LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS IMMINEN
OLEH: 1. 2. 3. 4.
DEBY ILLAHI RITA CAHYANTI LUTFI NUR ICHWAN FITRI SRI LESTARI
11O1300013 1101300017 1101300027 1101300029
TINGKAT II A PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG 2012
ABORTUS IMMINEN
1. KONSEP DASAR A. Pengertian Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000) Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat. (Mansjoer, Arif M, 1999) Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginan yang tampak pada paruh pertama kehamilan. (William Obstetri, 1990) Perdarahan pervaginan pada kehamilan kurang dari 20 minggu tanpa adanya tanda tanda dilatasi serviks yang mengikat. (Kapita Selekta Kedokteran, 2002:263) Terjadi pendarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau diperhatikan. (Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal, 2002:147) B. Patofisiologi Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti dengan adanya nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap sebagai benda asing di dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu villikorialis menembus desidua secara mendalam, sehingga umumnya placenta tidak dapat dikeluarkan dengan sempurna dan perdarahan lebih banyak. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu biasanya abortus didahului dengan ketuban pecah, diikuti dengan keluarnya hasil konsepsi, kemudian disusul dengan placenta.
C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
1. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules 2. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim 3. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim 4. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif D. Diagnostik Diagnosis abortus imminens ditegakan antara lain
Tanda-tanda hamil muda, Perdarahan melalui OUI, Uterus membesar sesuai usia kehamilan, Serviks belum membuka, sehingga untuk menegakan diagnosis abortus imminens kita perlu memperhatikan riwayat menstruasi, riwayat penggunaan obat-obatan dan zat, riwayat penyakit dahulu, riwayat operasi terutama pada uterus dan
adneksa, riwayat obstetrik dan ginekologis dahulu. Pemeriksaan dengan USG terlihat kantong kehamilan utuh berisifetus/embrio dengan tanda-tanda kehidupan yaitu kegiatan jantung dan gerakan janin.Bisa terlihat bagian-bagian yang anekoik oleh perdarahan pada desidua.
E. Penatalaksanaan 1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang. 2. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas. 3. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. 4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg. 5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. 6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat. 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian
Pengkajian
adalah
pendekatan
sistematis
untuk
mengumpulkan
data
dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapunhal-hal yang perludikajiadalah :
Biodata : mengkajiidentitaskliendanpenanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, sukubangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinanke- , lamanyaperkawinandanalamat
Keluhanutama
:
Kajiadanyamenstruasitidaklancardanadanyaperdarahanpervaginamber ulang
Riwayatkesehatan , yang terdiriatas :
1)RiwayatkesehatansekarangyaitukeluhansampaisaatklienpergikeRumahSakita taupadasaatpengkajiansepertiperdarahanpervaginam
di
luarsiklushaid,
pembesaran uterus lebihbesardariusiakehamilan. 2) Riwayatkesehatanmasalalu
Riwayatpembedahan :Kajiadanyapembedahan yang pernahdialamiolehklien, jenispembedahan , kapan , olehsiapadan di manatindakantersebutberlangsung.
Riwayatpenyakit yang pernahdialami :Kajiadanyapenyakit yang pernahdialamiolehklienmisalnya DM , jantung , hipertensi , masalahginekologi/urinary , penyakitendokrin , danpenyakit-penyakitlainnya.
Riwayatkesehatankeluarga : Yang dapatdikajimelalui genogram dandarigenogram tersebutdapatdiidentifikasimengenaipenyakitturunandanpenyakitmenular yang terdapatdalamkeluarga.
Riwayatkesehatanreproduksi : Kajitentangmennorhoe, siklusmenstruasi, lamanya, banyaknya, sifatdarah, bau, warnadanadanyadismenorhoesertakajikapan menopause terjadi, gejalasertakeluahan yang menyertainya
Riwayatkehamilan ,persalinandannifas : Kajibagaimanakeadaananakklienmulaidaridalamkandunganhinggasaatini, bagaimanakeadaankesehatananaknya.
Riwayatseksual :Kajimengenaiaktivitasseksualklien, jeniskontrasepsi yang digunakansertakeluahn yang menyertainya.
Riwayatpemakaianobat:Kajiriwayatpemakaianobat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis danjenisobatlainnya.
