Atrofi Serebri 696d44

MAKALAH Askep Atrofi Serebral

Oleh kelompok III: Indo Iya Mappaita Aminah w Irawan Pakaya Aprilianti Wawan

Program Studi Keperawatan Stikes Widya Nusantara Palu Tahun 2016/2017

1

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Askep Atrofi Serebral”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam rangka kuliah “Sistem Neurobehaviour” STIKes

Widya Nusantara Palu. Dalam

Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan kami yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan kami demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada 1. Pak Nurmansyah S.Kep,Ns,M.Kep yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis sehingga kami dapat meyelesaikan tugas ini. 2.

Rekan-rekan semua di kelas Tingkat II b

3. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan

makalah ini. Akhirnya kami berharap Allah

SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan semoga keberadaban makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik penulis maupun yang membaca, Amiin Yaa Robbal’ Alamiin.

2

DAFTAR ISI Kata pengantar…………………………………………………………....i Daftar isi......................................................................................................ii BAB I Pendahuluan A. Latar belakang…………………………………………...………...4 BAB II Pembahasan A. Konsep dasar medis 1. Pengertian ……………………………………………...5 2. klasifikasi…………………………………………….....5 3. Etiologi………………………………………………....5 4. Patofisiologi………………………………………….....6 5. Manifastasi klinik……………………………………....7 6. Test diangnostik…………………………………….....9 BAB III askep pada alzeimer Konsep dasar keperawatan 1. Pengkajian………………………………………..…….13 2.Diagnosa keperawatan………………………….………15 3.Internensdan rasional…………………………...………25 Daftar Pustaka

3

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kecenderungan pola penyakit neurologi terutama gangguan susunan saraf pusat tampaknya mengalami peningkatan penyakit akibat gangguan pembuluh darah otak, akibat kecelakaan serta karena proses degenerative system saraf tampaknya sedang merambah naik di Indonesia. Walaupun belum didapat data secara konkrit mengenai hal ini namun dari pengalaman terlihat sangat mencolok adanya perubahan ini. Dalam Atrophy serebral fokal, kondisi ini terbatas pada wilayah lokal dari otak. Pada tipe ini, kerusakan sel-sel otak terbatas pada wilayah tertentu dariotak. Hanya satu wilayah otak tertentu dipengaruhi dalam jenis ini, kecuali Atrophy Generalized lebih kompleks. Atrofi serebri total Atrophy Cerebral Generalized, Lengkap atau Total, jenis CA ditandai dengan penyusutan ukuran otak. Seperti namanya menunjukkan, hilangnya sel tidak t e r b a t a s Kerusakan,

pada ya n g

daerah

tertentu

tetapi

seluruh

otak.

d a p a t mengakibatkan akibat berbagai masalah,

mempengaruhi seluruh otak. Jika CAmempengaruhi belahan otak kanan dan kiri otak, fungsi sukarela dan proses pikiran sadar bisa terganggu. Kemungkinan yang menjadi factor penyebab munculnya masalah ini adalah adanya perkembangan ekonomi dan perubahan gaya hidup terutama msayarakat perkotaan.

4

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Atrofi

otak

menyusut

dari

otak

yang

disebabkan

oleh

h i l a n g n ya s e l , ya n g disebut neuron. Dua jenis atrofi otak dapat terjadi; umum dan fokus. Atrofiumum mengacu pada hilangnya neuron seluruh seluruh otak, dan atrofi fokusmengacu pada hilangnya neuron di daerah otak tertentu. KlasifikasiAtofi serebri fokal Dalam Atrophy serebral fokal, kondisi ini terbatas pada wilayah lokal dariotak. Pada tipe ini, kerusakan sel-sel otak terbatas pada wilayah tertentu dariotak. Hanya satu wilayah otak tertentu dipengaruhi dalam jenis ini, kecualiAtrophy Generalized lebih kompleks. Atrofi serebri total Atrophy Cerebral Generalized, Lengkap atau Total, jenis CA ditandai dengan penyusutan ukuran otak. Seperti namanya menunjukkan, hilangnya sel tidak t e r b a t a s Kerusakan,

pada ya n g

daerah

tertentu

tetapi

seluruh

otak.

d a p a t mengakibatkan akibat berbagai masalah,

mempengaruhi seluruh otak. Jika CAmempengaruhi belahan otak kanan dan kiri otak, fungsi sukarela dan proses pikiran sadar bisa terganggu.

