OBAT GOLONGAN STEROID Kelompok 4 1. 2.
ISTI QOMAH IBNU SHULHAN
Pengertian Hormon
Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan tubuh dan dilepakan ke peredaran darah, menuju jaringan target, berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas atau senyawa tertentu dan menunjukkan efek biologis.
Beberapa contoh penting hormon yang mengandung inti steroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalis bagian kortek. Korteks adrenalis dibedakan menjadi tiga daerah histologis, yaitu : 1. Lapisan terluar (gromerular), mengeluarkan mineralokortikoid, seperti aldosteron dan deoksikortikosteron, yang berfungsi mengatur kesetimbanagn elektrolit dan air terutama pada proses absorbsi kembali natrium di tubulus distalis.
2. Lapisan tengah (fasikular), mensintesis glukokortikoid, seperti kortison dan hodrokortison yang berfungsi pada proses metabolisme karbohidrat, anti radang, anabolik dan penekan kortikotropin. Secara umum hormon ini dapat meningkatkan ketersediaan glukosa, merangsang katabolisme protein dan lipolisis.
3. Daerah dalam (retikular) mengeluarkan hormon kelamin seperti androgen dan progestin.
HORMON STEROID
Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi). Steroid banyak terdapat di alam tetapi dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai aktivitas biologis, yang mempunyai karakteristik tertentu yaitu seperti 1) substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam 2) subsitusi gugus metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C-18 dan C-19, kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada kelompok esterogen.
Mendengar kata steroid, anabolic steroid, obat perangsang meningkatnya metabolisme hormonal tubuh manusia sehingga menjadi lebih kuat. Steroid ini di dalam dunia olahraga sering menimbulkan kontroversi, mengingat prestasi seseorang dapat meningkat dengan mengkonsumsinya, sementara di pihak lain, konsumsi steroid dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia.
Baik yang terdapat di tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang larut dalam lemak, dan mempunyai struktur basa tetrasiklo. Struktur basa memiliki empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin sikloheksan dan siklopentan tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik di dalam metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam mevalonik, dalam biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan produk steroid yang berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada hewan menghasilkan kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan ergosterol.
Bagaimana hormon steroid bekerja?
Hormon steroid memiliki sifat lipid soluble sehingga dapat dengan mudah menembus membran sel menuju sitoplasma. Di sitosol hormon steroid berikatan dengan protein reseptor spesifik,membentuk suatu kompleks kemudian masuk ke nukleus dan mengikat specific regulatory sites pada kromosom. Ikatan tersebut mengaktifkan gen yang teregulasi melalui site tersebut kemudian menghasilkan produk berupa protein spesifik ( Laksmindra, 2005).
Hormon steroid dibagi menjadi dua golongan yaitu hormon adrenokortikoid dan hormon kelamin. 1. Hormon Adrenokortikoid Hormon adenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis dari kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormon ini dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal dari pituitary anterior. Hormon ini disebut pula dengan nama adrenokortikosteroid, adrenokortikal, kortikosteroid atau kortikoid. Beberapa fungsi fisioya behubungan dengan sistem kardiovaskular dan darah, sistem sraf pusat, otot polos dan stress. Hormon adrenokortikoid dibagi menjadi dua kelompok yaitu hormon mineralokortikoid dan glukokortikoid.
2. Hormon Kelamin umumnya turunan steroid; molekul bersifat planar danHormon kelamin siklopentanaperhidrofenantren, bersifattidak lentur.
CONTOH OBAT HORMON STEROID
ANDROLON Mengandung Mesterolon 25mg
INDIKASI
Gangguan akibat kekurangan androgen seperti penurunan efisiensi pada usia pertengahan & usia lanjut dan gangguan potensi, hipogonadisme, infertilitas, untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas sperma.
KONTRA INDIKASI Karsinoma prostat, sebelumnya atau sedang terdapat tumor hati. PERHATIAN Pemeriksaan prostat secara teratur. Gunakan hanya pada pasien pria saja. Jinak & jarang, tumor hati ganas yang dapat menyebabkan perdarahan dalam perut yang mengancam jiwa pernah terjadi. Jika keluhan pada perut bagain atas parah, pembesaran hati, atau tanda-tanda perdarahan dalam perut terjadi, harus dipertimbangkan adanya tumor hati.