Polaaktivitassehari-hari :Kajimengenainutrisi, cairandanelektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahattidur, hygiene, ketergantungan, baiksebelumdansaatsakit.
Pemeriksaanfisik, meliputi :
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung. Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya Palpasiadalahmenyentuhataumenekanpermukaanluartubuhdenganjari. Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus. Tekanan
:
menentukan
karakter
nadi,
mengevaluasi
edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya. Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi. Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. (Johnson & Taylor, 2005 : 39) Pemeriksaan laboratorium : Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa. Data lain-lain : Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.Data psikososial.
Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan. Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan. B. DiagnosaKeperwatan 1. Berduka berhubungan dengan krisis situasional 2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional 3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus berlebih
DAFTAR PUSTAKA Wilkinson, M.Judhit (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta Mansjoer, Arif, dkk. 2001. KapitaSelektaKedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, 1997. Sinopsis Obstetri Jilid 2.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Prawirohardjo Sarwono. 1996. Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Syahrum MH, Dkk. 1994. Reproduksi Dan Embriologi Dari Satu Sel Sampai Menjadi Organisme. Balai Penerbit FKUI. Jakarta Herman. S. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. EGC. Fakultas Kedokteran Padjajaran. Bandung. Cuningham. F. G. MacDonald. P, C., Gant. N. F. 1995. Obstetri William.EGC. Jakarta. Haqiqi Missiani A 20060310018, Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, RSUD Djojonegoro, Kab. Temanggung, Jawa Tengah. Doengoes, M. 2001. RencanaPerawatanMaternitas/Bayi. EGC: Jakarta.
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan: ABORTUS IMMINEN
DISUSUN OLEH: 1. 2. 3. 4.
Rita Cahyanti Deby Illahi Fitri Sri Lestari Lutfi Nur Ichwan
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUS KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1 PENGUMPULAN DATA a. Biodata 1) Nama 2) Jenis Kelamin 3) Umur 4) Status Perkawinan 5) Pekerjaan 6) Agama 7) Pendidikan terakhir 8) Alamat 9) Tanggal MRS b. Diagnosa Medis
: Ny. E : Perempuan : 24 tahun : kawin : Ibu rumah tangga : Islam : SMA : Jl.Kresnowidodo no.7 Ds.SumberjoSutojayan : 27 Juni 2012 : Abortus Imminen
c. Keluhan Utama
: Saat Pengkajian
Ibu mengatakan ia merasa nyeri pada perut bawah d. Riwayat Penyakit sekarang Ibu mengatakan bahwa sejak 1 hari lalu ia merasa nyeri pada perut bagian bawah dan keluar bercak – bercak darah. Nyeri pada skala 4, mulas – mulas bertambah jika bergerak, berkurang jika ibu tiduran. Keluaran darah pervaginum 100 cc/3 jam. Ekspresi wajah Ibu tampak berkeringat, cemas dan sesekali mendesis nyeri. e. Riwayat Kesehatan/Penyakit Yang Lalu Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun/turunan seperti hipertensi, DM, Asma, Jantung dan TBC. Namun ibu mengalami abortus berulang. f. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mempuyai penyakit menurun/turunan. Ibu juga tidak mempunyai keturunan kembar. g. Riwayat Obstetri 1. Riwayat Menstruasi Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari Lama : 7 hari Banyak : ± 100 ml Warna : Merah segar Bau : Amis Flour albous : Kadang – kadang HPHT : 30 Januari 2013 Disminorhe : Tidak pernah 2. Riwayat Kehamilan Saat ini kehamilan kedua 3. Riwayat Kehamilan Sekarang G2 P00 Ab100: 12 minggu 3 hari HPL : 6 November 2013
ANC : Belum pernah TT : 1x capeng Ibu tidak mengkonsumsi obat – obatan Ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti: merokok, minum –
minuman keras. 4. Riwayat Kontrasepsi Ibu belum pernah memakai kontrasepsi h. Riwayat Perkawinan Menikah : 1 kali Lama perkawinan : 4 tahun Umur saat menikah : Suami 24 tahun, Ibu 20 tahun. i. Aktivitas hidup sehari – hari Aktivitas sehari – hari A. Makan dan minum 1. Nutrisi
2. Minum B. Eliminasi 1. BAB
2. BAK Istirahat dan tidur 1. Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
Ibu makan tiga kali sehari dengan porsi nasi, sayur dan lauk. Ibu tidak ada makanan pantangan.
