beberapa tahun terakhir, jumlah laporan kasus meningkat: 19 artikel tentang luka bakar rokok elektronik telah ditemukan di literatur medis sejak 2016 . Fakta ini mendorong kami untuk mendiskusikan artikel ini. Salah satu tujuan dari artikel ini adalah untuk mencari tahu Risiko yang berpotensi untuk terjadinya luka bakar yang serius. Data kami mendukung kebutuhan untuk peningkatkan dari kesadaran dan pengetahuan di tenaga kesehatan yang memberikan terapi terhadap luka bakar ini. Sebanyak 55 kasus dijelaskan dalam artikel ini. Karakteristik demografi pasien menunjukkan bahwa korban kebanyakan laki laki berusia 30 hingga 40 tahun. persentase berdasarkan kelompok usia adalah yang tertinggi pada usia 1824 tahun dan menurun seiring bertambahnya usia. Dalam literature ini usia rata – rata 30 tahun, dan sebagian besar pasien adalah laki-laki (97%). Dengan risiko tinggi terdapat gejala sisa dari segi kosmetik maupun fungsional pada pria muda dan orang dewasa, cedera akibat rokok elektronik memerlukan perhatian khusus. Dengan rata-rata permukaan luka bakar kurang dari 5%
dari sleuruh
permukaan tubuh , cedera terlokalisasi. Dalam literatur, rata-rata permukaan luka bakar adalah 4% dari total luas permukaan tubuh [0,5%; 27%]. Tetapi topografi dari luka menjadi masalah utama. Tangan dan wajah sering terlibat dan menyebabkan gejala sisa. Dalam Literature ini , wajah adalah lokasi ketiga yang
11
disebabkan oleh cedera akibat rokok elektrik. Dari satu hingga tiga area dapat terlibat dalam cedera ini. Paha (54% dari kasus) adalah yang paling banyak terkena , diikuti oleh tangan (26%), wajah (22%) dan thorax (2%). Dalam artikel kami, tidak ada pasien yang mengalami cedera wajah. Fakta ini mengejutkan, 11 pasien mengalami luka bakar wajah.Kita menganggap bahwa sebagian besar pasien harus dirujuk ke oral dan unit bedah maxillo-facial. Kasus yang paling sering dilaporkan termasuk luka bakar
pada daerah mulut, patah tulang,
kemerahan atau gigi yang retak . Dalam literatur, 68% pasien menjalani pembedahan. Eksisi dilakukan pada 85% kasus bedah. Jahitan langsung mungkin terjadi pada 26% pasien dan 74% sisanya mendapatkan cangkok kulit (61% langsung setelah eksisi dan 13% setelah allograft sementara). Untuk tiga pasien, prosedur operasi yang lain diperlukan, seperti amputasi satu jari, reduksi fraktur tulang hidung atau pengangkatan benda asing. Rata –rata pasien yang mengalami pembedahan pada literatur lebih tinggi dari pada artikel kami. Kita dapat menduga adanya bias Berdasarkan kasus yang lebih parah dalam literature ini.
Baterai Lithium, yang biasa digunakan dalam rokok elektrik , rentan terhadap fenomena yang disebut "thermal runaway": Suhu panas internal yang berlebihan menghasilkan api hingga ledakan ketika baterai terkunci pada alat.ledakan terjadi ketika larutan elektrolit dalam baterai menjadi panas hingga mencapai titik didih, yang mengganggu segel baterai.
