BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ciri-ciri tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang subur, mengandung berbagai macam zat atau mineral yang diperlukan oleh tanaman. Tanah yang subur secara fisik ditunjukkan oleh beberapa sifat penting tanah, diantaranya : tekstur, struktur, dan konsistensi tanah. Yang menjadi inti pembahasan dari praktikum acara V ini adalah konsistensi tanah dalam hubungannya dengan kadar air dari suatu contoh tanah dengan menggunakan analisis angka Atterberg. Konsistensi tanah selain mempengaruhi dalam pengolahan tanah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Konsistensi mempengaruhi tanaman dalam memanjangkan akar dan juga dapat mempengaruhi jumlah oksigen dan air dalam tanah yang merupakan kebutuhan esensial dari tanaman. Dengan pentingnya konsistensi tanah dalam menunjang kegiatan pertanian oleh karena itu praktikum acara 5 ini dilaksanakan. Konsistensi sangat dipengaruhi oleh kadar air. konsistensi berdasarkan kadar air dapat dibedakan menjadi padat, setengah padat, plastis, dan cair.
Angka-angka atterberg dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat Rheologi berupa angkaangka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan. Dalam tindakan pengolahan tanah sangat membutuhkan angka-angka penting ini karena pengolahan tanah akan sulit dilakukan kalau terlalu kering ataupun terlalu basah
B. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu menetapkan batas cair tanah 2. Mahasiswa mampu menetapkan batas lekat tanah 3. Mahasiswa mampu menetapkan batas gulung tanah 4. Mahasiswa mampu menetapkan batas berubah warna untuk menghitung jangka olah tanah, imdeks plastitis tanah, dan menghitung persediaan air maksimum dalam tanah A. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai batas cair, batas lekat, batas plastis maupun batas berubah warna sehingga dapat menentukan maupun menghitungnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, berdimensi tiga, menduduki sebagian (besar) permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk pada kondisi topografi/relief tertentu dan selama waktu tertentu. Jadi Tanah merupakan fungsi dari iklim, jasad hidup, bahan induk, topografi, dan waktu (Pandutama, 2003).
Konsistensi tanah adalah daya tanah atau ketahanan tanah terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya. Isitlah yang berkaitan dangat erat dengan kandungan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda (Saiffudin, 1986). Tingkat konsistensi tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut (Rajamuddin, 2009) : a. Tekstur Tanah : jika tekstur tanah didominasi oleh lempung, maka tanah tersebut akan cenderung liat/plastis b. Bahan organik tanah : tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi bersifat gembur dan liat/plastis c. Kadar koloid dalam tanah : jika kadar koloid dalam tanah tinggi, tanah tersebut akan liat/plastis d. Sifat atau jenis koloid tanah : dominasi koloid silikat akan menyebabkan tanah tersebut menjadi liat/plastis. Akan tetapi jika kandungan Sesquioksidanya dominan sifat plastisitasnya akan rendah. Atterberg menggunakan angka-angka konsistensi tanah. Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah karena pengolahan tanah akan sulit dilakukan jika tanah
terlalu kering ataupun terlalu basah. Batas-batas yang dipakai untuk mencirikan berat ringannya tanah adalah Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG), dan Batas Berubah Warna (BBW). Batas Cair (BC) adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah. Jika air lebih banyak tanah bersama air akan mengalir. Dalam hal ini tanah diaduk dulu dengan air sehingga tanah bukan dalam keadaan alami. Hal ini berbeda dengan istilah kapasitas lapang (field capacity) yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah dalam keadaan alami atau undisturbed (Foth, 1998) e. Batas Cair (BC) kadar lengas yang menyebabkan tanah dapat menggelincir terhadap pengaruh getaran standar atau ketukan tertentu.
Disebut juga batas alir atau batas
plastisitas tanah tertinggi. f. Batas Gulung (BG) kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat digulung-gulung menjadi batang kecil berdiameter 3mm, dan mulai retak-retak serta pecah. Disebut pula batas plastisitas terendah. g. Batas Lekat (BL) kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat melekat pada alat pengukur tertentu. h. Batas Berubah Warna (BBW) kadar lengas yang menunjukkan keadaan tanah mulai berubah warnanya. i.