Ibu mengatakan makan tiga kali sehari namun hanya setengah porsi nasi, sayur dan lauk.
Ibu minum air putih 6 – 8 gelas/hari, kadang juga teh
Ibu minum air putih 6-8 gelas/hari dan ditambah minum susu
1 kali sehari, tidak konstipasi, warna dan jumlah normal serta tidak ada kelainan dan bau
BAB 2x/hari konsistensi lunak, kuning kecoklatan
BAK 3-4 kali/hari, tidak ada kelainan
BAK 4-5 kali/hari, jumlah tidak tentu, warna kuning dan tidak ada kelainan
Siang istirahat siang jam 11.00-13.00, malam jam 19.00-21.00
Lebih banyak waktu untuk istirahat
Tidur malam ± 8 jam dan jarang terbangun. Tidur siang ±1-1,5 jam Ibu dapat melakukan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan Ibu mandi 2 X/hari, menggosok gigi dan keramas. Tidak ada
Tidur malam ± 8 jam dan jarang terbangun. Tidur siang kadang - kadang Ibu dapat melakukan pekerjaannya kadang – kadang dengan bantuan Ibu mandi 2 X/hari, menggosok gigi dan keramas. Tidak ada hambatan dalam
C.
2. Tidur D. Aktivitas E.
Kebersihan diri
hambatan dalam melakukan personal hygiene
melakukan personal hygiene
j. Psikososial 1. Psikologis Emosi ibu stabil namun ibu cemas terhadap keadaan kehamilannya. 2. Sosial Hubungan ibu dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, hubungan ibu dengan masyarakat sekitar juga terjalin dengan baik. 3. Spiritual Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu
k. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : Nampak berusaha tenang, lemah. Tingkat kesadaran compos mentis, GCS : 4 – 5 – 6. TB 157 cm, LILA 24 cm dan BB sebelum hamil 48 Kg, BB setelah hamil 52 Kg.. Tanda vital : nadi 84 X/menit, RR 24 X/menit, tekanan darah 120/70 mmHg dan suhu 36 oC.. 2. Head to toe
Kepala Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala dan kulit kepala tidak ada kotoran atau bersih.
Rambut Rambut lurus, nampak bersih, tidak ada ketombe, tertata rapih.
Mata (penglihatan). Visus normal, tidak menggunakan alat bantu. Konjungtiva agak pucat.
Hidung (penciuman). Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua lubang, peradangan mukosa dan polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal.
Telinga (pendengaran). Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, serta alat bantu tidak ada.
Mulut dan gigi.
Bentuk bibir normal, tidak bau mulut. Tidak ada perdarahan dan peradangan pada mulut. Mulut tampak kering. Sedangkan fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.
Leher Kelenjar getah bening tidak mengalami pembesaran, tidak ada kaku kuduk.
Thoraks (fungsi pernapasan) Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: simetris dimana dada kanan dan kiri sama, pengembangan dada optimal, payudara membesar : hangat, tidak ada kelainan. : bunyi sonor . : tidak ada ronchii, ataupun wheezing, bunyi vesikuler.
Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi
: terdapat striegravidium. : bising usus normal (15 X/menit). : normal. : ada nyeri tekan pada perut bawah, uterus teraba lunak.
Genetalia Keluar darah dari jalan lahir
Ekstremitas Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana mampu membolak – balikan tangan dan menggerakan kakinya.
Integumen Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit, turgor kulit jelek.
