LAPORAN KULIAH LAPANGAN WAWASAN TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN
“BIOGAS SEDERHANA MENGGUNAKAN LIMBAH ORGANIK DARI KEGIATAN KOMERSIL KANTIN ITK”
Disusun oleh: Kelompok 5 1. Lia Saparinga
02151010
2. Riski Tria Ningseh
02151017
3. Elly Septia Yulianti
05151012
4. Ine Nisrina Nurfauzi
05151018
5. Nevitalia Rosananda
05101028
6. Nicole Barcelona Widodo
05151029
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugasbesaryang berjudul “BIOGAS SEDERHANA MENGGUNAKAN LIMBAH ORGANIK DARI KEGIATAN KOMERSIL KANTIN ITK” Laporan tugas besar ini merupakan salah saah satu syarat untuk memenuhi kelengkapan nilai mata kuliah Wawasan Teknologi Lingkungan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Cut Keumala Banaget, S.T., M.T. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Wawasan dan Teknologi Lingkungan. 2. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas besar ini. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum sempurna, karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan kuliah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Balikpapan, 6 Mei 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi BAB 1 ........................................................................ Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ..................................................... Error! Bookmark not defined. 1.1
Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.2
Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4
Manfaat Penulisan ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 ........................................................................ Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA ......................................... ..Error! Bookmark not defined. 2.1
Biogas ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2
Sumber-sumber Gas Metana (CH4)…….…………………………..…... 4
2.3
Sampah ..................................................................................................... 5
2.4
Sampah Organik dan Anorganik……………………………………..…..5
2.5
Sampah Domestik..................................................................................... 6
BAB 3 ..................................................................................................................... 8 METODE KERJA ................................................................................................ 8 3.1
Skema Kerja ............................................................................................. 8
3.2
Tahapan Kegiatan ..................................................................................... 8
3.3
Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9
BAB 4 ................................................................................................................... 11 PEMBAHASAN .................................................................................................. 11
iii
4.1
Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................. 11
4.2
Analisis Hasil
Kegiatan…………………………….…………………..Error! Bookmark not defined. 4.3 Total Penggunaan Anggaran......................................................................13 BAB 5 ................................................................................................................... 14 PENUTUP ............................................................................................................ 14 5.1
Kesimpulan ............................................................................................. 14
5.2
Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15 LAMPIRAN I ……………………………………………………...……..…….16 LAMPIRAN II……………………………………………..…………………....17
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Kerja………………………………………………….……... 8 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Komposisi Terhadap Volume Akumulasi dan Waktu Produksi Biogas……………………………………………12
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Biogas …………..………………………………………… 3 Tabel 2.2 Sumber dan Perosot CH4………………………………………………4 Tabel 2.3 Komposisi Sampah Domestik di Indonesia Tahun 2008…………...…7 Tabel 3.1 Jadwal kegiatan………………………………………………………..10 Tabel 4.1 Tabel Total Penggunaan Anggaran Kegiatan Penelitian……………...13
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Energi merupakan komponen penting untuk menunjang aktivitas dan usaha produktif maupun dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber energi dapat berasal dari energi fosil, energi matahari, air, angin atau energi dari sumber daya hayati (bioenergi). Energi juga merupakan persoalan yang krusial didunia dikarenakan permintaan energi yang meningkat yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil. Kemudian dari persoalan tersebut memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama Indonesia karena lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak tersebut maka diciptakan alternatif pengganti bahan bakar minyak seperti Biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, dan kotoran hewan. Selain itu, membuat biogas dapat mengurangi berbagai sampah organik tumbuhan maupun kotoran hewan sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu dilakukan eksperimen pembuatan biogas secara sederhana dengan menggunakan sisa makanan sebagai bahan alternatif penghasil energi dan untuk mengurangi limbah sampah organik. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara mengolah sampah organik agar bermanfaat dan bernilai jual? 2. Bagaimana proses pembuatan biogas dari sampah organik secara sederhana? 3. Bagaimana syarat keberhasilan pembuatan biogas?
1.3
Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui cara mengolah sampah organik agar bermanfaat dan bernilai jual.