Struktur tanah mempengaruhi bentuk kurva karakteristik lengas tanah khususnya pada harga tegangan yang rendah. Hal ini dibuktikan oleh percobaan pada dua macam tanah dengan
tektur
yang
sama,
tetapi
tanah
yang
satu
dipadatkan sedangkan tanah ya ng satunya tidak DAFTAR PUSTAKA
Handayani. 2011. Panduan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Madjid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah. Dalam http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-5-konsistensi.html. Diakses Senin, 19 November 2012 pukul 20.07 WIB.
Rindiawati, M. 1985. Tanah dan Permasalahannya. Jakarta : Erlangga
Rajamuddin, Ulfiyah A. 2009. “Kajian Tingkat Perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Daerah Kaluku Tinggi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah”. Volume 1, hlm. 4552. Dalam http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AGROLAND/article/viewFile/216/184 . Diakses pada tanggal 02 November 2014 pukul 06.37 WIB. Sutanto, Rachman. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah : Konsep dan Kenyataan. KANISIUS : Yogyakarta. BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan Alat yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain : 1. Casagrande 2. Spatula 3. Timbangan analitik 4. Botol timbang 5. Oven 6. Lempengan kaca 7. Lempengan kayu 8. Cawan 9. Lumpang dan mortar 10. Ayakan tyler Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : 1. Contoh tanah kering angin berukuran 2 mm sebanyak 200 gram dari berbagai lapisan tanah dalam profil. 2. Aquades
3.2 Cara Kerja 1.
Penentuan batas cair (Liquid Limit) a. Diambil contoh tanah dan dibuat pasta tanah dengan menambahkan air sedikit demi sedikit sehingga diperoleh pasta yang homogen.
b. Diletakkan sebagian pasta tanah di atas cawan alat casagrande dan permukaannya diratakan dengan colet sampai tebal pasta ± 1 cm. Kemudian dengan colet pasta tanah dibelah sepanjang sumbu simetris cawan. Sewaktu membelah pasta, colet dipegang sedemikian sehingga pada saat setiap kedudukannya selalu tegak lurus pada permukaan cawan dan ujung colet selalu tertekan di permukaan cawan. Di dasar alur pembelahan harus terlihat permukaan cawan yang bersih dari tanah selebar ujung colet (2 mm). c. Diputar alas casagrande secara cepat sehingga cawan terketuk-ketuk sebanyak 2x tiap detik. Dihitung jumlah ketukan untuk menutup alur sepanjang ±1 cm. d. Diulangi langkah (c), cawan diketuk-ketukkan lagi dan dihitung jumlah ketukan untuk menutup alurnya kembali. Diulangi hingga memperoleh jumlah ketukan yang tetap. e. Setelah diperoleh jumlah ketukan yang tetap, diambil sejumlah pasta tanah di sekitar bagian alur yang menutup. f. Dilakukan pengulangan sebanyak 1x g. Kemudian pasta tanah diambil dan diletakkan dalam cawan. Lalu berat pasta tanah basah + cawan (b) ditimbang dengan timbangan analitik, berat cawan kosong sudah ditimbang sebelumnya (a) hasilnya dicatat. h. Pasta yang ada dalam cawan dimasukkan dalam oven. Keesokan harinya berat pasta tanah kering + cawan (c) ditimbang lagi. Kemudian diukur kadar lengasnya. 2. Penentuan batas lekat a. Pasta tanah diambil dari acara batas cair, digumpalkan dalam tangan dan
colet
ditusukkan ke dalamnya ± 2,5 cm dengan kecepatan 1 cm/dtk b. Permukaan colet diperiksa : (i)
bersih, tidak ada tanah berarti pasta tanah lebih kering dari batas lekat
(ii) ada tanah atau suspensi melekat berarti pasta tanah lebih basah dari batas lekat c. Tergantung pada hasil langkah (b), pasta tanah ditambah atau dikurangi kelembabannya, dan diulangi langkah (a) hingga diperoleh keadaan di permukaan colet melekat suspensi tanah seperti dempul sepanjang 1/3 kedalaman penusukan. d. Apabila pada permukaan colet di sebelah ujungnya melekat suspensi seperti dempul sepanjang kira-kira 1/3 x dalamnya penusukan, selanjutnya diambil suspensi sekitar tusukan sebanyak 10 gram dan kadar lengasnya ditetapkan.