EFEK SAMPING Jika terjadi ereksi yang bersifat sering dan menetap, kurangi dosis atau hentikan pengobatan DOSIS Gangguan akibat kekurangan androgen seperti penurunan efisiensi pada usia pertengahan & usia lanjut dan gangguan potensi : diawali dengan 1 tablet 3 kali sehari. Pemeliharaan : 1-2 kali sehari 1 tablet. Hipogonadisme : membutuhkan terapi lanjutan. Untuk membentuk karakteristik seks sekunder pada pria : 3 kali sehari 1-2 tablet selama beberapa bulan. Pemeliharan : 2-3 kali sehari 1 tablet. Infertilitas, untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas sperma 2-3 kali sehari 1 tablet untuk suatu siklus spermatogenesis. Dapat diulangi setelah beberapa minggu.
Mekanisme Kerja Mesterolon tidak merangsang tubuh utk memproduksi testosterone tetapi hanya secara lisan pengganti androgen yg digunakan. memperkuat perkembangan otot pada individu individu yg sehat atau kemampuan fisik, menambah kekuatan dengan penambahan kecil tetapi bersandar sepenuhnya utk memperoleh frame.
Struktur Mesterolone 1 alpha-methyl-17 beta-hydroxy-5 alphaandrostan-3-on
Organon Mengandung Etilestrenol 2 mg Indikasi Penyakit kronik pada pasien lansia Kontra Indikasi Kehamilan,karsinoma prostat, karsinoma mamma pada pria gangguan fungsi hati yang berat.
DOSIS
Dewasa; sehari 1-2 tablet Anak 10-20 kg ¼ tablet (0,5 mg); anak 20-30 kg ½ tablet (1 mg); anak > 30 kg, ¾ tablet (1,5 mg)
Efek Samping Pada dosis tinggi kadang terjadi kelainan fungsi hati, mual dan retensi cairan tubuh ringan, jika terjadi gangguan haid, hentikan pengobatan atau kurangi dosis, pada pengobatan anak-anak harus diperhatikan secara teliti maturasi tulang, hentikan pengobatan jika terjadi penyakit kuning kolestatik, atau fungsi hati menjadi tidak normal
Interaksi Obat Perokok meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Rifampisin,fenitoin,griseofulvin,barbitur at, ampisilin dan tetrasiklin Mekanisme Kerja Meningkatkan sintesa mRNa dan beberapa protein spesifik lain.
Sruktur Etilestrenol
(8R,9S,10R,13S,14S,17S)-17-ethyl-13-methyl2,3,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16-dodecahydro1H-cyclopenta[a]phenanthren-17-ol
KORTIKOSTEROID Dibentuk dari kolesterol dalam korteks anak ginjal yg mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, serta fungsi kardiovaskuler, ginjal, otot, sistem syaraf dan organ lain. Potensi kortikosteroid ditentukan 3 hal : 1. Efek retensi Na. 2. Penyimpanan glikogen. 3. Besarnya khasiat anti inflamasi. FUNGSI KORTIKOSTEROID BUKAN MERUPAKAN TERAPI KLAUSAL/KURATIF, TETAPI HANYA BERSIFAT PALIATIF.
Dalam klinis dibedakan menjadi 2 : 1.Glukokortikoid : mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak. Efek utama : penyimpanan glikogen dlm hepar dan efek anti inflamasi nyata, sedangkan pengaruh terhadap kesetimbangan air dan mineral kecil. Di hepar merangsang sintesis enzim yg berperan dlm proses glukoneogenesis dan metabolisme asam amino. Akibatnya sintesis glukosa tinggi. Contoh :- Kortisol (Hidrokortisol) - Betametason, deksametason, prednison, dll.
2. Mineralokortikoid : meningkatkan reabsorpsi ion Na serta ekskresi ion K dan ion H di tubuli ginjal. Maka jika terjadi hiperkortisisme akan terjadi keadaan : - Retensi Na ekspansi volume ekstrasel. Hipokalemia Alkalosis ion H Sebaliknya, jk terjadi hipokortisisme akan terjadi : Hiponatremia (volume cairan ekstrasel turun dan hidrasi sel),hiperkalemia dan asidosis. Contoh : Desoksikortikosteron, 11-desoksikortisol, fludrokortison.