1
2. Mengetahui proses pembuatan biogas dari sampah organik secara sederhana. 3. Mengetahui syarat keberhasilan pembuatan biogas. 1.4
Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang di dapatkan dari penelitian ini di antaranya : 1. Untuk lingkungan, dengan pembuatan biogas, maka sampah organik yang ada akan berkurang. 2. Untuk masyarakat, dengan pembuatan sampah organik dapat meringankan beban karena biogas merupakan alternatif bahan bakar yang lebih murah. Selain itu dapat dijadikan suatu usaha dengan menjual biogas yang dibuat. 3. Untuk kalangan pelajar , dapat digunakan sebagai pembelajaran tentang bagaimana dan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis seperti biogas. Sehingga dapat melatih jiwa kewirausahaan. 4. Untuk pemerintah, dengan adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi biogas, maka dapat mengurangi permasalahan kurangnya bahan bakar minyak atau energy yang ada karena sudah ada biogas sebagai alternatif penghasil energi.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Biogas Biogas merupakan gas campuran terutama terdiri dari metana dan karbondioksida. Biogas diproduksi secara anaerob melalui tiga tahap yakni hidrolisis, asidogenesis, dan metanogenesis (Veziroglu, 1991). Dalam produksi biogas, semua jenis limbah organik dapat digunakan sebagai substrat seperti limbah dapur, limbah perkebunan, kotoran sapi dan buangan domestik. Sumber biomassa atau limbah yang berbeda akan menghasilkan perbedaan kuantitas biogas (Werner dkk., 1989). Biogas dapat terbakar apabila terdapat kadar metana minimal 57% (Hammad, 1996). Sedangkan menurut Hessami dkk., (1996) biogas dapat terbakar jika kandungan metana minimal 60%. Biogas dengan kandungan metana 65-70% memiliki nilai kalor sama dengan 5200 - 5900 Kkal /m3 energi panas setara 1,25 KWJ listrik (Veziroglu, 1991). Sedangkan untuk gas metana murni (100%) mempunyai nilai kalor 8900 Kkal/m3 (Nurtjahya, 2003). Penggunaan biogas sebagai energi alternatif relatif lebih sedikit menghasilkan polusi, disamping berguna menyehatkan lingkungan karena mencegah penumpukan limbah sebagai sumber penyakit, bakteri, dan polusi udara. Keunggulan biogas adalah dapat menghasilkan lumpur kompos maupun pupuk cair (Abdullah, 1991). Sistem produksi biogas juga mempunyai beberapa keuntungan seperti (a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap, (c) sebagai pupuk, dan (d) produksi daya serta panas (Koopmans, 1998). Biogas bersifat bersih, tidak berasap hitam selain itu derajat panasnya lebih tinggi dari bahan bakar minyak tanah dan kayu bakar serta dapat disimpan untuk penggunaan yang akan datang (Darminto 1984). Produksi biogas didasarkan pada perombakan anaerob kotoran hewan dan bahan buangan organik lainnya. Selama perombakan anaerob akan menghasilkan gas metana 54-70 %, karbondioksida 25-45 %, hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida dalam jumlah yang sedikit (Simamora, 2006) seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Komposisi Biogas Sumber : Sitepu, 2013 Komponen Metana (CH4) Karbon Dioksida (CO2) Nitrogen (N2)
% 55-75 25-45 0-0.3
3
Hidrogen (H2) Hidrogen Sulfida (H2S) Oksigen (O2)
1-5 0-3 0.1-0.5
2.2
Sumber-sumber Gas Metana (CH4) CH4 dihasilkan oleh sumber-sumber dibumi baik oleh sumber alami atau sumber antropogenik. Konsentrasi CH4 sendiri yang masih dalam ambang batas dapat dinetralkan (dikurangi) secara alami. Sumber dan perosot (source and sink) dari CH4 dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 2.2 Sumber dan Perosot CH4 Sumber : 1PCC (1990) dalam Treenbert (1994) Sumber-sumber
CH4 dilepas gram/tahun (x 1015)
Range
Lahan berair
115
100-200
Padi
110
25-170
Fermentasi hewan
80
65-100
Galian gas
45
25-50
Pembakaran biomassa
40
20-80
Terminal
40
10-100
Pertambangan batu bara
35
19-50
Laut
10
5-20
Air segar
5
1-25
Hidrat CH4 tak stabil
5
0-100
30
15-45
Perosot Dialirkan oleh tanah Reaksi dengan OHatmosfer
di 500
400-600
4