B. Etiologi Atropy 1. Otak Biasanya otak atrofi g disebabkan karena penuaan. Namun dalam beberapakasus, kerusakan sel -sel otak dapat dipicu karena beberapa penyakit, yangdapat menyebabkan kerusakan prematur atau bahkan mempercepat proses.

5

bawah ini adalah daftar alasan mengapa sel-sel dalam organ tubuh paling penting yang hilang : a) E p i l e p s i ,

yang

merupakan

gangguan

n e u r o l o g i s y a n g d a p a t menyebabkan kejang. b) Kearns Sayre Syndrome, penyakit yang menyebabkan kelemahan padaotot-otot karena encephalomyopathies mitokondria, yang merupakan perubahan yang terjadi di dalam mitokondria sel. Sindrom inicenderung mengganggu fungsi yang tepat dari neuron. c) Cedera otak traumatis yang mengakibatkan stroke. d) Beberapa penyakit menular seperti neurosifilis, AIDS dan ensefalitisy a n g d a p a t m e n y e b a b k a n k e r u s a k a n s e l sel

otak

m e n y e b a b k a n penyusutan

otak

dengan

menghancurkan neuron dan akson mereka. e) Sebuah kondisi yang disebut multiple sclerosis, di mana jaringan otak m e n j a d i m e r a d a n g d a n a d a k e r u s a k a n p a d a m ye l i n ( s e b u a h

c o v e r pelindung pada serat saraf) karena

pertumbuhan lesi. f) Cerebral palsy, di mana ada gangguan dalam koordinasi neuron motor di kawasan yang rusak disebabkan karena lesi. g) K r a b b e

p e n ya k i t ,

melindungi

di

a k s o n (juga

mana

selubung

dikenal

sebagai

m ye l i n

ya n g

serabut

saraf)

dihancurkan. h) Beberapa genetik gangguan seperti penyakit Huntington yang mengarahke peningkatan tingkat beracun protein dalam neuron. Penyebab lain atrofi adalah penyakit Alzheimer dan penyakit Pick. Multiple sclerosis, Ini adalah penyakit neurologis kronis progresif yangmenyebabkan hilangnya selubung myelin yang mengelilingi beberapaserabut saraf.

6

Beberapa alasan mengapa sel -sel saraf di otak dapat rusak d a n t e r b u a n g , sehingga organ menyusut ke ukuran yang lebih kecil dari normal. Menurut peneliti, beberapa kasus kondisi ini telah diamati pada anak yang memilikiriwayat depresi pada keluarga, baik itu orang tua atau kakek-nenek. Anak-anak yang telah menjalani kemoterapi sistemik juga dikenal

memiliki

kerusakan

selotak.gangguan

otak

genetik juga

bertanggung jawab untuk menyebabkan gangguan ini pada bayi dan anak. C. Manifestasi Klinis Pada beberapa pasien pemborosan kronis atau terus -menerus dari sel batangotak yang disebut cachexia diamati. Otak atrofi sel sangat umum pada orangyang menderita AIDS. Seorang individu yang menderita penyakit ini terkaitotak akan menunjukkan gejala berikut; 1. P e n ya k i t , ya n g d i k e n a l s e b a g a i d e m e n s i a , d i m a n a o r a n g m e n d e r i t a kehilangan

memori

dan

kemampuan

kognitif.

Ketidakmampuan untuk belajar, kehilangan memori dan disorientasi adalah beberapa tanda-tanda bahwa seorang individu adalah pasien demensia. 2. S e b u a h bahasa

kondisi

yang

berhubungan

ya n g d i s e b u t

aphasias,

dengan

gangguan

mana

individu

di

m e n e m u k a n k e s u l i t a n u n t u k memahami bahasa. Ada dua

jenis

aphasias.

aphasias Dalam

-

aphasias

aphasias

ekspresif

ekspresif,

d a n reseptif

individu

mungkin

seringmenggunakan kalimat tidak lengkap, pilihan aneh kata kata,

misspellkata-kata

terputus-putus.

tertentu

Aphasiasreseptif

pemahaman terganggu dan tidak tepat.