l. Pemeriksaan penunjang 1. Hb : 14 gr% 2. Tes kehamilan (-)
Blitar, 27 Juni 2012 Perawat
ANALISA DATA Nama Pasien : Ny. E Umur
: 24 tahun
No.registrasi : 24 Data Subyektif : Klien mengaku bingung dengan kehamilannya yang selalu mengalami keguguran Obyektif : Klien terlihat gelisah, berkeringat Subyektif : Klien mengatakan nyeri pada daerah perut bawah, merasa mulas – mulas dan nyeri akan bertambah jika bergerak, berkurang bila klien duduk Obyektif : Skala nyeri 4. Klien sesekali mendesis nyeri. Kontraksi uterus berlebih
Masalah
Etiologi
Ansietas
Abortus
Nyeri
Kontraksi uterus
Subyektif: Ibu mengatakan lemas. Obeyektif: Keadaan umum ibu nampak lemah, turgor kuliat jelek, mulut kering, perdarahan pervaginum 100 cc per 3 jam
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Pasien : Ny. E No. Registrasi : 24
Resiko kekurangan volume cairan dalam tubuh
Perdarahan pervaginum
1. Ansietas berhubungan dengan abortus 2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus 3. Resiko kekurangan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan perdarahan pervaginum
C. PERENCANAAN 1. PRIORITAS MASALAH DAFTAR MASALAH
Nama Pasien
: Ny.E
Usia
: 34 tahun
No. Registrasi
: 24
No.
TANGGAL
DX 1
MUNCUL 27 Juni 2012 08.00 WIB
DIAGNOSA
TANGGAL
TANDA
KEPERAWATAN Nyeri berhubungan
TERATASI 27 Juni 2012
TANGAN
dengan kontraksi
12.00 WIB
uterus berlebih
2
3
27 Juni 2012
Ansietas berhubungan
27 Juni 2012
08.00 WIB
dengan abortus
17.00 WIB
27 Juni 2012
Resiko kekurangan
27 Juni 2012
08.00 WIB
volume cairan
22.00 WIB
berhubungan dengan perdarahan pervaginum
2. TUJUAN, KRITERIA STANDAR, INTERVENSI, RASIONAL 3.
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 5. Nama klien 6. Usia 7. No. REG
: Ny. E : 34th : 24
8. 9.
17. 18.
10. D
19. N
11. 14.Tujuan & criteria hasil 20.Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24jam, pasien diharapkan mampu mengontrol nyeri yang dibuktikan dengan criteria hasil : 1. Klien mengatakan nyeri hilang/ terkontrol. 2. Ekspresi wajah tidak menunjukkan rasa menahan sakit.
Perencanaan
15.Intervensi 1. Berikan informasi dan petunjuk antisii mengenai penyebab ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat. 22. 2. Evaluasi tekanan darah dan nadi. Perhatikan perubahan perilaku. 23. 3. Ubah posisi klien dan beri gosokan punggung. Anjurkan teknik pernapasan dalam dan relaksasi serta distraksi (rangsangan jaringna kutan) 24. 4. Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa
16.Rasional 1. Meningkatkan pemahaman dan kooperatifnya pasien. 25. 26.
2. Untuk membedakan antara kegelisahan karena nyeri atau kehilangan tekanan darah akibat dari proses pembedahan. 27. 3. Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri. 28. 29. 30. 4. Memudahkan waktu berkemih secara periodic.
31.
32. C
3. Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3. 4. TD 120/80-130/90 21.mmHg. 5. Nadi 90x/mnt. 6. Pola nafas efektif 24x/mnt. 33.Setelah diberikan tindakan keperawatan, selama 3x24jam, klien diharapkan mampu mengatasi ansietas yang dibuktikan dengan criteria hasil : 1. Klien dapat mengungkapkan rasa takut dari masalah. 2. Klien mengungkapkan rasa ansietas berkurang 3. Menggunakan mekanisme koping yang tepat.
penuh.
1. Kaji respon psikologis kejadian, dan ketersediaan system pendukung. 34.
1. Makin klien mengatakan ancaman, makin besar tingkat ansietas. 42.
2. Tetap bersama klien dan tetap bicara perlahan, tunjukkan empati. 35.
2. Membantu mengatasi transmisi ansietas interpersonal dan mendemonstrasikan perhatian terhadap klien. 43.
3. Berikan penguatan aspek positif dari ibu. 36. 4. Anjurkan klien mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan. 37. 38. 5. Arahkan mekanisme koping yang diekspresikan. 39. 40. 41. 6. Berikan masa privasi,
3. Memfokuskan pada kemungkinan keberhasilan hasil akhir dan membantu membawa ancaman yang dirasakan. 44. 4. Membantu mengidentifikasi perasaan atau masalah negative dan member keseempatan untuk mengatasi perasaan berduka. 45. 5. Mendukung mekanisme koping dasar otomatik, meningkatkan kepercayaan diri, dan penerimaan menurunkan ansietas.
kurangi rangsang lingkungan.