e. Kemudian pasta tanah diambil dan diletakkan dalam cawan. Lalu berat pasta tanah basah + cawan (b) ditimbang dengan timbangan analitik, berat cawan kosong sudah ditimbang sebelumnya (a) hasilnya dicatat. f. Pasta yang ada dalam cawan dimasukkan dalam oven. Keesokan harinya berat pasta tanah kering + cawan (c) ditimbang lagi. 3. Penentuan batas gulung/plastis a. Pasta tanah diambil ± 15 gr dari acara batas cair dan dibuat bentuk sosis. Kemudian diletakkan di atas lempengan kaca. Pasta tanah digulung-gulungkan dengan tangan (dari ujung jari sampai pangkal jari). b. Diperikas gulungan tanah yang terbentuk, bila gulungan mulai retak pada saat tebal gulungan 3 mm maka diambil dan diletakkan dalam cawan. Berat cawan kosong ditimbang (a). Kemudian berat pasta tanah gulungan + cawan (b) ditimbang. c. Pasta yang ada dalam cawan dimasukkan dalam oven. Keesokan harinya berat pasta tanah kering + cawan (c) ditimbang lagi. 4. Penentuan Berubah Warna a. Pasta tanah diratakan dengan colet sampai tipis dan licin di atas papan kayu yang rata dan halus. b. Bentuk pasta dibuat jorong, menipis dari bagian tengah ke tepi (dengan ketebalan bagian tengah ± 3 mm). c. Didiamkan dalam tempat yang teduh dan jauh dari tempat panas. Pada kondisi ini lengas dalam pasta pelan-pelan akan menguap dan, di mana penguapan pada bagian tepi akan lebih cepat dari bagian tengah. Pada waktu lengas menguap pori-pori yang ditinggalkan oleh lengas akan diisi oleh udara, dan warna tanah akan lebih terang. d. Setelah bagian tanah yang berubah warna mencapai panjang sekitar 0.5 cm, selanjutnya ambil bagian tersebut dan bagian di sampingnya yang berwarna gelap (± 5 cm) dengan colet.
BAB V
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kita akan menetepkan batas cair tanah,lekat tanah dan gulung tanah serta batas berubah warna untuk mendapatkan konsistensi tanah pada suatu horizon. Pertama-tama hal yang kita lakukan adalah penetuan batas cair sutuh horizon tanah. Pada penentuan batas cair ini kita menggunakan tanah horizon A yang dibuat pasta. Adapun cara membuat pasta ini kita menggunakan tanah yang telah diayak sebanyak kurang lebih 200 gram lalu di campur oleh aquadest. Takaran aquadest ini juga harus diberi sedikit demi sedikit. Karena kondisi tanah yang telah dibuat pasta tidak boleh terlalu kering atau terlalu lembek. Setelah sesuai takaran yang sesuai lau tanah terebut kita taru hapda alat casagrande, dimana alat ini akan meemperoleh batas cair dari jumlah ketukan pada mangkuk besi. Setelah diketuk secara cepat dimaan terdapat 2 ketukan dalam 1 detik maka tanah yang sebelumnya dipisah menjadi 2 bagian sisi kanan dan kiri ini akan menyatu. Batas cair ditentukan pada jumlah ketukan yang diketahui. semakin lama batas ketukan, maka kadar lengas tanah tersebut semakin sedikit. Dari ketiga metode tersebut, perhitungan dengan persamaan regresi merupakan metode yang paling baik karena hasil yang diperoleh merupakan hasil pengolahan semua data hasil pengamatan sehingga lebih akurat daripada metode grafik yang memungkinkan adanya data yang tidak tercakup dam metode rumus umum yang hanya menggunakan data satu kali pengamatan. Namun demikian dari hasil perhitungan dengan menggunakan ketiga metode tersebut diperoleh hasil yang yang tidak jauh berbeda. Batas cair yang diperoleh dari perhitungan tersebut menunjukkan kadar lengas maksimum yang dapat membuat tanah tidak mengalir bersama air, artinya jika tanahtanah tersebut memiliki kadar lengas dari batas cairnya lebih rendah maka tanah akan mengalir bersama dengan air Batas lekat adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain. Bila kadar air lebih rendah dari batas lekat, maka tanah tidak dapat melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas lekat, maka tanah akan mudah melekat bada benda lain. Karena itu pada kadar air lebih tinggi dari batas melekat, tanah sukar diolah. kita harus menggunakan colet yang bersih, jangan sampai berlemak atau kasar permukaannya. Jika colet berlemak, maka akan mengganggu menempelnya tanah pada colet; jika permukaanya kasar, akan menyebabkan tanah sulit melekat. Jika kedua hal ini terjadi, kita tidak dapat menentukan BL nya. Kelembaban tanah berkaitan dengan kemampuan tanah dalam menyerap dan menahan air. Jika suatu jenis tanah tidak bersifat
lekat maka hal ini menunjukan bahwa kelembabanya rendah. Jika kecepatan menusuk lebih lambat dari 5cm/detik, memungkinkan tanah yang seharusnya tidak lengket menjadi lengket. Dan dari praktikum ini kita mendapatkan nilai BL sebesar 39,56. Alat yang digunakan pada pengamatan adalah colet yang bersih dan permukaanya rata. Kecepatan penusukan dan penarikan colet penting, sebab kecepatan pergeseran berpengaruh terhadap kelekatan tanah pada permukaan colet. Batas Plastis ( BP ) adalah kandungan legas pada saat keliatan mulai terasa dan tanah dapat
dibentuk
sesuai
dengan
yang
dikehendaki.