7

dan

menggunakan

mengarah

pada

klausa

keterampilan

Gejala Atrophy Otak Pada beberapa pasien pemborosan kronis atau terus-menerus dari sel batang otak yang disebut cachexia diamati. Otak atrofi sel sangat umum pada orang yang menderita AIDS. Seorang individu yang menderita penyakit ini terkait otak akan menunjukkan gejala berikut;  Penyakit, yang dikenal sebagai demensia, di mana orang menderita kehilangan memori dan kemampuan kognitif. Ketidakmampuan untuk belajar, kehilangan memori dan disorientasi adalah beberapa tanda-tanda bahwa seorang individu pasien demensia. adalah  Sebuah kondisi yang berhubungan dengan gangguan bahasa yang disebut aphasias, di mana individu menemukan kesulitan untuk memahami bahasa. Ada dua jenis aphasias - aphasias ekspresif dan reseptif aphasias. Dalam aphasias ekspresif, individu mungkin sering menggunakan kalimat tidak lengkap, pilihan aneh kata-kata, misspell kata-kata tertentu dan menggunakan klausa terputus-putus. Aphasias reseptif mengarah pada keterampilan pemahaman terganggu dan tidak tepat.

8

 Gejala lain dari atrofi serebral kejang, yang mengakibatkan kejang-kejang, gerakan berulang pada tungkai dan hilangnya kesadaran. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada atrofi otak : CT – Scan MRI kepala EEG Tatalaksana Pengobatan penyakit ini biasanya berdasarkan gejala serta kondisi penyebab yang mendasarinya. Terapi obat ini mampu menghasilkan hasil yang efektif. Terapi harus ditindaklanjuti

dengan

perawatan

yang

tepat

yang

membantu

mempertahankan dan merangsang pasien dengan Atrophy Otak. Pengobatan simtomatik cukup mampu memperbaiki kondisi pasien CA. Demensia,

9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 1.

PENGKAJIAN Adapun

pengkajian

yang

dilakukan

pada

penyakit

Alzheimer

Aktifitas istirahat Gejala : Merasa lelah Tanda : Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur Letargi : penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/ mengikuti acara program televisi. Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang telah biasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat. Sirkulasi Gejala : Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik. hipertensi, episode emboli (merupakan factor predisposisi).

Integritas ego Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi terhadap lingkungan, kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang, penimbunan objek : meyakini bahwa objek yang salah penempatannya telah dicuri. kehilangan multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang dirasakan.

10

Tanda :

Menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak

mampu untuk melakukan kewajiban, mungkin juga tangan membuka buku namun tanpa membacanya) , duduk dan menonton yang lain, aktivitas pertama mungkin menumpuk benda tidak bergerak dan emosi stabil, gerakan berulang ( melipat membuka lipatan melipat kembali kain ), menyembunyikan barang, atau berjalan-jalan. Eliminasi Gejala :

Dorongan berkemih

Tanda :

Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi

dengan diare. Makanan/cairan Gejala

:

Riwayat

episode

hipoglikemia

(merupakan

factor

predisposisi) perubahan dalam pengecapan, nafsu makan, kehilangan berat badan, mengingkari terhadap rasa lapar/ kebutuhan untuk makan. Tanda : Kehilangan menghindari/menolak

kemampuan makan

untuk

(mungkin

mengunyah,

mencoba

untuk

menyembunyikan keterampilan). dan tampak semakin kurus (tahap lanjut). Higene Gejala : Tanda :

Perlu bantuan /tergantung orang lain tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan

personal yang kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk pergi kekamar mandi, lupa langkah-langkah untuk buang air, tidak dapat menemukan kamar mandi dan kurang berminat pada atau lupa pada

11

waktu makan: tergantung pada orang lain untuk memasak makanan dan menyiapkannya dimeja, makan, menggunakan alat makan.