CH4 masuk kedalam atmosfer melalui sumber-sumber metan seperti pada tabel 2.2 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa CH4 yang dihasilkan dan diemisikan ke atmosfer oleh kegiatan antropogenik sebesar 345 x 1015 gram / tahun sementara yang diproduksi oleh sumber alami hanya 180 x 1015 gram / tahun. Nilai emisi CH4 ini diestimasi selalu meningkat 1 % setiap tahun nya dan berpotensi untuk memberi efek pemanasan global terhadap bumi. CH4 adalah salah satu gas yang termasuk ke dalam golongan gas rumah kaca bersama dengan CO2 dan H2O . Gas rumah kaca akan menyerap dan meneruskan panas radiasi dari matahari serta akan memantulkan balik radiasi gelombang panjang yang dilepaskan permukaan bumi sehingga bumi mendapatkan pemanasan dua kali. Pada konsentrasi CH4 yang lebih kecil, dari konsentrasi CO2, efektifitas CH4 dalam menangkap panas kira-kira 25 kali lebih besar daripada CO2. Menurut Etheridge et at (1992) laju pertambahan CH4 diatmosfer setiap tahunnya 0,8% dan bila ini terus dibiarkan maka di masa yang akan datang efek rumah kaca dari CH4 akan jauh lebih berbahaya dari CO2. Stauffer et at (1985) menambahkan bahwa antara tahun 1800 sampai 1985 telah terjadi kenaikan konsentrasi CH4 di atmosfer lebih dari dua kali lipat. Ini terjadi karena buruknya kualitas dan pengelolaan lingkungan disamping adanya sumber alami penghasil CH4. Tidak mengalirnya air pada parit karena tersumbat sampah, atau sampah yang tidak terangkut ketepat pembuangan akhir mengakibatkan bakteri penghasil metan bersarang. Metanogenesis adalah proses produksi CrU oleh bakteri metan. Metanogenesis membutuhkan keadaan anaerob dan kondisi ekosistem yang lahannya basah/lembab. Bakteri metan masih dapat hidup pada keadaan lingkungan yang ekstrim seperti salinitas yang tinggi atau pH lahan yang rendah. Produksi CH4 berbanding lurus dengan kenaikan suhu udara (Cicerone et al, 1988 dalam Treenberth,1994). 2.3
Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan lagi (Tchobanoglous,er,al., 1993). Pengertian sampah menurut SK SNI T – 13 – 1990 – F adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. 2.4
Sampah Organik dan Anorganik Sampah organik merupakan sampah yang dapat mengalami proses pembusukan (terdekomposisi). Sampah organik mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan sebagainya. Secara alami, zat-zat ini mudah terdekomposisi oleh pengaruh fisik, kimia, enzim yang dikandung oleh sampah itu
5
sendiri dan enzim yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang hidup di dalam sampah (Wahyono, 2001). Salah satu pemanfaatan sampah organik adalah composting. Kompos adalah hasil penguraian parsial atau campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat oleh berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Crawford, 2003). Contoh sampah anorganik adalah botol, kertas, plastik, kaleng,sampah bekas alatalat elektronik dan lain-lain. Sifat sampah ini sulit diurai oleh mikroorganisme, sehingga akan bertahan lama menjadi sampah. Limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri, misalnya diolah menjadi bahan baku pabrik pembuat kantong plastik. Dengan demikian, penggunaan limbah sebagai bahan baku dapat mengurangi biaya pengolahan sampah anorganik. (Zubair et al. 2010). 2.5
Sampah Domestik Sampah domestik atau sampah dari rumah tinggal merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton / dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri, seperti mebel, TV bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obatobatan, oli bekas, dll (Zubair et al. 2010). Salah satu jenis sampah domestik yang paling banyak dijumpai adalah sampah organik. Dan sifat sampah organik adalah mudah membusuk. Sampah yang membusuk (garbage) adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena aktivitas mikroorganisme. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan, pembuangan, maupun pengangkutannya. Pembusukan sampah ini dapat menghasilkan bau tidak enak, seperti ammoniak dan asam-asam volatil lainnya. Selain itu, dihasilkan pula gas-gas hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat membahaykan keselamatan bila tidak ditangani secara baik. Penumpukan sampah yang cepat membusuk perlu dihindari. Sampah kelompok ini kadang dikenal sebagai sampah basah. Kelompok inilah yang berpotensi untuk diproses dengan bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau gasifikasi (Damanhuri & Pi, 2010).