STRUKTUR KIMIA KORTIKOSTEROID :
HO
CH2OH C=O OH CH3
O CH3
STRUKTUR KIMIA Glukokortikoid dan meneralokortikoid merupakan steroid C21 mengandung ciri yg sama, yaitu : Satu rantai samping ketol (keton & alkohol) pada posisi β C17. Satu keton α dan β tak jenuh pada cincin A. Pada glukokortikoid memiliki gugus 17α-hidroksil. Perubahan struktur kimia menyebabkan perubahan aktivitas biologik secara spesifik.
Cincin A : Ikatan rangkap C4-5 dan gugus keton pd C3 merupakan aktivitas kortikosteroid spesifik. Adanya ikatan rangkap C1-2 meningkatkan potensi retensi Na (prednisolon / prednison). Cincin B : Metilasi 6-α akan memperbesar efek anti inflamasi dan retensi Na (Metilprednisolon). Fluorinasi atom C9 meningkatkan aktifitas kortikosteroid (9- α –fluorokortisol).
Cincin C : Atom O pd C11 diperlukan untuk anti inflamasi dan regulasi karbohidrat. Oksidasi 11-β-hidroksi menjadi 11-keto akan menurunkan aktivitas Glukokortikoid dg nyata. Cincin D : Metilasi dan hidroksilasi atom C16 akan menurunkan retensi Na, tetapi sedikit mempengaruhi efek metabolisme dan anti inflamasi. (Triamsinolon, betametason, deksametason). Semua steroid yg memiliki substitusi hidroksi C17 digunakan sebagai anti inflamasi. Gugus hidroksi C21 meningkatkan efek retensi Na.
PENGHAMBAT KORTIKOSTEROID METIRAPON Menghambat kerja enzim 11-βhidroksilase, sehingga reaksi kortikosteroid berhenti pada pembentukan 11desoksikortisol. 2. AMINOGLUTETIMID Menghambat konversi kolesterolmenjadi -5-pregnenolon, sehingga mengganggu produksi kortisol, aldosteron dan steroid kelamin. 1.
Pengertian Antiinflamasi Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi. Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi terbagi dalam dua golongan, yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan obat antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja obat antiinflamasi golongan steroid dan non-steroid terutama bekerja menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang mengalami cedera.
Betamethason Betamethason adalah salahobat kortikosteroid yang mengandung fluor, mempunyai daya kerja yang besar. Akan tetapi penggunaan obat kortikosteroid yang mengandung fluor dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus yang bersifat permanen sampai terjadi atropi kulit. Salep hidrokortison 1 % sangat efektif untuk digunakan dalam jangka waktu lama. . Pemerian : Serbuk hablur berwarna putih sampai hampir putih. Kelarutan : Larut dalam air, tetapi agak sukar larut dalam aseton, etanol, dioksan, dan metanol. Tidak dapat bercampur dengan alkali, logam berat, metabisulfit. Betamethason dengan nama kimia ( 9-Fluoro-11β,17,21-trihidroksi-16βmetilpregna-1,4-diena- 3,20-dion )
Struktur Kimia
Indikasi Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis, dan sebagian lesi psoriasis. Kontraindikasi Infeksi virus, spt varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak dianjurkan untuk pruritus dan jerawat. Efek samping Sakit perut dan gangguan pencernaan,Mual dan muntah,Perubahan suasana hati,Mengalami susah tidur,Masa menstruasi tidak beraturan,Berat badan meningkat
Hidrokortison Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak berbau Kelarutan : sangat sukar larut dalam air dan dalam eter, agak sukar larut dalam etanol (95%) , dan dalam aseton , sukar larut dalam klorofrom . Hidrokortison dengan nama kimia ( 11 β, 17, 21trihidroksipregn-4-ena-3,20-dion ) Struktur Kimia
Indikasi: Menekan reaksi radang pada kulit yang bukan disebabkan infeksi seperti: eksema, dermatitis alergi, dermatitis seboreik, intertrigo, ruam "popok" pada bayi, pruritus yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap hidrokortison. - Inveksi virus. - Tuberkulosis kulit. - Pada akne, rosasea, Efek Samping: Pada penderita yang sensitif dapat timbul reaksi seperti: rasa terbakar, gatal, kekeringan, atropi kulit serta infeksi sekunder. dermatitis perioral dapat memperburuk keadaan
TERIMA KASIH Semoga Bermanfaat