Neurosensori Gejala : Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif, dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, diarea, pusing atau kadang-kadang sakit kepala. adanya keluhan dalam kemampuan kognitif, mengambil keputusan, mengingat yang berlalu, penurunan tingkah laku ( diobservasi oleh orang terdekat). Kehilangan sensasi propriosepsi ( posisi tubuh atau bagian tubuh dalam ruang tertentu ). dan adanya riwayat penyakit serebral vaskuler/sistemik, emboli atau hipoksia yang berlangsung secara periodic ( sebagai factor predisposisi ) serta aktifitas kejang ( merupakan akibat sekunder pada kerusakan otak ). Tanda : Kerusakan komunikasi : afasia dan disfasia; kesulitan dalam menemukan kata- kata yang benar ( terutama kata benda ); bertanya berulang-ulang atau percakapan dengan substansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar. Kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis bertahap ( kehilangan keterampilan motorik halus ).

Kenyamanan Gejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius ( mungkin menjadi factor predisposisi atau factor akselerasinya), trauma kecelakaan ( jatuh, luka bakar dan sebagainya). 12

Tanda : Ekimosis, laserasi dan rasa bermusuhan/menyerang orang lain Interaksi social Gejala : Merasa kehilangan kekuatan. factor psikososial sebelumnya; pengaruh personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku yang muncul. Tanda : Kehilangan control social,perilaku tidak tepat. 2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL a.

Perubahan proses pikir berhubungan dengan degeneration neuron

iriversibel ditandai dengan tidak mampu mengintrepitasikan stimuli dan menilai realitas dengan akurat, disorientasi, apatis, loss deep memory, dan kesulitan dalam mengamodasikan ide/ perintah. b.

Hambatan

interaksi

social

berhubungan

dengan

hambatan

komunikasi sekunder akibat penyakit mental kronis ditandai dengan afasia, rasa bermusuhan/menyerang orang, kehilangan control social, dan perilaku tidak tepat. c.

Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus

temporal atau frontal sekunder akibat penyakit Alzheimer ditandai dengan afasia dan disfasia. d.

Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan deficit kognitif

ditandai dengan klien tampak kotor dan bau, klien tampak lemah, klien tampak kurus, klien tampak pucat. e.

Risiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi memori.

13

3.

INTERVENSI KEPERAWATAN a.

Menyusun prioritas

1)

Perubahan proses pikir berhubungan dengan degeneration neuron

iriversibel ditandai dengan tidak mampu mengintrepitasikan stimuli dan menilai realitas dengan akurat, disorientasi, apatis, loss deep memory, dan kesulitan dalam mengakomodasikan ide/ perintah,. 2)

Risiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi memori.

3)

Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan deficit

kognitif ditandai dengan klien tampak kotor dan bau, klien tidak mampu untuk melakukan proses perawatan diri, klien tampak lemah, klien tampak kurus, klien tampak pucat. 4)

Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus

temporal atau frontal sekunder akibat penyakit Alzheimer ditandai dengan afasia dan disfasia. 5)

Hambatan interaksi social berhubungan dengan hambatan

komunikasi sekunder akibat penyakit mental kronis ditandai dengan afasia, rasa bermusuhan/menyerang orang, kehilangan control social, dan perilaku tidak tepat

14

b.Intervensi N

Diagnosa keperawatan

Tujuan / Out come

Intervensi

Rasional

o Perubahan

proses

pikir Setelah

diberikan Mandiri

berhubungan

dengan askep

degeneration

neuron selama …x24 jam

iriversibel

ditandai diharapkan gangguan

dengan tidak

mampu proses

pikir

- Kaji tingkat gangguan- Memberikan

tidak

mengintrepitasikan stimuli bertambah dan

menilai

dengan

realitas buruk, dengan

out

akurat, come :

disorientasi, apatis, loss · deep memory, dan kesulitan dalam mengakomodasikan ide/ perintah ·

Mandiri

kognitif

untuk

seperti evaluasi/perbandingan yang

perubahan

orientasi akan

dating

dan

terhadap orang, tempat mempengaruhi

pilihan

dan waktu, rentang, terhadap intervensi. perhatian, kemampuan berpikir.