12
Ketika terdapat luka bakar termal,maka diperlukan terapi pembedah yang diperlukan dalam 53% dari kasus yang dilaporkan pada
literatur. Terapi
pembedah ini dasarkan pada eksisi dan ketebalan skin graft (80%) atau debridement tanpa skin graft (20%). Dalam seri kami, sebagian besar luka bakar adalah luka bakar dengan ketebalan parsial, pasien sembuh tanpa operasi setelah 2-4 minggu. Dalam literatur, skin graft kadang-kadang diperlukan setelah perawatan luka yang ekstensif dan debridemen. Pasien seringkali sadar saat alat terakar sehingga mereka dapat segera menghentikan api untuk meminimalkan kedalaman luka bakar. Terkadang, pasien menggunakan tangan untuk memadamkan api, sebagai berakibat terbakarnya paha dan tangan. Ketika tedapat luka akibat ledakan, terapi pembedahan diperlukan pada dua dari tiga pasien. Jahitan langsung setelah debridemen dapat menjadi pilihan terapi. Reduksi dari fraktur tulang dan pngambilan benda asing telah dilakukan untuk beberapa pasien ini. Akibatnya, ketikan terjadi ledakan, unit perawatan darurat harus mencari tanda –tanda patah tulang dan kehilangan jaringan lunak yang luas. Radiografi dan CT scan dapat digunakan untuk menentukan tempat lesi dan mencari benda asing. Debridemen jaringan nekrotik harus dilakukan sebagai konservatif karena dapat menyebabkan risiko tinggi pada efek kosmetik dan fungsional. Benda asing harus dikeluarkan dan penutupan langsung dari luka. Ketika terjadi ledakan dan cedera termal, 60% dari pasien membutuhkan terapi bedah bedah berdasarkan eksisi dan jahitan atau eksisi dan skin graft. Baterai lithium banyak digunakan unruk rokok elektrik. Setelah baterai meledak,
13
pasien terpapar oksida kobalt atau lithium manganese okside. Ketika kontak dengan air,terjadi reaksi eksotermis yang berakibat pada pembentukan alkali lithium hidroksida dan gas hidrogen . Nicoll dkk melaporkan fenomena luka bakar akibat kimia alkali. Tidak ada panduan khusus untuk terapi luka bakar akibat baterai lithium. Pengujian dengan menggunakan kertas pH dapat digunakan dalam beberapa kasus yang dicurigai terdapat paparan logam. Jika hasil terdapat pH alkali luka bakar tidak boleh diirigasi dengan air, karena dapat mengakibatkan reaksi eksotermik yang dapat mengakibatkanluka bakar baik termal dan kimia . Kami setuju dengan Nicoll et al. pembersihan dan debridemen dari logam dan penggunaan minyak mineral untuk menutupi luka bakar . Ketika terjadi mekanisme kimia, terapi bedah selalu dibutuhkan dalam literatur. Pada satu pasien, eksisi berulang dari perluasan nekrosis dapat menyebabkan amputasi jari. Kite dkk melaporkan mekanisme difus nekrosis subkutan pada kasus pasien dengan luka bakar pada pergelangan tangan: “Ketika alat meledak,secara umum berfokus pada area yang terkena langsung luka bakar. Hal Ini menyebabkan pintu masuk dari kulit untuk penyebaran gas dan partikel yang menjelaskan distribusi zat dalam jaringan meskipun jauh dari titik cedera. " Herlin dkk dan Nikoll dkk. menemukan ketidak seimbangan antara intensitas rasa sakit dan bentuk kedalaman serta permukaan dari luka bakar. Hal ini mendorong kami untuk lebih memperhatikan kejadian dari luka bakar kimia yang terkait dan berakibat pada pembentukan kedalaman sekunder. 5.Kesimpulan
14
Dengan semakin populernya rokok elektrik, produk semakin banyak di produksi dan di distribusikan, maka monitor dan pengendalian produksi menjadi berkurang. Produksi dengan biaya rendah dan kualitas yang buruk dapat menjelaskan mengapa terjadi ledakan secara tiba-tiba. Terdapat banyak tipe rokok elektrik yang menggunakan litium sebagai batrai karena bentuknya kecil namun memiliki daya yang kuat, tetapi batrai litium dapat mengarah kedalam suatu kondisi yang disebut "thermal runaway”, yang terjadi ketika suhu baterai internal mencapai titik yang menyebabkan kebakaran internal atau ledakan. Saat ini tidak ada data atau pelaporan mengenai ledakan yang diakibatkan oleh rokok elektrik, sehingga tidak mungkin mengetahui seberapa banyak kejadian yang terjadi setian tahun dan kami menganggap bahwa frekuensi ini insiden diragukan. Hal ini dapat menjadi suatu hal yang menarik ketika dilakukan penelitian prospective secara internasional dari berbagai center untuk meningkatkan jumlah pasien termasuk dari mempelajari kasus yang berhubungan dengan penggunaan rokok elektrik. Terapi dari cedera yang diakibatkan oleh ledakan rokok elektrik harus dilakukan pendekatan dari sudut pandang untuk mengatasi luka bakar termal dan kimia. Empat mekanisme yang mungkin terjadi berhubungan dengan cedera ini. Tenaga medis baik spesialis maupun non spesialis harus sadar mengenai potensi dari keparahan luka dan perlu untuk memahami mekanisme luka bakar untuk mengetahui diagnose yang tepat, sehingga dapat mencegah komplikasi dan memberikan terapi yang tepat untuk pasien.
15
Melalui artikel ini, kami bertujuan untuk mengajukan klasifikasi berdasarkan mekanisme dari cedera. Pengetahuan dan pembentukan dari mekanisme cedera memiliki akibat langsung dalam terapi pasien. Regulasi yang lebih baik diperlukan untuk memberitahukan pengguna bahwa terdapat risiko yang potensial dari penggunaan rokok elektrik, sehingga diperlukam peraturan untuk keamanan pembuatan alat ini. Tetapi sebelum itu, kita dapat mengasumsikan bahwa kita dapat mengobati pasien yang cedera akibat rokok elektrik.
16