48.
49. R
50.
1.
46. 6. Memungkinkan kesempatan bagi klien untuk menginternalisasi informasi. Menyusun sumber-sumber dan mengatasi dengan efektif. 47. 1.
51.
D. PELAKSANAAN
52. 53. CATATAN KEPERAWATAN 54. 55. Nama Pasien : Ny. E 56. Umur : 34 tahun 57. No. Registrasi : 24
58. 59.
62.
60. H 64. R 65. 27
61. Implementasi 1.
Mengajarkan Ibu tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Mengajarkan ibu tehnik nafas dalam 3. Membantu ibu meningkatkan rasa nyaman dengan mengambil data klien tentang karakteristik nyeri 4. Mengukur tanda – tanda vital setiap 10 menit sekali
66. 67. 68. 08 69. 70. 72.
73. R 74. 27
1. Mengakji respon psikologis 2. Mendampingi klien dan menunjukkan empati 3. Menganjurkan klien mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan 4. Mengarahkan mekanisme koping yang di ekspresikan 77.
75. 76. 08 78.
82. 83.
79.
86. R 87. 27
80.
95. 1. Mengajarkan Ibu tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Mengajarkan ibu tehnik nafas dalam 3. Membantu ibu meningkatkan rasa nyaman dengan mengambil data klien tentang karakteristik nyeri
88. 89. 10
4. Mengukur tanda – tanda vital setiap 10 menit sekali 5. Memberikan lingkungan yang tenang 6. Mengevaluasi rentang nyeri
90. 91. 92. 93. 94. 99. 97.
107. 1. Mengakji respon psikologis 100. 2. Mendampingi klien dan menunjukkan empati R 3. Menganjurkan klien mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan 101. 4. Mengarahkan mekanisme koping yang di ekspresikan 27 108. 109. 102. 110. 103. 11 104. 105. 106.
111. 112.
113. 1. Mengakji respon psikologis R 2. Mendampingi klien dan menunjukkan empati 3. Menganjurkan klien mengungkapkan dan 114. mengekspresikan perasaan 27 4. Mengarahkan mekanisme koping yang di ekspresikan 117. 115. 118. 116. 14
119. E. EVALUASI 120. 121.
Nama
: Ny.E
122.
Umur
: 34 tahun
123.
No.Registrasi : 24 124. No.
127. 128. 129.
125.
Tangga
EVALUASI FORMATIF
126.
EVALUASI
l dan Waktu
27 Juni 2012 10.00 WIB
130. 131. 132. 133. 134. 135. 136.
S : Ibu mengatakan nyeri belum berkurang O : TD: 12/80 mmHg RR: 20x/menit ND : 80x/menit Skala nyeri 2 A : masalah belum teratasi P : Intervensi no.1-4 dipertahankan dan ditambah 137.
139. 140.
27 Juni 2012 12.00 WIB
149. 150. 151. 152.
27 Juni 2012 11.00 WIB
158. 159. 160. 161. 167. 168. 169. 174. 175. 176.
182.
183.
141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148.
27 Juni 2012 14.00 WIB
27 Juni 2012 17.00 WIB 27 Juni 2012 22.00 WIB
177. 178. 179. 180.
S : pasien mengatakan nyeri berkurang bahkan kadang sudak tidak terasa O : ibu nampak rileks TD: 12/80 mmHg RR: 20x/menit ND : 80x/menit Skala nyeri 1 A : masalah teratasi P : rencana intervensi dihentikan 153. S : Ibu mengatakan merasakan cemas 154. O : Raut muka ibu nampak gelisah 155. A : masalah belum teratasi 156. P :Intervensi no 1-4 dipertahankan 162. S : Ibu mengatakan sedikit lebih tenang 163. O : Ibu nampak mampu mengontrol kecemasannya 164. A : Masalah teratasi sebagian 165. P : Intervensi no 1-4 dipertahankan 170. S : Ibu mengatakan perasaan sudah tenang 171. O : Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang tepat 172. A: Masalah teratasi 173. P :Intervensi dihentikan S: O: A: P: 181.