Klien

dasar

Bicarakan

mampu dengan orang terdekat

menginterpretasikan

mengenai

stimulus sedikit demi tingkah sedikit

perubahan laku

biasa

Klien

mampu

mengakomodasikan

masalah

yang

/lamanya yang

telah

ada.

sedikit demi sedikit- Pertahankan suatu ide/perintah ·

Klien

mampu

mengenali

orang-

orang

lingkungan tenang menyenangkan.

dan orang

keramaian,

banyak

merupakan

meningkatkan

nama

biasanya

sensori

berlebihan

terdekatnya,

seperti

yang- Kebisingan,

yang yang

gangguan

neuron.

keluarganya. - Sesuai ·

Klien

mampu

berkembangnya

15

dengan penyakit,

mengenali

tempat-- Gunakan

tempat disekitarnya, yang seperti

dan mungkin saja terganggu yang yang menghilangkan kemampuan

sederhana dan berikan individu

Klien

mampu

mengenali

waktu

seperti pagi, siang, dan malam.

pendek

alamat kalimat

rumah. ·

kata-kata pusat komunikasi dalam otak

instruksi

sederhana penerimaan

(tahap demi ulangi

pada

proses

pesan

tahap). percakapan

dan secara

instruksi keseluruhan.

tersebut sesuai dengan kebutuhan.

- Mengarahkan perhatian dan penghargaan pada individu. Membantu

pasien

dengan

alat bantu proses kata dalam menurunkan frustasi.

- Dengarkan

dengan - Provokasi menurunkan harga penuh perhatian isi diri dan mungkin diartikan dari bicara pasien. sebagai satu ancaman yang Interpretasikan mencetuskan agitasi atau pernyataan, arti dan meningkatkan tingkah laku kata-kata tersebut. jika yang tidak pantas. memungkinkan, berikan kata-kata yang- Lamunan membantu dalam benar.

- Hindari argumentasi konfrontasi

meningkatkan kritikan, dan negative

(stimulasi provokasi )

16

orientasi

disorientasi.

pada

meningkatkan

realita perasaan

realita pasien, penghargaan diri dan kemuliaan personal (kebahagiaan personal).

- Keterpaksaan keikutsertaan

menurunkan pasien

mungkin

juga

meningkatkan

dan dapat

kecurigaan,

delusi.

- Memotivasi pasien dalam distraksi. cara yang menguatkan bicarakan mengenai kegunaannya dan kesenangan orang dan kejadian diri dan merangsang realita. yang sebenarnya

- Gunakan

ketika pasien mulai- Kekurangan merenungkan

dapat

ide-ide mengganggu proses berpikir

yang salah, jika hal dan tersebut

tidur

kemampuan

koping

tidak klien.

meningkatkan kecemasan/agitasi.

- Hindari pasien dari aktivitas komunikasi

dan yang

dipaksakan. Kolaborasi - Dapat

digunakan

mengontrol halusinasi.

17

untuk agitasi,

Mallril

jarang

- Ciptakan

aktivitas digunakan

karena

adanya

yang sederhana dan beberapa efek samping yang tidak

bersifat bersifat

ekstrapiramidal,

kompetitif

yang meningkatkan

didasarkan

pada mental; masalah penglihatan

kemampuan individu. - Evaluasi

pola

dan

kecukupan tidur/istirahat. adanya peningkatan

dan

kekacauan

terutama

gangguan

berdiri dan berjalan.

- Dapat catat kesadaran

meningkatkan mental

tetapi

letargi, memerlukan penelitian lebih peka lanjut.

rangsang,

sering - Dalam penelitian merupakan “menguap”, adanya cara yang dilakukan terus garis hitam dibawah menerus untuk menyelidiki mata. kemanfaatan dari tiamin dosis tinggi selama fase awal penyakit

Kolaborasi - Antisiklotik, haloperidol

memperlambat seperti berkembangnya (haldol); gangguan/meningkatan

tioridazin (Mallril)

keadaan sederhana

18

untuk

kognisi

secara

- Vasodilator,

seperti

siklandelat (Cyclospasmol)

- Titamin 2.

Risiko cedera berhubungan Setelah

diberikan Mandiri

dengan kerusakan fungsi asuhan keperawatan memori.

selama ....x 24 jam, diharapkan tidak cedera.

klien

mengalami

-

Mandiri

Awasi klien secara-

Untuk mengkaji keamanan

ketat selama beberapa klien. malam pertama. - Anjurkan untuk

individu meminta

bantuan selama malam

19

Untuk

menghindarkan

risiko cedera akbat suasana

hari.

gelap.