6
Tabel 2.3 Komposisi Sampah Domestik di Indonesia Tahun 2008 Sumber : Statistik Persampahan Domestik Indonesia, KNLH 2008
7
BAB 3 METODE KERJA
3.1
Skema Kerja Pengumpulan data dan informasi
Rapat Tim mengenai ide yang sudah ditentukan
Mempersiapkan alat
dan bahan
Pembuatan protoype
Pengujian lapangan dan analisa
Evaluasi Gambar 3.1 Skema Kerja 3.2
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan alat dan bahan. a. 1 buah galon b. Selang ukuran ¼ 65 cm 3 buah
8
c. Pipa diameter 45 cm d. Tutup pipa e. Y valve f. Keran besi ukuran ¼ g. Tutup galon h. Gergaji i. Solder j. Lem tembak k. Lem superglue l. Amplas m. Corong n. Penggaris o. Ember p. Ban dalam q. Sisa makanan dan daun kering 2. Lubangi galon yang sudah ditandai dengan pensil menggunakan solder di leher galon sebesar diameter selang dan di bawah leher galon sebesar diameter pipa. 3. Potong pipa ¼ sesuai tinggi galon menggunakan gergaji. 4. Potong selang akuarium menjadi tiga bagian. 5. Masukan pipa dan selang ke dalam lubang yang sudah ditentukan, lalu lem ujung selang dan pipa dengan menggunakan lem tembak, kemudian menutup ujung pipa dengan penutup pipa. 6. Sambungkan 3 selang yang sudah dipotong dengan Y valve. 7. Sambungkan salah satu selang dengan keran di ujung selang. 8. Sambungkan salah satu selang dengan ban dalam di ujung selang. 9. Lem selang pada sambungan Y valve dan ujung – ujung selang yang sudah tersambung dengan keran dan ban dalam. 10. Mengecat galon dengan cat berwarna hitam. 11. Mencampurkan bahan yang mengandung gas metana. Di percobaan ini menggunakan sisa makanan dan daun – daun kering. 12. Tuang bahan menggunakan corong ke dalam galon. 13. Menutup rapat galon dengan tutup galon, kemudian melakban tutup galon dan ujung pipa. 14. Tunggu tanda – tanda hasil gas metana, ditandai dengan menggembungnya ban dalam.
3.3
Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegatan yang dilakukan penulis selama masa percobaan dilakukan adalah sebagai berikut
9
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan
No Uraian Kegiatan
Minggu
Keterangan
8 9 10 11 12 13 1
2
Pengumpulan data dan informasi Diskusi Ide prototype
5
Menyiapkan alat dan bahan Pembuatan prototype Pengujian lapangan dan analisa
6
Evaluasi
3 4
Menentukan ide dan survey sampah yang ada di lingkungan yang ada di ITK Diskusi mengenai ide yang akan dibuat Menyiapkan alat dan bahan berdasarkan ide yang sudah ditentukan Pembuatan prototype Biogas Sederhana Melakukan tahap pengujian dan menganalisa hasil Biogas Sederhana Kegiatan mengevaluasi dari kecapaian target Biogas Sederhana
10
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Kegiatan
Langkah – langkah yang dilakukan pertama kali adalah menganalisis permasalahan apa yang ada di kampus Institut Teknologi Kalimantan. Kemudian dari hasil analisis, didapatkan permasalahan sampah yang dihasilkan di kantin ITK berupa sampah organik, yaitu sisa makanan yang terus meningkat setiap harinya. Kemudian dilakukan brainstorming ide, dan didapatkan sebuah ide berupa pemanfaatan sampah organik tersebut menjadi biogas sederhana karena sisa makanan juga memiliki kandungan gas metana. Tahap selanjutnya adalah mencari referensi dan literatur mengenai pembuatan biogas yang sederhana skala rumah tangga. Setelah itu, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat biogas yaitu, galon, pipa, selang, gergaji, sambungan Y valve, keran, lem, ban dalam, penggaris, cat warna hitam, ember, amplas, solder dan alat pendukung lainnya, serta bahan utama dalam pembuatan biogas sederhana ini adalah sisa makanan dan juga daun – daunan kering. Setelah alat dan bahan sudah siap, dilakukan pembuatan prototype itu sendiri. Yang pertama dilakukan adalah melubangi galon yang sudah ditandai dengan pensil menggunakan solder di leher galon sebesar diameter selang dan di bawah leher galon sebesar diameter pipa. Lalu memotong pipa ¼ sesuai tinggi galon menggunakan