Untuk BP, landasan penggolekan harus keras dan rata permukaannya agar pada saat kita menggolek-golekkan tanah, tekanan yang kita berikan dapat menyebar merata, kepadatan tanah tetap dapat terjaga. Apabila landasan yang digunakan berserabut tentunya akan mengganggu permukaan tambang tanah, misalnya memberi kasan retak atau akan mematahkan tambang tanah yang kita buat walaupun belum mencapai batas gulungnya. Dan dari praktikum ini kita mendapatkan nilai BP sebesar 34,41 Untuk BBW, istilah plastis dapat kita artikan liat. Pada selisih BT-BG yang menunjukan indeks plastis karena diantar BT dan BG tanah bersifat basah, menunjukan sifat liat tanah. Hubungannya dengan pengolahan tanah adalah menunjukan tingkat keliatan tanah. JO adalah selisih BL dan BG, BL menunjukan konsistensi lekat sangat tinggi, BG menunjukan batas konsistensi liat dan tidak liat. Pengolahan tanah tidak baik apabila antara BLA & BL karena struktur tanah peka terhadap kerusakan. BBW rendah seiring dengan BLB yang tinggi sehingga tanah mudah diolah karena tersedia rentang kadar lengas tanah yang lebar yang baik untuk mengolah tanah. Persediaan air tertinggi dalam tanah terjadi apabila pada saat tanah bersifat sangat liat, kejenuhan kadar air tinggi. Dan dari praktikum ini kita mendapatkan nilai BBW sebesar 16,70.
BAB V PEMBAHASAN
Pada saat menentukan batas cair tanah dengan menggunakan cawan casagrande, alur tanah pada saat cawan diketukkan harus menutup karena kekentalan dan bukan karena lanjutan atau luncuran belahan tanah pada permukaan cawan. Karena jika alur menutup oleh sebab luncuran berarti tanah terebut terlalu kering atau bisa juga disebabkan oleh permukaan cawan yang terlalu licin. Jika hal ini terjadi, maka percobaan untuk menentukan batas cair tanah kurang tepat sasaran karena perilaku objek yang diteliti bukan disebabkan oleh sifat dari objek itu sendiri, melainkan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi perilaku objek tersebut, contoh : karena kesalahan saat penggunaan alat. Jika alat Casagrande diputar lebih atau kurang dari 2x/detik akan berpengaruh dengan hasil pengamatan. Jumlah ketukan yang diinginkan adalah dalam kisaran 10-40 ketukan. Jika diputar terlalu lambat, tanah akan menyatu dalam jumlah ketukan yang mungkin melebihi dari 40 ketukan, begitu juga sebaliknya. Jika diputar terlalu cepat tanah juga kemungkinan akan menyatu sebelum sampai 10 ketukan. Hal ini menyebabkan data yang diinginkan tidak tercapai. Pasta tanah yang diambil dan ditetapkan kadarnya harus dari tanah yang berada di sekitar alur. Hal ini dilakukan karena pada tanah yang berada di sekitar alur ketebalan tanahnya paling maksimal dan penguapan air pada tanah di sekitar area ini sangat minimal.Sedangkan tanah yang berada di tepian cawan dimungkinkan sudah ada yang menguap karena ketebalannya sangat tipis, sehingga kadar air atau lengasnya sudah berkurang. Oleh karena itu, tanah yang dipakai untuk mengukur kadar lengasnya lebih baik tanah yang berada di sekitar alur. Pada penentuan batas lekat, tidak boleh menggunakan colet yang berlemak dan kasar permukaannya. Jika berlemak, tanah akan sulit menempel pada colet, sebaliknya jika colet permukaannya kasar maka tanah akan banyak yang menempel. Jika hal ini terjadi, maka akan sulit menentukan tanah yang melekat pada colet sepanjang 1/3 kedalaman penusukan. Batas melekat adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat lagi pada benda lain. Kadar air berhubungan dengan kelembaban tanah. Bila kadar air lebih rendah daripada batas lekat maka tanah tidak dapat melekat. Sedangkan apabila tanah memiliki kadar air yang lebih tinggi dari batas lekat maka tanah tersebut akan mudah melekat pada benda lain. Jika kecepatan menusukkan colet lebih cepat atau lebih lambat dari 5 cm/detik kemungkinan tanah akan mudah hancur dan untuk mengukur kadar lengasnya akan lebih sulit. Selain itu untuk menunjukkan tanah tersebut telah sampai pada batas lekat atau belum akan