- Singkirkan

benda--

Untuk menghindari risiko

benda berbahaya dari cedera/terpapar benda-benda klien.

berbahaya. -

- Pasang tangan

pegangan di

kamar-

mandi.

menghindari

terpleset di kamar mandi. Untuk memudahkan klien menginstruksikan

keadaan

bahaya pada dirinya.

- Pertimbangkan penggunaan

Untuk

sistem

alarm.

3.

Sindrom defisit perawatan Setelah

diberikan Mandiri

Mandiri

diri berhubungan dengan asuhan keperawatan

- Identifikasi kesulitan- Memahami penyebab yang kognitif ditandai selama ...x 24 jam, berpakaian/perawatan mempengaruhi pilihan dengan klien tampak kotor diharapkan terdapat diri, seperti intervensi/ strategi dan bau, klien tidak perilaku peningkatan keterbatasan fisik; mampu untuk melakukan dalam pemenuhan apatis/depresi atau proses perawatan diri, perawatan diri temperatur ruangan. klien tampak lemah, klien dengan kriteria hasil deficit

tampak

kurus,

tampak pucat.

- Identifikasi kebutuhan- Sesuai

klien : ·

klien

tampak

bersih dan segar

akan kebersihan diri perkembangan

dengan penyakit,

dan berikan bantuan kebutuhan akan kebersihan sesuai

20

kebutuhan

·

klien tidak pucat.

dengan

perawatan dasar mungkin dilupakan.

rambut/kuku/kulit, bersihkan

kacamata

dan gosok gigi.

- Gabungkan sehari-hari

kegiatan- Mempertahankan kebutuhan kedalam rutin

dapat

mencegah

jadwal aktivitas jika kebingungan yang semakin memburuk

mungkin.

meningkatkan

dan partisipasi

pasien. - Membantu dalam

- Kaji kemampuan dan tingkat itaspenurunan kemampuan

mengantisipasi

dan

merencanakan

pertemuan

kebutuhan individual.

ADL- Klien akan

dalam skala 0 – 4.

mampu

melakukan aktivitas sendiri untuk memenuhi perawatan dirinya.

- Rencanakan tindakan untuk defisit motorik seperti

tempatkan

makanan dan peralatan di dekat klien agar mampu mengambilnya.

21

-

sendiri

Ketidakmampuan berkomu nikasi dengan perawat dapat menimbulkan

masalah

- Kaji kemampuan komnikasi BAK.

pengososngan

kandung

untuk kemih oleh karena masalah

Kemampuan neurogenik.

menggunakan

urinal - Meningkatkan latihan dan pispot. Antarkan ke menolong mencegah kamar mandi bila konstipasi kondisi memungkinkan . Kolaborasi : - Identifikasi kebiasaan - Pertolongan utama terhadap BAB

anjurkan fungsi bowell atau BAB

.

minum

dan

meningkatkan - Untuk mengembangkan

aktivitas.

terapi Kolaborasi :

dan

melengkapi

kebutuhan khusus.

Pemberian supposito ria dan pelumas faeces / pencahar. - Konsul

ke

dokter

terapi okupasi. 4.

Hambatan verbal dengan temporal

komunikasi Setelah

diberikan Mandiri

berhubungan asuhan keperawatan iskemia atau

- Kaji lobus selama ... x 24 jam, klien frontal diharapkan klien

22

Mandiri kemampuan-

Untuk menentukan tingkat

untuk kemampuan

klien

dalam

sekunder akibat penyakit tidak

mengalami berkomunikasi.

berkomunikasi.

Alzheimer ditandai dengan hambatan afasia dan disfasia

komunikasi

-

verbal

·

membantu

proses

berkomunikasi dengan klien,

dengan kriteria hasil :

Untuk

dan

agar

tidak

terjadi

- Menentukan cara-cara miskomunikasi. Membuat

teknik/metode komunikasi dapat

berkomunikasi seperti mempertahankan yang kontak

mata,

dimengerti pertanyaan

dengan

sesuai kebutuhan dan jawaban ya atau tidak, meningkatkan

menggunakan

kertas

kemampuan

dan

berkomunikasi

gambar, atau papan

pensil/bolpoint,

tulis; bahasa isyarat, penjelas

arti

komunikasi

dari yang

disampaikan.