gergaji. Kemudian memotong selang akuarium menjadi tiga bagian. Setelah itu memasukan pipa dan selang ke dalam lubang yang sudah ditentukan, lalu lem ujung selang dan pipa dengan menggunakan lem tembak, kemudian menutup ujung pipa dengan penutup pipa dan menyambungkan 3 selang yang sudah dipotong dengan Y valve. Lalu menyambungkan salah satu selang dengan keran di ujung selang dan salah satu selangnya lagi dengan ban dalam di ujung selang. Tidal lupa selang di lem pada sambungan Y valve dan ujung – ujung selang yang sudah tersambung dengan keran dan ban dalam. Lalu mengecat galon dengan cat berwarna hitam agar tidak ada cahaya yang masuk yang dapat merusak hasil dari pembentukan gas metana. Hal yang penting selanjutnya adalah mencampurkan bahan – bahan yaitu sisa makanan dan daun – daun kering dengan menambahkan air yang kemudia bahan – bahan tersebut dituang menggunakan corong ke dalam galon. Lalu menutup rapat galon dengan tutup galon, kemudian melakban tutup galon dan ujung pipa. Setelah semua selesai dilakukan, alat tersebut di letakkan di tempat gelap demi memperlancar terbentuknya biogas dan gas metana di dalam galon. Kemudian, menunggu terbentuknya gas metana selama kurang lebih 2 minggu untuk hasil yang optimal. Jika percobaan berhasil, gas metana yang terbentuk di
11
dalam galon akan ditandai dengan terisinya gas di ban dalam yang sudah di rancang sebelumnya. 4.2 Analisis Hasil Kegiatan Dalam pembuatan biogas dalam percobaan ini, digunakan bahan baku berupa sampah organik sisa makanan dari kantin. Penelitian ini masih dalam tahap percobaan karena waktu yang dibutuhkan kurang lebih selama 2 minggu dimulai dari penyimpanan biogas tersebut. Adapun komparasi dari penelitian ini diambil dari jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1 No.1 Tahun 2012 mengenai Pembuatan Biogas Dari Sampah Sayuran dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Komposisi Terhadap Volume Akumulasi dan WaktuProduksi Biogas
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin besar perbandingan komposisi sampah dan kotoran sapi akan mempengaruhi volume biogas yang diproduksi. Dari hasil penelitian didapatkan komposisi 1:0 menghasilkan volume gas yang paling besar, namun gas yang dihasilkan tidak dapat dibakar. Biogas dapat dibakar apabila mengandung gas CH4. Gas metan dapat dihasilkan dikarenakan kehadiran jasad pemroses, atau bakteri yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 dan CO2 (Rahmi,2009). Meskipun garis yang menunjukkan variabel komposisi 1:0, hanya digunakan sampah sayuran tampa tambahan bakteri-bakteri metanogen yang bersumber dari kotoran sapi. Tanpa bambahan bakteri metanogen, proses pencernaan hanya mencapai tahap acetogenesis, dimana asam asetat yang terbentuk tidak dapat diuraikan lebih lanjut, sehingga gas yang dihasilkan bukan CH4, akan tetapi CO2. Meski demikian, sampah sayuran dapat terhidrolisis dengan baik sehingga volume akumulasi gas CO2 yang dihasilkan pun besar.
12
Dari beberapa analisa diatas, didapati bahwasannya biogas tidak akan terbentuk tanpa adanya kotoran sapi sebagai pengaktif bakteri metanogen. Hal inilah yang mempengaruhi kurang maksimalnya hasil yang didapatkan dari percobaan peneliti. Selain itu, kurangnya waktu tinggal (batch system) yang digunakan juga mempengaruhi kuantitas dari gas yang dihasilkan.
4.3 Total Penggunaan Anggaran Tabel 4.1 Tabel Total Penggunaan Anggaran Kegiatan Penelitian No Peralatan
Kuantitas
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
1
Y valve
1
buah
Rp 15,000.00
Rp 15,000.00
2
Pipa
45
cm
Rp 10,000.00
Rp 10,000.00
3
Selang 1/4
2
m
Rp
Rp
4
Kran
1
buah
Rp 40,000.00
Rp 40,000.00
5
Lem
1
buah
Rp
Rp
6
Cat
0.1
liter
Rp 15,000.00
3,000.00
3,000.00
6,000.00
3,000.00
Rp 15,000.00 Rp 89,000.00
13
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan Biogas Sederhana Menggunakan Limbah Organik dari Kegiatan Komersil Kantin ITK ini adalah: 1.
