Cerpek An 2b3a11

 Laporan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2014, angka estimasi pengguna NAPZA di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%.  Hasil survei Badan Narkotika Nasional Indonesia yang bekerja sama dengan Puslitkes UI 2014: prevalensi 2,18% dan 2016: diproyeksikan prevalensi 2,21% setara dengan 4.173.633 orang dengan rincinan kategori adiksi coba pakai, teratur pakai, pecandu suntik dan pecandu non suntik  2017 Kalteng berada diposisi ke 5 sebagai penyalahguna NAPZA tertinggi dari 34 Provinsi di Indonesia. Nilai ini lebih tinggi dari prevalensi nasional yakni 1,77 %. Hingga tahun 2018, angka penyalahguna NAPZA di Kalteng sudah mencapai hingga 42.000. Pemetaan wilayah peredaran NAPZA di Provinsi Kalimantan Tengah menempatkan tiga daerah dalam kawasan zona merah peredaran NAPZA provinsi yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kebupaten Kotawaringin Barat.  BNN Kota Palangka Raya mencatat 2014 : 7 orang, 2015: 29 orang, 2016: 39 orang, 2017: 44 orang, 2018: 36 orang, dan 2019 : 8* orang  Berdasarkan pernyataan masyarakat bahwa terdapat pengedar NAPZA yang pernah tinggal di Kelurahan Kalampangan dan sudah pernah dipenjara dan direhabilitasi. Selain itu, pada juli 2018 terjadi penangkapan pengedar sabu lintas provinsi yang dibekuk di Kelurahan Kalampangan bersama barang bukti narkoba jenis sabu seberat 2 ons atau 200 gram.  Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya.  Tingkat pengetahuan : Tahu, Memahami, Aplikasi, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi  Faktor-faktor yang mempengaruhi : Internal (pendidikan, pekerjaan, pengalaman, usia) eksternal (lingkungan dan sosial budaya)  Remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual, seksual dan social. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak sebagai berikut: pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil. Remaja rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA : Perasaan galau, perasaan ingin tahu, kegoncangan emosional, cenderung melawan otoritas, faktor lingkungan (keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat)  NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisitetis yang apabila dimasukkan kedalam tubuh dapat memengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang.  Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian obat diluar indikasi medik, tanpa petunjuk/resep dokter, secara teratur atau berkala sekurang-kurangnya selama 1 bulan.  Halusinogen, yaitu efek dari NAPZA: berhalusinasi dengan melihat suatu hal atau benda yang sebenarnya tidak ada atau tidak nyata  Stimulant, yaitu efek dari NAPZA: mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya. Contohnya amphetamines, anabolic steroids, kokain, shabu, ekstasi dan nikotin.  Depresan, yaitu efek dari NAPZA: menekan system syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri  Adiktif, yaitu efek dari NAPZA yang menimbulkan kecanduan.  dampak ketergantungan narkoba dapat terlihat pada : a. Dampak Fisik

   

  

1) Gangguan pada sistem saraf seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran dan kerusakan saraf tepi. 2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti infark miokard. 3) Gangguan pada kulit seperti: abses dan alergi. Gangguan pada paru seperti: depresi pernapasan. Vertigo, emesis, hipertermia, sirosis hati dan insomnia. 4) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron) serta gangguan fungsi seksual. 5) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C dan HIV. 6) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi overdosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. b. Dampak Psikis 1) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal dan penuh curiga. 2) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. 3) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. 4) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman hingga bunuh diri. c. Dampak Sosial 1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila. 2) Pendidikan menjadi terganggu. Baik (nilai ≥75%) dengan jawaban benar 16 dari 20 soal Cukup (nilai 60-75%) dengan jawaban benar 12-15 dari 20 soal Kurang (nilai < 60%) dengan jawaban benar <11 dari 20 soal penelitian deskriptif: tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara objektif a) Kriteria Inklusi 1) Siswa SMK Negeri 7 Palangka Raya yang sadang aktif mengikuti pendidikan di sekolah 2) Siswa kelas X dan XII 3) Siswa yang bersedia menjadi responden 4) Siswa yang sehat jasmani dan rohani b) Kriteria Eksklusi 1) Siswa yang tidak bersedia menjadi responden 2) Siswa yang tidak masuk sekolah saat dilakukan penelitian 3) Siswa kelas XI yang sedang PKL/Magang 4) Siswa yang sedang sakit Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi Hasil kuesioner: dikategorikan berdasarkan skala ordinal yaitu dikatakan “Baik skor : 76%-100%”, “Cukup skor : 56%-75%”, dan “Kurang skor : 0%-55%”. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian yang berguna untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana. Analisa univariat dalam penelitian ini yaitu karakteristik reponden meliputi usia, jenis kelamin dan status tinggal.