-

Untuk memudahkan klien dalam memanggil perawat

- Letakkan

bel/lampu

panggilan di tempat mudah dijangkau dan berikan

penjelasan

cara menggunakannya. Jawab

panggilan

tersebut

dengan

segera.

Penuhi

kebutuhan

klien.

Katakan kepada klien

23

saat membutuhkan bantuan.

bahwa perawat siap membantu

jika

dibutuhkan. - Kolaborasi dengan

-

Memberikan terapi bicara pada klien.

ahli wicara bahasa. 5.

Hambatan interaksi social Setelah berhubungan

diberikan Mandiri

Mandiri

dengan Asuhan Keperawatan

- Beri individu- Agar individu terstimulasi komunikasi selama ….x24 jam, hubungan if. untuk melakukan interaksi sekunder akibat penyakit diharapkan kliem social. mental kronis ditandai mampu melakukan hambatan

dengan

afasia,

rasa interaksi

-

social,

Agar

klien

mampu

mengidentifikasi

tindakan

bermusuhan/menyerang

dengan out come :

orang, kehilangan control · social, dan perilaku tidak

- Bantu yang baik. mampu mengidentifikasi - Agar klien mampu berinteraksi dengan alternative tindakan. melakukan interaksi dengan orang disekitarnya

tepat

klien

orang lain dengan baik.

dengan baik. ·

klien memiliki

tidak- Bantu

menganalisis-

rasa pendekatan

bermusuhan/menyer

Untuk

merangsang

klien

yang untuk menjawab pertanyaan

berfungsi paling baik.

perawat

secara

tidak

langsung menstimulasi klien

ang orang.

untuk berinteraksi. - Gunakan

pertanyaan dan observasi untuk mendorong dengan

24

individu

keterbatasan

Dukungan keluarga sangat membantu dalam melakukan interaksi social.

keterampilan interaksi

- Bantu keluarga memahami

anggota dalam dan

memberi dukungan.

25

4.

EVALUASI No. Dx 1.

Diagnosa Keperawatan

Evaluasi

Perubahan proses pikir berhubungan Proses pikir klien tidak bertambah buruk : dengan

degeneration

iriversibel.

neuron ·

Klien mampu menginterpretasikan stimulus sedikit demi sedikit

·

Klien mampu mengakomodasikan sedikit demi sedikit suatu ide/perintah

·

Klien

mampu

mengenali

orang-orang

terdekatnya, seperti nama keluarganya. ·

Klien mampu mengenali tempat-tempat disekitarnya, seperti alamat rumah. ·

Klien mampu mengenali waktu seperti pagi, siang, dan malam.

2.

Risiko cedera berhubungan dengan Tidak terjadi cedera. kerusakan fungsi memori.

3.

Sindrom

defisit

perawatan

diri Sindrom defisit perawatan diri teratasi:

berhubungan dengan deficit kognitif.

4.

Hambatan

komunikasi

·

Klien tampak bersih dan segar

·

Klien tidak pucat.

verbal Tercapainya suatu teknik/metode komunikasi

berhubungan dengan iskemia lobus yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan temporal atau frontal sekunder akibat

26

penyakit Alzheimer. 5.

Hambatan

interaksi

berhubungan

dengan

meningkatkan kemampuan berkomunikasi. social Hambatan interaksi social teratasi:

hambatan · komunikasi sekunder akibat penyakit mental kronis. ·

Klien mampu berinteraksi dengan orang disekitarnya denan baik. Klien

tidak

memiliki

bermusuhan/menyerang orang.

27

rasa

Daftar Pustaka

Buku ajar arif mutaqqin.2012.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan,Jakarta hal 202 Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Carpenito, L.J. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta Suprapto. 2009. Alzheimer. http://fortunestar.co.id/penyakit-lain/78-alzheimer.html. Yulfran. 2009. Alzheimer. http://yulianafransiska.wordpress.com/2009/03/15/alzheimerdementia-pada-penyakit-alzheimer/.

28