Cara mengolah sampah organik agar bermanfaat dan bernilai jual salah satunya adalah dengan mengolahnya menjadi biogas sederhana. Dalam produksi biogas, semua jenis limbah organik dapat digunakan sebagai substrat seperti limbah dapur, kebun, kotoran sapi dan buangan domestik. Dalam hal ini bahan yang digunakan adalah limbah dapur yaitu berupa sisa-sisa makanan. 2. Proses pembuatan biogas dari sampah organik secara sederhana adalah dengan merangkai suatu alat contohnya menggunakan galon yang tertutup rapat untuk menampung limbah dapur dan didiamkan selama lebih dari 2 minggu agar gas metana dapat terbentuk sehingga terciptalah biogas sederhana. 3. Syarat keberhasilan pembuatan biogas adalah dengan mendiamkan substrat selama lebih dari 2 minggu sehingga terciptalah gas metana. Biogas dapat terbakar jika kandungan metana minimal 60%. Waktu pendiaman substrat juga tergantung dari bahan apa yang di pakai. Kotoran hewan akan lebih cepat menghasilkan gas metana dibandingkan dengan limbah dapur seperti sisa makanan. Saran
5.2 1.
Untuk hasil yang maksimal, disarankan menggunakan kotoran hewan seperti kotoran sapi agar gas metana yang dihasilkan lebih banyak dengan waktu pendiaman kurang lebih 5 hari hingga 1 minggu saja. 2. Jika menggunakan substrat bahan makanan, waktu pendiaman disarankan lebih dari 2 minggu serta ditambahkan dengan kotoran sapi atau sejisnya sehingg dapat mengaktifkan bakteri metanogen agar gas metana yang dihasilkan lebih maksimal. 3. Simpan rangkaian alat biogas sederhana ditempat yang gelap seperti gudang agar menunjang proses anaerob pada pembentukan biogas.
14
DAFTAR PUSTAKA Felix S.,Andreas, Paramitha S.B.U.,dan Diyono Ikhsan.2012.Pembuatan Biogas dari Sampah SAyur. Semarang. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol 1, No.1, Tahun 2012 Rahmi, Nur dan Puji Winarti.2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob.Tugas Akhir. Fakultas Teknik,UNDIP.Indonesia
15
LAMPIRAN I DOKUMENTASI KEGIATAN
Tangga l
Dokumentasi
1 Mei 2017
Tanggal
1 Mei 2017
Dokumentasi
Keterangan
Lokasi
Proses Mengelem pipa dan selang menggunakan lem tembak
Rumah Nicole
Keterangan
Lokasi
Pengecatan galon dengan cat hitam
Rumah Nicole
16
Tanggal
1 Mei 2017
Dokumentasi
Keterangan
Lokasi
Pencampuran dan penuangan bahan ke dalam galon
Rumah Nicole
17
LAMPIRAN II BIODATA PENULIS
1. Anggota 1 Nama
: Ine Nisrina Nurfauzi
Tempat, Tanggal Lahir
: Tanah Grogot, 9 Agustus 1997
NIM
: 05151018
Program Angkatan
Studi/ : Teknik Kimia / 2015
Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 082148762507
2. Anggota 2 Nama
: Nevitalia Rosananda
Tempat, Tanggal Lahir
: Surabaya, 10 November 1997
NIM
: 05151028
Program Angkatan
Studi/ : Teknik Kimia/2015
Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 082255766689
18
3. Anggota 3 Nama
: Lia Saparingga
Tempat, Tanggal Lahir
: Balikpapan , 26 Juni 1997
NIM
: Matematika /2015
Program Angkatan
Studi/ : 02151010
Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 08996098027
4. Anggota 4 Nama
: Nicole Barcelona Widodo
Tempat, Tanggal Lahir
: Bontang, 27 Mei 1997
NIM
: 0515029
Program Angkatan
Studi/ : Teknik Kimia/2015
Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 085348352000
5. Anggota 5 Nama
: Elly Septia Yulianti
Tempat, Tanggal Lahir
: Samarinda, 18 September 1997
NIM
: 05151012
Program
Studi/ : Teknik Kimia/2015
19
Angkatan Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 08111018997
Nama
: riski tria ningseh
6. Anggota 6
Tempat, Tanggal Lahir : balikpapan, 13 desember 1997 NIM Program Angkatan
: matematika/ 2015 Studi/ : 02151017
Email
:
[email protected]
Nomor HP
: 081350419096
20
21