cenderung berbeda-beda pada setiap ulangan. Oleh karena itu , pada setiap ulanagan diusahakan kecepatan penusukan juga harus sama (konstan). Untuk menentukan batas plastis diperlukan alas yang keras dan rata. Alas yang keras dan rata seperti kaca ini berfungsi untuk memudahkan dalam proses penggulungan sehingga didapatkan permukaan yang halus pula. Jika tanah digulung pada permukaan yang berserabut dan serabutnya ikut tergulung dengan tanah maka pada saat dikeringkan, akan mempengaruhi berat tanah hasil pengeringan. Bukan hanya cawan dan tanah kering saja, tetapi juga ketambahan berat serabut yang menempel pada tanah. Oleh karena itu, pada saat dikeringkan tanah harus bersih dari segala benda diluar partikel tanah yang menempel. Pada penetapan batas gulung diperlukan triplo (tiga kali pengulagan). Pengulangan sebanyak tiga kali dikarenakan biasanya diameter penggulungan tidak sama persis, oleh karena itu dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali agar data yang didapat nanti lebih valid. Sedangkan pada penentuan batas lekat pengulangan cukup dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Tanah yang diambil untuk menentukan kadar lengas pada batas lekat hanyalah tanah yang berada di sekitar dua sisi colet, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Dengan demikian pengulangannya cukup dilakukan sebanyak dua kali saja. Saat menentukan batas berubah warna, lapisan tanah di atas papan kayu dibuat menipis ke arah tepi. Tujuannya adalah untuk mempercepat penguapan pada daerah tepi bulatan tanah yang dipihkan, karena pada umumnya daerah yang paling tepi akan lebih cepat menguap daripada daerah di dalamnya. Pengambilan tanah pun dilakukan dengan mengambil tanah sebagian dari jalur warna muda dan sebagiannya lagi dari jalur yang masih gelap. Pada jalur yang masih gelap berarti tanah tersebut masih basah dan nantinya tanah ini akan dikeringkan untuk diketahui kadar lengasnya bersama dengan tanah yang sudah mengalami perubahan warna. Batas lekat tanah berhubungan erat dengan kadar ai. Semakin banyak air, maka batas lekat akan semakin turun. Sedangkan batas gulung diasumsikan keadaan tanah dimana waktu pengolahan tanah dapat dibongkar dengan mudah, tidak berubah dari struktur aslinya. Sedangkan jangka olah adalah kondisi tanah atau kelembaban tanah yang paling mudah untuk diolah. Oleh karena itu, jika ditulis dalam persamaan matematis jangka olah merupakan selisih antara batas lekat dan batas gulung. Semakin kecil jangka olah, maka pengolahan akan semakin sulit.
Persediaan air tertinggi dalam tanah adalah kandungan atau volume air maksimum yang masih dapat ditampung oleh tanah. Jika air melebihi batas tersebut makan tanah akan mengalami erosi. Persediaan air dalam tanah penting untuk pertumbuhan tanaman.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Batas cair tanah lapisan O berkisar antara 40-41 % 2. Batas lekat tanah lapisan O berkisar antara 40-42 % 3. Batas gulung tanah lapisan O berkisar antara 34-35 % 4. Batas berubah warna lapisan O berkisar antara 66- 80 %
B. Saran 1. Saat pengambilan data, diusahakan data terkumpul pada satu orang atau satu kertas, karena jika tidak demikian data akan tertukar antara percobaan yang satu dengan yang lainnya. 2. Pengambilan data sebaiknya dalam setiapm kelompok dibagi lagi menjadi kelompok kecil 3. Pendampingan assisten sangat diperlukan